Dinilai lamban dalam menangani berbagai kecurangan dan pelanggaran tahapan Pilkada Karo, Rabu (27/10) lalu, puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Karo demo ke Panwaslu Kabupaten Karo di Jalan Pahlawan Kabanjahe, Senin (8/11) petang untuk mendesak agar institusi tersebut segera mengungkapkan segala pelanggaran dan kecurangan selama proses tahapan Pilkada di daerah itu.
Dengan melakukan long march mulai dari titik kumpul Makam Pahlawan Kabanjahe, mahasiswa mengusung dua bendera merah putih dan sejumlah poster yang bertuliskan di antaranya aliansi mahasiswa Karo meminta Panwaslu Karo independen, Mahasiswa mempertahankan Pemilukada Karo dan mahasiswa Karo menggugat Pemilukada Karo, mahasiswa tiba di Panwaslu Karo sekitar pukul 14.15 WIB.
Meski diguyur hujan, mahasiswa tetap semangat berdemo sambil meneriakkan yel-yel dan menyanyikan lagu “Maju Tak Gentar.” Menurut mereka, proses demokrasi Pilkada di Karo telah berlangsung, namun banyak permasalahan seperti kecurangan dan pelanggaran pada saat pesta demokrasi untuk memilih kepala daerah dan wakil kepala daerah di Bumi Turang.
“Terjadinya kerusuhan-kerusuhan yang berhubungan dengan proses demokrasi merupakan efek dari Pemilukada Karo yang ditemukan berbagai kecurangan dan pelanggaran,” ungkap mahasiswa.
Sehingga hal itu mencerminkan buruknya pelaksanaan dinamika demokrasi Pilkada di Karo, karena telah terjadi kerusuhan akibat ketidakpuasan masyarakat. Karena ditemukan beberapa hal pelanggaran dan menciderai demokrasi antara lain ditemukannya formulir C6 sebanyak 2459 lembar yang tidak dibagikan KPPS di Kelurahan Lau Cimba Kecamatan Kabanjahe, banyak laporan masyarakat dan juga penemuan pelanggaran money politik, banyaknya pemilih siluman yang melakukan pencontrengan lebih dari sekali.
Sebagai sosial kontrol dan agent of change, mahasiswa menuntut Panwaslu Karo untuk mengkaji dan menindaklanjuti semua laporan masyarakat tentang pelanggaran dan kecurangan pemilukada karo, mendesak KPUD Karo untuk bekerja lebih baik dan tetap mempertahankan independensinya dan meminta Panwaslu, masyarakat agar menjaga kekondusifan situasi di daerah ini akibat proses dinamika demokrasi.
Meski telah menyampaikan orasi dan telah berulang kali meminta untuk berdialog dengan pimpinan Panwaslu Karo masing-masing Ketua Morris Sembiring SH dan anggota Berlian br Tarigan SH Mhum yang juga Dekan Fakultas Hukum Universitas Quality Kabanjahe dan Nggeluh Sembiring, namun hal itu tidak digubris sama sekali. Malah, para mahasiswa berulang-ulang meneriakkan dan menuding Panwaslu mandul dan banci, tetap juga pihak Panwaslu tidak bergeming menerima dialog dari mahasiswa.
Kedatangan mahasiswa ke kantor Panwaslu Kabupaten Karo tidak membuat arus lalu-lintas macet dan mendapat pengawalan puluhan personil aparat kepolisian. Usai menyampaikan orasi, para mahasiswa membubarkan diri dengan tertib. (SIB)