Buah asal Tanah Karo (Sumut) kian terpojok oleh buah impor yang peredarannya membanjiri pasar tradisonal dan modern wilayah itu. Bisnis buah impor ini malah sampai ke pelosok dan pinggiran kota. Indikasinya buah asing ini bukan lagi dominasi pembeli berkantong tebal, tapi juga orang biasa.
“Ini yang bikin kita Mate (nyonyor). Ada istilah Jjeruk Tanah Karo- nasibmu kini,” kata Tarigan, petani jeruk di Tanah Karo, Senin (19/3/2012), ketika disambangi di kebunnya.
Menurutnya, sejak jeruk impor masuk ke hingga pedesaan, jeruk hasil taninya gak laku lagi. Kalau adsa pembeli hanya satu dua orang. “Sisanya busuk. Makanya kita malas memetiknya,” tandasnya bernada prustasi.
Di pasar, memang harga jeruk Tanah Karo yang dulu primadona Indonesia, harganya lebih mahal dari jeruk China misalnya. Selisihnya sekitar Rp15000-1800/kg.
Sebelumnya berdasarkan data diungkapkan Asisten II bidang ekonomi dan pembangunan Pemprov Sumut Djaili Azwar, 7 Februari, dalam Sinkronisasi Pelaksanaan Kegiatan Pengembangan Hortikultura Tahun 2012 dan Koordinasi Rancangan Tahun 2013 Wilayah Barat, di Medan, dua tahun terakhir Sumut mengimpor 20.851 ton buah. (citraindonesia)
Agus Marwa says
Saya perlu Petani yang bisa supply Jeruk Brastagi langsung ke Jakarta. mungkin bisa menolong.
poer says
Untuk para petani di tanah karo,
Saya punya formula untuk tanaman jeruk nya.
Kegunaan,
1.Mempercepat masa panen.
2.Memperbanyak jumlah panen.
3.Menjaga kualitas buah.
4.Melindungi buah dan pohon dari serangan lalat.
yang berminat,bisa menghubungi di nomer 08562839265.atau pin bb 26C8B277. Bisa langsung saya aplikasikan di perkebunan,pembuktian tidak hanya sekedar tulisan belaka.terima kasih