Tanaman bawang prei sudah tidak asing bagi masyarakat Desa Jaranguda Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo karena desa ini merupakan salah satu sentra penghasil bawang prei di Sumatera Utara. Pada umumnya, usahatani bawang prei tidaklah menjadi sumber pendapatan utama bagi petani bawang prei di Desa Jaranguda. Sumber pendapatan lainnya adalah usahatani wortel, usahatani tomat, dan tanaman hortikultura lainnya. Walaupun usahatani bawang prei tidaklah menjadi prioritas utama, namun usahatani bawang prei diperkirakan akan memberikan kontribusi yang besar terhadap pendapatan keluarga.
Bawang prei (Allium porum L) di luar negeri jenis ini dikenal sebagai leek. Jenis ini tidak berumbi dan daunnya lebih lebar dari jenis bawang merah atau putih. Pelepahnya panjang dan liat, bagian dalam daun pipih. Bawang daun ini bisa tumbuh di dataran rendah maupun tinggi.
Pertumbuhan bawang prei menginginkan ketinggian sekitar 250-1.500 m dpl. Curah hujan yang tepat sekitar 1.500-2.000 mm/tahun. Suhu udara tempat tumbuh tanaman ini 18-25°C. Tanah dengan pH netral (6,5-7,5) cocok untuk budi daya bawang prei. Jenis tanah yang cocok ialah andosol (bekas lahan gunung berapi) dan tanah lempung yang mengandung pasir. Bawang daun bisa diperbanyak lewat biji maupun tunas anakan. Umumnya petani kita menggunakan stek tunas. Caranya dengan memisahkan anakan dari induknya. Secara teknis di lapangan, pertanaman bawang prei banyak mengalami kendala dalam budidayanya misalnya masalah pengolahan lahan, pemakaian pupuk serta adanya serangan hama dan penyakit tanaman,
Dari hasil kunjungan ke Desa Jaranguda pada tanggal 3 Juli 2012 yang lalu di salah satu lahan petani bawang prei ditemukan adanya pertumbuhan yang abnormal dengan keadaan visual tanaman dan lahan sebagai berikut :
1. Sebagian tanaman tumbuh kerdil.
2. Daun tanaman bawang prei tampak layu seperti mengalami kekeringan dan terdapat bercak coklat sepusat.
3. Pada sebagian akar tanaman terdapat warna merah muda.
4. pH tanah rata-rata diukur dengan soil tester yang diambil dari beberapa tempat di lahan pertanaman tersebut adalah 5,2.
5. Petani menggunakan pupuk kimia dalam jumlah banyak dan pupuk kandang yang belum
difermentasi.
selengkapna banci i downloadndu bas uji labolatorium perei jaranguda