Tidak ada yang tidak mungkin dilakukan di saat kita percaya. Salah satu Grand Master asal Indonesia, Cerdas Barus, memang memiliki kekurangan fisik. Dia dilahirkan sebagai tuna rungu dan tuna wicara. namun, hal itu seperti bukan penghalang baginya untuk bisa menorehkan prestasi di cabang olahraga catur.
Kemenangan di Telin Chess International Tournament 2011 menjadikan Cerdas sebagai salah satu andalan Indonesia untuk perhelatan SEA Games XXVI. Cerdas pun menjadi pecatur terbaik pada turnamen yang berakhir pada Kamis (6/4) lalu dengan meraih 7,5 poin dari total sembilan babak yang dilaluinya.
Atlet Jawa Timur itu mengalahkan para pecatur ternama seperti GM Eugene Torre (Filipina), GM Merab Gagunashvili (Georgia), dan para pecatur Indonesia seperti IM Irwanto Sadikin dan GM Susanto Megaranto.
Ketua Bidang Pembinaan Pengurus Besar Persatuan Catur Seluruh Indonesia (PB PERCASI) Kristianus Liem menyatakan bahwa Cerdas, yang memiliki rating 2.443 itu, sebelumnya memang bukan menjadi atlet utama dalam pesta multicabang tingkat Asia Tenggara itu.
“Awalnya dia (Cerdas) memang diarahkan untuk menjadi pelapis, tetapi dengan hasil yang didapatkan saat ini dia akan diarahkan untuk menjadi atlet utama,” katanya.
Kecemerlangan Cerdas memang sebelumnya sudah teruji saat dirinya sukses menjuarai Olimpiade Catur Bled 2002. Saat itu pria kelahiran 1 Januari 1961 itu langsung mendapatkan gelar Grand Master.
“Saya menjadi juara, mendapatkan medali emas,” kata Cerdas terbata-bata sambil dibantu dengan isyarat dari tangannya.
Sejak menunjukkan prestasi di tahun 1987 pada kejuaraan nasional, Cerdas terus bersinar. Sayangnya, sebuah insiden traumatis yang mendera di tahun 2003, membuatnya harus beristirahat panjang memulihkan diri.
Saat itu, Cerdas mendapatkan perlakuan kasar saat dirinya baru saja kembali dari sebuah kejuaraan catur di luar Jakarta. Kedatangannya kembali ke Bandara Internasional Soekarno Hatta justru membuat pihak keamanan curiga dengan detak jam yang biasa menemaninya saat bermain catur.
“Mungkin saat itu bunyinya seperti sebuah bom, sehingga dia dicurigai. Mendapatkan perlakuan yang aneh, Pak Cerdas justru mencoba lari tetapi malah dipukul,” kata manager tim Jawa Timur Yusuf Santriyono, yang setia mendampingi Cerdas di sepanjang Telin Chess International Tournament.
Sejak insiden itu, Cerdas tidak dapat kembali bertarung di kejuaraan mana pun selama lima tahun. “Saya tidak bisa makan, selalu muntah. Kepala sakit,” kata Cerdas. Namun, sejak tahun 2008 Cerdas kembali bangkit dan menunjukkan prestasi yang semakin menanjak.
Tahun lalu, Cerdas menjadi yang terbaik di Kejuaraan Nasional 201o yang digelar di Manado, Sulawesi Utara. “Dan prestasinya terus menanjak sampai dengan saat ini, diharapkan nantinya Cerdas bisa membantu cabang catur untuk menyumbangkan emas pada SEA Games nanti,” kata Yusuf. (tempointeraktif)
Leave a Reply