Jenazah Tenaga Kerja Indonesia (TKI) asal Kabupaten Karo tertukar di Malaysia. Karenanya, orangtua TKI tersebut mendatangai Konsulat Jeneral (Konjen) Malaysia di Jalan Diponegoro Medan agar jenazah anak mereka dipulangkan ke tanah air, Selasa (18/10).
Isak tangis dan emosi terlihat dari raut wajah kedua orang tua almarhum Simon Petrus Sitepu (22), warga Desa Lau Mulgap Kecamatan Mardingding, Kabupaten Karo, yang meninggal di Malaysia Jumat (14/10) lalu. Pasalnya, jenazah anak pertama pasangan Bener Sitepu (43), dan Nurlela Br Tarigan (42), tertukar dengan mayat orang lain.
Hal itu diketahui setelah kedua pasangan ini dan beberapa sanak keluarga lainnya, melihat secara langsung jenazah yang dikirimkan ke Medan melalui Bandara Polonia, dengan pesawat Sriwijaya Air. Baik Nurlela maupun Benar Sitepu mengatakan, tidak sedikitpun ciri-ciri anak mereka terlihat pada jenazah yang dikirim tersebut.
Kabarnya, Simon meninggal dunia karena tertimpa alat berat saat bekerja di perkebunan sawit tempatnya bekerja. Menurut informasi yang diperoleh, Simon bekerja di perkebunan sawit, dari agency CV Mataram Jaya di Batam yang dipimpin Agus Hasibuan. Namun perusahaan sawit tempat Simon bekerja di Malaysia, tidak diketahui namanya.
“Jam 11.00 WIB tadi mayatnya sampai di bandara. Kami lihat, kok nggak mirip dengan anak kami. Anak kami itu, mukanya bulat. Tapi jenazah yang dikirim, mukanya lonjong. Terus, di tangan kiri anak kami di dekat jempol tangannya ada seperti tahi lalat. Tapi di jenazah ini, tidak ada. Tangan jenazah tadi, kami pegang-pegang masih bisa digoyang-goyang, berarti itu mayatnya masih baru. Anak kami meninggal lima hari lalu,” ungkap Nurlela dan Benar Sitepu kepada Sumut Pos (JPNN Group) di depan Konjen Malaysia di Medan.
Tak terima dengan kenyataan itu, Benar Sitepu dan Nurlela br Tarigan serta beberapa keluarganya mendatangi Konjen Malaysia, untuk mempertanyakan hal itu. Beberapa saat, keluarga almarhum Simon Sitepu menunggu jawaban dari pihak Konjen Malaysia.
Akhirnya, ayah almarhum Benar Sitepu dipersilahkan masuk. Tak berapa lama, Benar Sitepu kembali keluar dari dalam gedung konjen negara tetangga tersebut, dengan melambaikan tangan kepada wartawan dan mengatakan, ada kesalahpahaman.
“Ada kesalahpahaman. Saya disuruh menyampaikan kepada wartawan. Katanya akan segera diurus,” ungkapnya sembari berjalan kembali memasuki gedung Konjen tersebut.
Nurlela menuturkan, mereka mengetahui putranya tercinta telah meninggal berdasarkan keterangan rekan kerja Simon Manulang melalui telpon, Jumat (14/10) sore lalu. “Anakku sudah meninggal karena tertimpa alat berat. Aku kaget mendengarnya,” ungkap Nurlela sedih.(ari/jpnn)
Leave a Reply