Menyusul terjadinya lost contack dan perkiraan jatuhnya pesawat Casa 212 membawa 14 penumpang dan 4 awak di kawasan lereng pegunungan Kecamatan Bahorok Kabupaten Langkat, hingga kini masih belum diketahui persis lokasinya.
Bukan hanya itu, nasib seluruh penumpang serta awak maupun bangkai pesawat masih dalam pencaharian. Segenap personil berbagai instansi pun mulai bergerak, menyebar lokasi lereng pegunungan Bahorok. Sesaat pesawat dikabarkan hilang sekitar pukul 08.30 WIB, informasi diperoleh pesawat kemungkinan jatuh di bukit kepang seputaran perbatasan Kecamatan Batang Serangan dan Bahorok.
Selanjutnya, beredar lagi informasi jika titik lokasi jatuhnya pesawat di bukit kapur Bahorok. Hal itu, dikuatkan adanya keterangan Syahrul (28) warga yang mengetahui atau melihat asap zet menungkik atau turun tidak seperti biasanya lurus ketika hendak bekerja ke Batu Katak.
Personil gabungan TNI/Polri serta Tim SAR yang mengambil titik kumpul di Tusan Pintar Lau Damak, Batu Katak-Langkat, menerima informasi berharga itu langsung merangsek menuju lokasi disebutkan saksi warga tadi. Namun, hujan yang turun menjelang petang membuat jalur lintasan menjadi licin dilalui walau berjalan kaki.
Kapolres Langkat, AKBP H Mardiyono, belum dapat memberikan keterangan resmi titik lokasi jatuhnya pesawat. Tetapi berdasarkan peta wilayah Bahorok, posisi pesawat atau titik koordinatnya diperkirakan 03 derajat 23 menit Lintang Utara (LU) dan 098 derajat 02 menit Lintang Timur (LT).
Melalui pesan singkatnya, Kapolres menegaskan pihaknya sedang melacak kebenaran titik lokasi dimaksud bersama personil TNI/Polri, Tim SAR serta Balai TNGL maupun Dinas Kehutanan.
Kendati belum dapat dibenarkan, namun berdasarkan titik koordinat tersebut diperkirakan pesawat berada di Bukit Kapur Desa Tanjung Naman. Keyakinan itu semakin besar, menyusul informasi warga yang melihat adanya bangkai pesawat di lokasi dimaksudkan. Nah, sekitar pukul 16.00 Wib lewat tim gabungan merangsek menuju wilayah disebutkan tadi walau hujan masih belum reda.
Kapolsek Bahorok, AKP Biston Situmorang, secara terpisah kepada wartawan yang menghubungi mengaku belum mendapatkan atau menemukan dimana tepatnya lokasi atau titik jatuhnya pesawat.
“Wah, kita belum tahu. Belum tau kita dimana persisnya, saat ini bersama dengan petugas TNGL (taman nasional gunung leuser) masih melakukan pencaharian di seputar gunung Kapur,” beber Kapolsek sambil tegaskan sudah meminta petugas TNGL yang berpatroli.
Guna penambahan kekuatan, dari Mapolres Langkat diperbantukan puluhan personil Samapta menggunakan sepeda motor (jenis trail) agar dapat menembus lokasi sebagaimana diperkirakan.
Ketidakjelasan titik lokasi jatuhnya pesawat, membuat banyak serangkaian pendapat. Diantaranya disebut-sebut, pesawat tampak masih utuh di lereng gunung dengan kondisi penumpang atau awak tidak diketahui. Bahkan, warga juga mentengarai pesawat kemungkinan jatuhnya di wilayah NAD namun kehilangan kontak saat masih di wilayah Langkat.
Hingga kini, personil dari jajaran Polres Langkat di wilayah Langkat Hulu yakni Polsek Bahorok, Polsek Salapian dan Polsek Kuala maupun Samapta Polres Langkat diturunkan ke sekitar lokasi.
Tak hanya di Langkat, pemkab karo juga terus melakukan pencarian. Hal tersebut dilakukan mengingat letak Kabupaten Karo yang merupakan jalur lintasan pesawat, sekaligus bersebelahan langsung dengan hutan Aceh Tenggara, Kabupaten Langkat dan Kabupaten Dairi, yang diperkirakan sebagai lokasi jatuhnya pesawat naas tersebut.
“Info kepada seluruh Camat, Kepala Desa, dan masyarakat sekitar kecamatan Tiga Binanga, Lau Baleng, dan Mardinding telah kita sebar. Memang tersiar kabar kalau pesawat itu jatuh di hutan Bahorok Langkat. Tetapi bisa saja ada kemungkinan di wilayah hutan Kabupaten Karo,” ujar Kaban Kesbang Linmas Pol Pemkab Karo, Drs Suang Karo-karo.
Menurut Suang, hingga Kamis malam (29/9), belum ada kabar dari tim Sar Provinsi Sumut yang menyatakan terkait evakuasi dari Tanah Karo.
Bahkan diakuinya hingga kemarin sore, pihak aparatur pemerintahan,Kecamatan Bahorok,Kabupaten Langkat, juga masih mempertanyakan apakah pesawat tersebut ada ditemukan di wilayah Karo, karena di sekitar hutan Bahorok belum ditemukan.
Kapolres Tanah Karo, AKBP Ig Agung P SHMM melalui telepon selularnya mengatakan, dirinya juga telah menyampaikan informasi ke seluruh jajaran Polsek yang ada. Kapolres juga menjelaskan kalau pihaknya telah meminta perangkat desa, agar memeberi kabar kepada warganya, sehingga penelusuran informasi lebih cepat diterima.
“Khususnya personel yang ada di Polsek Tiga Binanga, Simpang Empat, Mardinding dan Lau Baleng, diminta agar melakukan penelusuran ke desa-desa. Apakah ada warga yang melihat pesawat jatuh atau mendengar suara dentuman akibat benturan ke tanah. Namun hingga malam ini belum ada kabar mengenai keberadaan pesawat itu di wilayah Karo,” ujarnya. Informasi lain yang diperoleh Sumut Pos di lapangan, kemarin malam, 12 orang Tim Sar dari Kutacane, 7 orang Sar dari Medan dan 4 orang dari RAPI berkumpul dan melakukan koordinasi dengan Sar Polres Karo, terkait kasus hilangnya pesawat Cassa rute Medan-Kutacane.
Di tempat lain Ima (30), beserta tiga rekan lainnya yang biasa berperan sebagai guide penuntun turis di daerah wisata Bahorok-Langkat memberitahukan kepada tim pencari pesawat mendengar suara ledakan yang sumbernya berasal dari arah Sungai Sembelang masih di kawasan Bahorok.
Ima menjelaskan kepada rombongan tim SAR yang di dalamnya tergabung awak Sumut Pos, ketika menelusuri perladangan cokelat menangkap suara dentuman benda keras di sungai Sembeleng yang ditempuh dengan perjalanan kaki sekitar tiga jam dari perladangan. Akhirnya, informasi para guide menjadi sasaran berikutnya oleh tim SAR. Mengingat, prakiraan lokasi sebelumnya di bukit kapur masih belum memperlihatkan kemajuan ditemukannya pesawat.
Sementara itu Kepala Satuan Brimob Sumut Komisaris Besar (Kombes) Pol Verdianto Bitticaca mengatakan, timnya juga yang terdiri atas 30 personel Brimob dan dipimpin perwira berpangkat Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) tersebut sudah bergerak sejak siang hari. Tim akan berada di lokasi kejadian hingga waktu yang belum ditentukan. “Setidaknya untuk tiga hari ke depan, tim akan berada di sana. Paling tidak, ya. Tetapi bisa lebih lama dari itu, bergantung situasinya. Ini kan operasi SAR,”katanya.(dan/wan/mag-4/hariansumutpos)