• Skip to primary navigation
  • Skip to main content
  • Skip to primary sidebar

Portal Berita Karo

media komunikasi Taneh Karo, sejarah budaya Karo.

  • Home
You are here: Home / Archives for Sejarah

Sejarah

Bapak Rayat Sirulo panggilan Bung Karno di Karo

17 June 2011 by karo Leave a Comment

Soekarno

Bapak rakyat Sirulo begitu nama sapaan Bung Karno yang dijuluki warga Tanah Karo, saat dirinya diasingkan oleh Belanda bersama kedua rekannya, Agus Salim dan Sutan Syahril, tepat di Villa Kubu Jalan Djamin Ginting, simpang Lau Gumbah Berastagi, Kabupaten Karo tahun 1948.

Saat pengasingan selama 12 hari, Soekarno president pertama RI menyempatkan diri menanam pohon cemara kipas, yang menyerupai bentuk batang pohon beringin, dan berdaun cemara. Sehingga warga sekitar menyebutnya dengan pohon Soekarno yang tumbuh kokoh di areal tanah 1,5 hektar.

Fur dan Rizal Sahromi Nasution, dua penjaga bangunan itu mengatakan, Soekarno bersama Agus Salim dan Sutan Syahril diasingkan ke Berastagi saat dirinya bersikeras kepada Belanda, untuk tetap menjadikan Yogyakarta sebagai ibu kota Indonesia. Namun kelicikan penjajah muncul, untuk mengasingkan Soekarno, hingga mengebom Kota Yogya.

“Pada tanggal 22 Desember 1948, Soekarno dan dua sahabatnya dipaksa naik pesawat oleh Belanda, tanpa memberi tujuan perjalanan mereka. Namun Belanda masih selembar kertas kepada Soekarno dan berpesan bila pesawat sudah berada di atas, maka selembaran surat tersebut dapat dibuka,” terang Fur, sebagai generasi keempat perawat rumah itu, pagi ini.

Saat dirinya sudah berada di atas, Soekarno baru sadar kalau perjalanannya dari Yogyakarta menuju Berastagi dan dia mengatakan kepada pilot tujuan mereka. Saat dalam pengasingan, Agus Salim sempat kesal dengan Soekarno, karena tidak mau memberitahukan keberadaannya kepada Rakyat Indonesia (RI) mengingat dirinya orang nomor satu di Indonesia.

Namun seperti dikenal Republik Indonesia, dengan mempunyai sifat yang tidak gegabah dalam bertindak, Soekarno memilih untuk tetap tenang. Hingga sampai suatu hari, dirinya mendapat kabar dari pembantu tempat beliau dalam pengasingan, dirinya dalam bahaya, yang akan dibunuh dalam waktu dekat oleh Belanda.

“Namun saat itu Bung Karno, hanya diam mendegar ucapan pembantunya yang menyerupai namanya. Namun seketika itu, dirinya langsung membaca Al Quran, dan menulis ucapan ‘jangan percaya dengan omongan orang, namun percaya dengan janji Allah’ kemudian kata-kata diletakkannya ke dalam Al Quran,” terang Fur.

Lebih lanjut dikatakan Fur, sebelum pengiriman Soekarno ke Parapat, warga Tanah Karo sudah mengetahui, orang nomor satu ada di desa mereka. Dan upaya untuk membebaskan dilakukan warga sekitar, hingga terjadi kontak senjata anatara warga sekitar melawan Belanda.

Tepat 1 Januari 1949, Soekarno cs dipindahkan ke Parapat, Danau Toba, dan di sana julukan ‘Bapak Rakyat Sirulo’ (Bapak Kembang Kemakmuran Rakyat), dinobatkan warga Tanah Karo kepada President pertama.

Namun hingga saat ini, ada dua versi mengenai berapa lama Soekarno cs di pengasingan. Versi pertama menyebutkan hanya dua malam Soekarno di Berastagi, dan kemudian dibawa ke Parapat, dan ada sebagian mengatakan 12 hari di vila itu. Hingga saat ini, keterangan tentang berapa lama Soekarno diasingkan di kota wisata tidak ada yang tahu pasti.

Pesanggihan yang berwarna putih, dengan gaya arsitektur tahun 1800, yang terbuat hampir seluruh bagunan terbuat dari kayu jati. Dengan memiliki dua kamar, dan mempunyai luas bangunan 10×20 m.

Di ruang tamu vila itu, dapat ditemui dua patung Soekarno di antaranya patung pemberian Pemkab Karo tahun 2005 yang terbuat dari tanah liat, dan patung lagi duduk yang terbuat dari perak karya Djhoni Basri tahun 2005 pemahat asal pulau Jawa.

Sementara tanpak pada halaman depan patung Bung karno seberat 200 kg dengan bersila duduk, karya Djhoni yang diresmikan oleh Guruh Soekarno Putra pada tahun 2005. Untuk peninggalan yang dapat dilihat oleh pengunjung di pesanggihan Soekarno, di ruang kamar pribadi nomor dua terlihat membentang dua tempat tidur masih kokoh, serta lemari pakaian, meja makan yang semuanya terbuat dari kayu jati, dan berwarna hitam. (waspada)

Filed Under: Sejarah

Pahlawanan Karo 25 Tahun Berperang Melawan Belanda (Perang Sunggal Demi Harga Diri Bangsa)

17 June 2011 by karo 2 Comments

Makam datuk Badiuzzaman Sri Indera Pahlawan Surbakti di Cianjur Jawa Barat

Seorang Profesor dari Universitas Sumatera Utara yaitu Prof. Ahmad Samin Siregar memiliki catatan penting mengenai sejarah hidup kesultanan diseputaran deliserdang dan perjuangan salah seorang Penguasa Kesultanan melawan Belanda yang dapat dilihat pada link face book ini. Link tersebut adalah ajakan kepada setiap orang yang membacanya untuk mendukung Badiuzzaman Sri Indera Pahlawan Surbakti ditetapkan sebagai Pahlawan oleh pemerintah.

Point penting sebagai parameter kepahlawanan  yang disampaikan Prof Ahmad Samin adalah:

1. Mereka berjuang mengangkat senjata melawan Belanda yang menguasai/menjajah tanah mereka/Indonesia. Perang ini cukup menyusahkan Belanda karena banyaknya kerugian akibat bangsal tembakau milik perusahaan Belanda yang dibakar masyarakat

2. Mereka berjuang demi bangsa dan harga diri bangsa dengan begitu gigih hingga 25 tahun dan perjuangan ini menjadi catatan sejarah di Belanda. Perang ini merupakan salah satu perang yang terbesar sehingga pemerintah Hindia Belanda harus mengeluarkan ‘Medali Khusus’ untuk menghargai para pemimpin perang ini dari pihak mereka. Hal itu diketahui dari catatan yang terdapat di Museum KNIL, Bronbeek Belanda.  Perjuangan seperti ini pasti sangat melelahkan dan menimbulkan korban jiwa dan harta yang ‘tidak terhitung lagi jumlahnya’.

3.  Perang ini demi kepentingan rakyat, kepentingan wilayah  yang diambil Belanda untuk kepentingan mereka sebagai perkebunan oleh penjajah saat itu. Datuk Badiuzzaman Surbakti dengan rakyatnya mati-matian mempertahankan tanah tumpah darahnya. Perang ini bukanlah perang agama, tetapi perang yang sifatnya nasionalis.

4. Ketegasan dan sikap kepahlawanan yang rela berkorban dan siap mati demi mempertahankan wilayah dari keinginan penjajah selama lebih dari 25 tahun, sehinggaakhirnya dia di dibuang ke Jawa, Sikap ini menjadi teladan bagi keluarga dan handaitolan yang juga ditangkap dan dibuang ke Jawa demi mempertahankan kepentingan rakyat dan wilayah.

5.  Sebagai pemimpin perlawanan, Datuk Badiuzzaman Surbakti berhasil menghimpun kekuatan untuk menentang penjajahan Belanda dengan dibantu oleh para pejuang dari berbagai macam etnik seperti dari Karo, Melayu, Gayo, Aceh, dan Jawa eks tentara Belanda. Perang ini tidak lagi mempunyai kepentingan pribadi, tetapi yang muncul adalah kepentingan bersama. Artinya, ‘Perang Sunggal’ ini menjadi perang rakyat semesta.  Penghimpunan kekuatan seperti ini menunjukkan adanya rasa kesatuan, persatuan, dan dasar nasionalisme yang mendalam.

 

Gambar Datuk Sunggal dan Hamparan PerakGambar Datuk Sunggal dan Hamparan Perak

Menurut Prof Ahmad Samin,  dari kelima paramenter kepahlawanan ini cara berjuang, lama berjuang, motivasi perjuang, sikap perjuangan, dan skoup perjuangan ini layak membawa Badiuzzaman Sri Indera Pahlawan Surbakti ditetapkan sebagai Pahlawan oleh pemerintah. Untuk itu sebagai masyarakt KARO, tetap berkeinginan pemerintah menetapkan Badiuzzaman Sri Indera Pahlawan Surbakti sebagai Pahlawan oleh pemerintah.

Apa yang diberikan oleh Badiuzzaman Sri Indera Pahlawan Surbakti untuk Karo secara khusus dan Indonesia secara umum adalah sebuah teladan yang luarbiasa yang tidak mudah untuk dilakukan oleh orang dimasanya dan juga di masa ini. Dengan menetapkan Badiuzzaman Sri Indera Pahlawan Surbakti sebagai Pahlawan oleh pemerintah dan mempelajari sejarah perjuangnnya yang terpanjang di Indonesia DAPAT MENGEMBALIKAN IDENTITAS MORAL DAN KEPAHLAWANAN BANGSA INDONESIA. sumber

Filed Under: Pahlawan Tagged With: pahlawan, surbakti

  • « Go to Previous Page
  • Page 1
  • Page 2
  • Page 3

Primary Sidebar

Darami Artikel

Simbaruna

  • Update Kamus Karo Online
  • Aplikasi Android Kamus Karo bas Play Store
  • Salah Penggunaan Istilah Untuk Orang Karo
  • Persiapen Perjabun Kalak Karo
  • Aplikasi Lirik Lagu Karo Bas Android

Komentar

  • Leo Perangin angin on Kebun Tarigan dan Gendang Lima Puluh Kurang Dua
  • karo on Website Kamus Karo Online
  • Myna on Gelar Uru-urun Merga ras Beru Kalak Karo
  • Myna on Gelar Uru-urun Merga ras Beru Kalak Karo
  • Apinta perangin angin on Budaya Karo dalam Ekspresi Seni Lukis Modern Rasinta Tarigan

Categories

RSS Lagu Karo

  • La Kudiate
  • Percian
  • Rudang Rudang Sienggo Melus
  • Sayang
  • Nokoh

RSS Dev.Karo

  • Radio Karo Online v2.9
  • Kamus Karo v.1.2
  • Update Radio Karo Online 2.4
  • Bene bas Google nari
  • Aplikasi Lirik Lagu Karo Bas Android
  • Relaunching Situs Sastra Karo
  • Traffic Mulihi Stabil
  • Upgrade Server Radio Karo

Copyright © 2025 · Genesis Sample on Genesis Framework · WordPress · Log in

  • Home