Dua penambang pasir tradisional Teksi Tarigan (54) dan Jima Sinuraya (15), tewas tertimbun tanah longsor di kawasan Sungai Lau Dimbo Desa Bunuraya Tanah Karo, Rabu (27/10). Satu penambang lainnya, Irfan Ginting (17) ditemukan selamat dan dirawat intensif di RS Kabanjahe.
Saksi mata peristiwa itu Jemput Milala, menerangkan bahwa longsor itu disebabkan aktivitas penambangan pasir. Jadi tanah di sekitar sungai kerap disiram-siram, hingga memunculkan pasir. Dan tanah yang kerap disiram tak mampu menopang gerusan air.
Dalam tata cara pengambilan pasir terkini, biasanya Teksi terlebih dahulu menyiramkan air dengan mempergunakan mesin pompa dari atas bukit. Hal ini sudah dilakukan beberapa hari belakangan.
Setelah menyiramkan air, Teksi dan dua anggotanya kembali meneruskan aktivitas pengambilan pasir di bawah tanah berbukit yang di atasnya tumbuh pohon bambu. Saat itulah tanah longsor. Mereka bertiga tidak sempat melarikan diri, dan tertimpa longsoran tanah dan bambu.
Warga sekitar dibantu petugas Polres Tanah Karo dan Brimob yang mengetahui peristiwa itu, lantas membantu evakuasi korban. Kapolres Tanah Karo, AKBP Agung memimpin evakuasi.
Awalnya pencarian cukup sulit karena timbunan tanah cukup tebal. Namun suara korban selamat Irfan Ginting, menjadi tanda di mana korban terkubur. “Suara korban minta tolong terus-terusan, jadi kode menemukan korban tertimbun,” terang AKBP Agung.
Irfan lebih dulu dievakuasi, sedangkan dua korban lain tak tertolong dan ditemukan dalam posisi telungkup. Kedua korban tewas langsung dibawa ke RSU Kabanjahe untuk divisum.
Di rumah duka Teksi Tarigan, para kerabat terkejut seolah tak percaya dengan kejadian ini. Mereka yang pada awalnya berada di sekitar jambur desa untuk mengikuti pemungutan suara Pemilu Kada Karo langsung berlarian pulang.Raungan dan tangisan sanak saudara atas kepergian ayah lima anak ini pun tak terbendung. Rencananya, jasad korban akan dikebumikan hari ini usai disemayamkan sesuai tata cara adat Karo. (sumutpos)