Pusat Mitigasi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) ESDM hingga hari ini mencatat 19 gunung api berstatus waspada, dua siaga dan satu awas. Semua gunung tersebut adalah gunung api tipe A dari 68 gunung yang diamati.
“19 Gunung yang berstatus waspada, dua siaga dan satu berstatus awas. Belum ada tambahan perubahan status,” kata Kepala Sub Bidang Pengamatan Gunung Berapi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Agus Budianto kepada detikcom, Selasa (2/11).
19 Gunung yang berstatus waspada adalah: Gunung Seulawah (Aceh), Sinabung (Karo, Sumut), Talang (Solok, Sumbar), Kaba (Bengkulu), Kerinci (Jambi), Anak Krakatau (Lampung), Papandayan (Garut, Jabar), Slamet (Jateng), Bromo (Jatim), Semeru (Lumajang, Jatim), Batur (Bali), Rinjani (Lombok, NTB), Sangeang Api (Bima, NTB), Rokatenda (Flores, NTT), Egon (Sikka, NTT), Soputan (Minahasa Selatan, Sulut), Lokon (Tomohon, Sulut), Gamalama (Ternate, Maluku Utara) dan Gunung Dukono (Halmahera Utara, Maluku Utara)
Sedangkan dua Gunung yang berstatus siaga adalah: Gunung Karangetang (Sulut) dan Gunung Ibu (Halmahera Barat, Maluku Utara). Satu gunung bersatus awas yakni Gunung Merapi di Sleman, Yogyakarta.
Agus juga menyatakan bahwa Gunung Raung di Banyuwangi, Jawa Timur, masih terpantau normal. Gunung tersebut sebagaimana gunung aktif lainnya pasti mengeluarkan asap. Namun asapnya masih berwarna putih yang mengindikasikan banyak mengandung uap air dan emisi gas lainnya. “Tidak ada letusan. Gunung Raung statusnya masih normal,” jelas Agus.
Dia menyampaikan, pihaknya terus memonitoring gunung-gunung bertipe A. Kegempaan di sekitar gunung juga dipantau untuk mengetahui aktivitas magma di dalam perut gunung. Kalaupun suatu saat nanti meletus, maka itu wajar mengingat gunung-gunung tersebut masih berstatus aktif.
“Kalau meningkat statusnya kami harus memberi warning. Tapi hingga kini belum ada laporan peningkatan aktivitas. Status gunung kan diberikan berdasarkan potensi ancamannya,” sambung Agus. Menurut dia, Gunung Raung terakhir kali meletus pada 2009. Saat itu ada sekali letusan kecil, namun status gunung tidak beranjak dari level I alias aman.
Gunung tipe A adalah gunung yang pernah bererupsi sekurang-kurangnya satu kali sesudah tahun 1600. Sedangkan gunung tipe B adalah gunung yang sesudah tahun 1600 tidak lagi mengalami erupsi. Gunung tipe C adalah gunung berapi yang erupsinya tidak diketahui dalam sejarah manusia, atau tidak ada catatan letusannya.
Status bahaya level I atau aktif artinya berdasarkan pengamatan visual, kegempaan dan gejala vulkanik lainnya tidak memperlihatkan adanya kelainan. Level II atau waspada berarti ada peningkatan kegiatan berupa kelainan yang tampak secara visual atau hasil pemeriksaan kawah, kegempaan dan gejala vulkanik lainnya.
Di level III atau siaga, terjadi peningkatan pengamatan kawah secara visual, kegempaan dan metide lain yang saling mendukung. Sedangkan level 4 atau awas, letusan awal mulai terjadi berupa abu/ asap. Hal ini akan diikuti letusan utama. (dtc) analisa