Copy paste langsung dari kompasiana, bila mau tau lebih jauh baca komentar-komentar disana.
Bahwa Suku Karo sudah ada sejak berabad-abad sebelum agama-agama masuk ke Karo. Karo juga memilki daerah yang luas dari daerah pingiran danau toba, ke utara daerah Karo saat ini, Langkat, Binjei, Medan hingga ke perbatasan Aceh dan juga ke timur dari bagian simalungun hingga ke deliserdang.
Karo itu dibagi menjadi KARO GUGUNG, dipegunungan, lalu KARO JAHE DELI SERDANG dan KARO JAHE LANGKAT, daerah langkat. Yang tersebar sedemikian rupa dengan bahasa yang sama tetapi logat yang berbeda.
Karo terkontaminasi oleh BATAK melalui gereja KARO Protestan yang berubah nama menjadi Gereja Batak Karo Protestan pada tahun 1941 dalam sebuah siding gereja. Pada saat itu ada gereja KARO yang tidak mau mengunakan istilah BATAK kedalam Gereja Karo sehingga mereka memisahkan diri dari GBKP dan membentuk gereja sendiri yang ada di Pematang Siantar saat ini.
Artinya bahwa orang KARO pada awalnya telah terpecah ada yang menerima kontaminasi batak, dan ada yang tidak menerima kontaminasi itu. Orang Karo yang berabad-abad tidak pernah menyebutkan dirinya batak, namun tiba-tiba menjadi batak saat itu. Ada yang memperkirakan karena kalahnya Belanda terhadap jerman, sementara gereja aliran dari Jerman mempengaruhi gereja KARO saat itu untuk mengunakan kata batak, padahal gereja Karo adalah aliaran CALVIN sedangkan gereja Jerman adalah Lutheran.
Tetapi kalau ditinjau dari teori lokasi dan perwakilan, maka saat itu Karo yang terkontaminasi menjadi batak didalam gereja GBKP adalah hanya segelintir orang saja. Orang Karo pada umumnya sulit untuk pindah agama, mereka telah memiliki agama awal yang sering disebut kepercayaan PEMENA. Artinya bahwa pada saat itu orang Karo yang terkontaminasi didalam batak adalah hanya orang Karo yang ada di GBKP sementara Karo yang PEMENA, HINDU, ISLAM dan sebagainya tidak mengaku mereka adalah batak. Karo adalah karo dan tanah Karo adalah Tanah Karo dan tidak pernah dipangil dengan tanah batak. Karena tanah batak itu diwakili oleh orang Tapanuli secara umum, yang batak itu adalah Tapanuli dan Karo tidak termasuk didalamnya.
GBKP semakin meningkat jumlahnya saat orang Karo dipaksa memeluk agama karena jaman PKI, selain menjadi Kristen, Katolik dan tentunya Islam. Pada dasarnya saat awal pembentukan GBKP, orang Karo yang jauh lebih banyak seperti di dataran deli dan langkat tidak tahu menahu mengenai karo yang terkontaminasi dengan nama batak dalam GBKP.
Logika kontaminasi lebih lanjut dapat dapat dilihat dari orang Karo yang berubah menjadi MELAYU, yang dipangil orang Maye-maye. Orang maye-maye ini berbahasa Karo tetapi tidak mau disebut sebagai orang Karo. Kelompok maya-maya ini adalah menjadi Karo melayu, mereka pada umumnya tidak lagi memakai merga tetapi kalau ditanya mereka akan mengatakan merganya. Ini dapat dikatakan orang KARO yang melarikan diri dan berubah menjadi kelompok melayu.
Jadi secara Logika dapat dikatakan Ada Karo, lalu ditempel atau dikontaminasi oleh kebatakkan menjadi Karo batak, tapi ada Karo yang melarikan diri menjadi Melayu jadilah dia maye-maye, ada karo yang tidak ditempel apa-apa jadilah dia KARO. Oleh karena itu pada dasarnya KARO adalah KARO dan jauh sebelum 1941 bahkan sejak abad 13 dan sebelumnya (naca tulisan sebelumnya hal LOGIKA ROHANI: KARO BUKAN BATAK) orang Karo tidak mengenal dan bukan bagaian dari Batak . Batak sendiri cendrung diberikan oleh orang ketiga yang tidak dengan benar mengenal siapa-siapa sesunguhnya suku-suku yanga ada di sumatera saat itu. Batak yang cendrung negative, tidak mewakili suku Karo yang sudah mengenal peradapan seperti yang dikenal dalam sejarah.
Dalam hal ini kita harus mengunakan logika dan berpikir ilmiah, terhadap ruang dan waktu dan pergerakan yang ada didalamnya bahwa KARO adalah KARO. Sebagian Karo telah terkontaminasi oleh batak menjadi Karo batak, sebagian mereka mengalihkan dirinya menjadi melayu maye-maye, namun masih lebih banyak orang KARO yang sama sekali tidak terkontaminasi dan tetap sebagai orang KARO adalah KARO.
Orang karo tidak terikat oleh darah tetapi kekerabatan, orang batak terikat secara darah, ini adalah salah satu falsafah yang sangat membedakan antara orang karo dan batak. Anda dapat menemikan orang karo dari model Mongolia sampai India, dengan bahasa yang berbeda dan kebiasaaan emosional juga berbeda dengan orang batak. Orang karo sendiri memilki banyak istilah untuk orang batak, karena memang memilki sifat-sifat yang berbeda. Banyak DATA dari sifat-sifat yang berbeda diantara KARO dan BATAK, sehingga sebenarnya sangat janggal untuk menyatukannya walaupun tentunya telah terjadi kontaminasi dari kekaroan itu sendiri. Dan tentunya telah terjadi kawin-mawin diantara mereka.
Virgo Surbakti says
Kok ada yg gak terima nih??
Saya marga surbakti torong dan saya orang karo bukan batak istri saya orang batak bru sirait tp anak saya tetap orang karo krn dia memakai marga saya..
andy says
merasa superior di atas halak batak, jd membuat istilah karo bukan batak,… otak nya lg cuti kek nya
J. Do says
Kontaminasi? Apa ngikut2? Atau Nggak suka di Sumatera Utara? Ntah mau buat negara sendiri? Gak peduli aku apa pun alasan Ente.. Mau Batak ato mau Karo. Tulisan Ente buat panas saja. Indonesia ini. Aku orang Batak!!! Tinggal di Karo sejak dilahirkan. Kakak aku pun menikah sama orang Karo. Tapi kok serasa tulisan Ente menjelek2kan orang Batak?
Salam.
nrin riani says
Ente masih perlu belajar karena ente ketahui sebatas 1941 jangan2 ente juga belum lahir ketika itu
dan masih sepihak yang ente sampaikan lewat cerita kontaminasi ketahuilah dan belajarlah pada yang sebenarnya. tq
David Surbakti says
nah, kmu sendiri??? identitas ngga jelas gitu, coba deh kasi penjelasan :)
Birink Goorky says
Hajar Palll Smangat
http://www.facebook.com/rijal.goorky