• Skip to primary navigation
  • Skip to main content
  • Skip to primary sidebar

Portal Berita Karo

media komunikasi Taneh Karo, sejarah budaya Karo.

  • Home
You are here: Home / Archives for Berita Baru

Berita Baru

ROC Touring Wisata ke Tanah Karo

28 September 2011 by karo Leave a Comment

roc-medanRubby Owner Club (ROC) Sumut, Minggu pagi (25/9), menggelar touring wisata ke sejumlah tempat di Tanah Karo. Kegiatan itu diikuti puluhan anggota klub motor gede (moge) berlambang kepala rubah merah itu.

“Selain wisata dan meningkatkan silaturahmi, touring kali ini dilakukan untuk pemahaman dan implementasi peraturan lalulintas,” ujar Ketua ROC Sumut Agus Suherman, didampingi Sekretaris Arifin dan puluhan anggota lainnya di titik start, Cafe Harley Jalan Samanhudi, Medan.

Sekira pukul 08.00 WIB startpun dimulai. Namun sebelumnya dilakukan briefing dan doa bersama. Ini penting dilakukan untuk keselamatan selama di perjalanan. Usai doa bersama, Aldian Pinem memimpin di depan sebagai leader road. Pengacara kondang ini didapuk sebagai pemandu jalan karena dianggap paling paham kondisi jalan menuju ke kawasan gunung itu. “Pak Pinem yang di depan. Dia paling paham kondisi jalan menuju daerahnya,” kata Agus Suherman yang akrab dipanggil anggotanya dengan sebutan Chief ini.

Konvoi puluhan moge pagi itupun memecah kesenyapan jalanan Kota Medan. Berjalan beriringan, mengular melalui Jalan Sudirman, Jalan Patimura, Jalan Jamin Jamin Ginting hingga ke Berastagi. Sekira pukul 09.00 WIB, di tengah rintik hujan dan dinginnya udara pegunungan, rombongan beristirahat di titik pemberhentian pertama, Desa Panatapen, Sibolangit.

Setelah kurang lebih satu jam beristirahat, konvoi pun dilanjutkan, menyisir jalan berliku menuju Berastagi. Tiba di salah satu kecamatan, rombongan langsung mengular menuju Kota Kabanjahe. Setelah hampir satu jam beristirahat di Simpang Masjid Agung, rombongan melanjutkan konvoi menuju Gundaling, Berastagi.

Hujan kembali mengguyur saat rombongan tiba di rumah makan Gundaling untuk makan siang bersama. Tapi kondisi itu tak menghalangi rombongan untuk melanjutkan perjalanan. Kota Berastagi memang terkenal dengan hujan lokalnya. Karena saat melintas di bagian lain kota sejuk ini, mentari justeru bersinar terang. Dari Gundaling rombongan menyisir jalan lingkar luar Berastagi yang berbatasan langsung dengan hutan lindung. Dari jalan yang berkelok itu, Kota Berastagi tampak indah di bawah kabut. Sayang kondisi aspal yang tampak baru itu, mulai berlubang.

Keluar dari jalan lingkar luar Berastagi rombongan langsung menuju Kota Medan. Jalanan yang basah membuat rombongan ekstra hati-hati. Selain licin, topografi jalan yang menurun, membuat semua anggota menurunkan laju kendaraan. Sekira pukul 15.00 WIB rombongan beristirahat di kawasan PDAM Tirtanadi. Setelah briefing dan doa bersama, perjalanan menuju Kota Medan pun dilakukan.(her/sumutpos)

Filed Under: Berita Baru Tagged With: kunjungan ke taneh karo

Perbankan Sarana Peningkatan Ekonomi Pedagang Pasar dan Masyarakat Karo

28 September 2011 by karo Leave a Comment

Meningkatkan perekonomian masyarakat luas, khususnya para pedagang pasar Kabanjahe dan Berastagi di Tanah Karo harus bermitra dengan pihak perbankan.
Memenuhi mekanisme perbankan dan tata niaga itu, juga diperlukan peran serta pihak Badan Pertanahan Nasional (BPN) yang menerbitkan sertifikat hak milik (SHM) atau sertifikat hak guna usaha (HGU) masyarakat sebagai salah satu syarat agunan ke bank.

Hal itu ditegaskan Bupati Karo, DR (HC) Kena Ukur Karo Jambi Surbakti didampingi Wakil Bupati Terkelin Brahmana, SH ketika mencanangkan program BRI Cabang Kabanjahe, Peduli Pasar Rakyat (Pesat), meliputi pedagang pasar tradisional Kabanjahe dan Berastagi, Jumat (23/9) di Jalan Padang Mas II, Kabanjahe.

BRI Cabang Kabanjahe merupakan salah satu pihak perbankan, yang siap membantu peningkatan perekonomian masyarakat, baik melalui perkreditan atau pinjaman lunak yang tersedia, bupati menyarankan seluruh pihak Muspida dan Pimpinan SKPD dan khususnya para pedagang di Tanah Karo merespon program BRI Pesat yang hadir di teras-teras pertokoan atau pun di kios-kios pasar tradisional di Kabanjahe dan Berastagi.

Herman Depati selaku Pinca BRI Kabanjahe didampingi stafnya, Heldin Suranta Tarigan, Daud Sinukaban dan Sugeng dalam motivasinya meluncurkan program BRI Pesat di Tanah Karo berdasarkan program BRI secara nasional di seluruh nusantara dengan dukungan kantor dan pelayanan serta ATM mencapai 1.500 lokasi yang menyebar dari kota sampai pedesaan termasuk di wilayah 17 kecamatan yang ada di Tanah Karo.

Dalam pelaksanaan program tahap awal 2011, BRI membuka unit layanan Teras di pasar Kabanjahe dan Berastagi. Tahun 2012 diusulkan penambahan 2 unit Teras baru dan 1 unit Teras keliling untuk menjangkau pasar-pasar pekan di kecamatan. 

Seiring dengan pelaksanaan awal program itu, BRI Cabang Kabanjahe sekaligus menyerahkan bantuan alat-alat kebersihan kepada Pemkab Karo, berupa 100 tong sampah plastik, 10 beko sorong, 10 cangkul dan 10 cangkol garpu serta pembuatan 2 buah plank petunjuk lokasi Pasar Kabanjahe dan Berastagi kepada Bupati Karo dan secara spontanitas diterima kepala pasar Kabanjahe, Pribadi Sebayang dan Tamat Purba, selaku kepala pasar Berastagi.

Heldin Suranta Tarigan melaporkan, selama dibuka program BRI Teras di Pasar Kabanjanhe dan Berastagi, terkumpul dana dalam bentuk tabungan di Pasar Kabanjahe sebesar Rp1,4 miliar dari 57 penabung dan sebesar Rp1,5 miliar untuk 113 peminjam. Di pasar Berastagi terkumpul dana sebesar Rp1,8 miliar dari 272 penabung dan pinjaman sebesar Rp4,2 miliar untuk 265 orang. 

Untuk program Pesat dari 19-23 September 2011 telah terkumpul dana sebesar Rp1,3 miliar, pinjaman sebesar Rp3,25 miliar kepada 300 orang dari pasar Kabanjahe dan Berastagi, ujar Tarigan merinci dan dilanjutkan pantauan Bupati dan Wakil Bupati Karo bersama pimpinan BRI dan staf serta para pimpinan Muspida serta pimpinan SKPD meninjau pasar Kabanjahe dan berdialog dengan sejumlah pedagang.(ps) (Analisa)

Filed Under: Berita Baru Tagged With: ekonomi

Lelang Pinus HTHR Siosar Karo Disoal

28 September 2011 by karo Leave a Comment

Lelang tegakan kayu pinus Hutan Tanaman Hasil Reboisasi (HTHR) seluas 200 Ha di kawasan hutan produksi Siosar Kecamatan Merek Kabupaten Karo, disoal.Hal itu terungkap dalam rapat paripurna atas Laporan Pertanggungjawaban (LKPj) Bu­pati Karo 2010, di gedung DP­RD setempat,  Senin (26/9).
"Sampai saat ini pemberitahuan lelang tegakan kayu pinus tersebut belum ada disampaikan ke DPRD Karo secara tertulis. Jadi kita belum tahu se­perti apa wujudnya. Sesuai aturan yang berlaku, setiap ada perobahan status asset daerah, terlebih yang memiliki nilai ekonomis, seperti pelelangan kayu yang berada di hutan produksi Siosar selayaknya harus diketahui dewan," ujar Frans Dante Ginting dari Fraksi Gol­kar dan Natanael Ginting dari Fraksi Partai Indonesia Sejah­tera (PIS).
Menyikapi hal tersebut, Plt Kadis Kehutanan Pemkab Karo Sucipto, Selasa, (26/9) menga­kui lelang tegakan kayu pinus HTHR seluas 200 Ha di hutan produksi  Siosar dilakukan, karena pinus-pinus tersebut sudah berusia lebih kurang 37 tahun dan sudah sampai waktunya untuk dipanen atau ditebang.
pinus karo
"Kalau tidak dipanen kita yang rugi karena pinusnya akan mati sendiri karena mem­busuk melalui proses alam. Sementara kalau dipanen ha­silnya menjadi Penda­patan Asli Daerah (PAD)," jelas  Su­cipto.Dikatakannya, lelang tega­kan itu dilakukan panitia dari Kementerian Kehutanan di Ja­karta. Sedangkan izin yang di­keluarkan berkaitan dengan izin penetapan yang dikeluarkan  Kementerian Kehuta­nan RI, Nomor: SK 5/Menhut-II 2011 tertanggal 14 Januari 2011.
"Meski izin tersebut dike­lurakan Menhut, namun sebe­lumnya harus direkomendasi Bupati Karo dan hal itu sudah dilakukan bupati," ujar Sucipto sembari mengatakan, sebelum tegakan dilakukan, penawaran hasil panen sudah dilakukan oleh tujuh perusahaan nasional, masing-masing PT Dinami­ka Mitra Karsima Jakarta, PT Arta Pitagiri Lestari jakarta, PT Kencana Industri Tanjungmo­ra­wa, PT Sumber Karindo Sakti Tebingtinggi, PT Budi Tamora Permai Tanjungmorawa, Kope­rasi Perumahan Wana Bakti Nusantara Jakarta dan Kope­rasi Mitrakarsa Jakarta.
"Sampai saat ini pemenang lelang tegakan tersebut belum ada diumumkan. Jadi Dinas Kehutanan Pemkab Karo sifatnya hanya menerima tembusan saja dari pihak Kementerian Kehutanan. Kalau pemenang­nya sudah ada dan diumum­kan, kegiatan tersebut akan segera disosialisakan kepada setiap instansi terkait, lembaga maupun masyarakat," ujar­nya. (jurnalmedan)

Filed Under: Berita Baru Tagged With: Pinus HTHR

Medan Energi Metafisik Elemen Dekorasi Arsitektur Rumah Kurung Manik Karo

23 September 2011 by karo Leave a Comment

Pendahuluan

Dalam wilayah arsitektur nusantara rumah Karo juga mempunyai tipologi yang hampir sama dengan arsitektur nusantara lainnya, yaitu mempunyai beberapa jenis rumah. Jenis-jenis tersebut benyak difokuskan pada perbedaan wujud atap bangunan. Seperti didalam arsitektur Jawa yang mempunyai beberapa jenis atap, arsitektur Karo juga mempunyai beberapa jenis atap rumah yang mebedakan antara jenis yang satu dengan yang lain.

Rumah adat Karo kondisi aslinya terdiri dari dinding papan yang merupakan bahan utama dari semua arsitektur nusantara, mempunyai atap yang tersusun dari ijuk sejenis dengan arsitektur Bali, bertiang balok mempunyai muka, tanduk, ret-ret, takal dapur. Bagian kaki menggunakan pondasi palas. Puncak atap terdapat muka berbentuk segitiga sama kaki yang terbuat dari anyaman bambu. Bagian ini biasanya muka ini menjadi khas dalam pembahasan arsitektur nusantara. Dalam setiap jenis rumah Karo jumlah mukanya berbeda, karena tergantung jumlah tingkat atau susun dari jenis rumah Karo tersebut. Jika rumah yang atapnya tidak bertingkat jumlah mukanya 2 buah dalam posisi yang berlawanan. Sedangkan atap yang susun atau anjung-anjung 2 mempunyai jumlah muka sebanyak 8 buah.

Rumah Karo terdiri dari beberapa bentuk yang pada dasarnya adalah sama, yang membedakan adalah bentuk atapnya dan tiangnya. Berdasarkan bentuk atapnya terdapat bentuk Rumah Kurung Manik, rumah Sada Tersek, rumah Dua Tersek Pakai Anjung-anjung, Rumah Ayo. Sedangkan berdasarkan tiangnya dapat dibedakan rumah Sangka Manuk, rumah Sendi. Dalam satu kampung juga terdapat bangunan lain antara lain adalah Jambur, Geriten, Sapo Page, Lesung dan bagian lain yaitu Peken, Pendonen, Penjuman, Kerangen, Barong, Penjalangen, Tapin, Buah Uta-uta.

Bentuk dan teknik pembuatan rumah pada dasarnya juga hampir sama, seperti letak dinding miring kearah luar, mempunyai dua pintu masuk yang menghadap Timur-Barat. Pada kedua ujung atapnya terdapat terdapat tanduk atau patung kepala kerbau. Dinding, lantai dan tiang-tiagnnya terbuat dari kayu. Untuk tangga teras(ture) yang berada di ujung Timur-Barat dan beberapa perlengkapan lainnya terbuat dari bambu. Bagian atap dan pengikatnya terbuat dari ijuk yang disusun sebagai bidang penutup atap.

Dalam sistim pembangunan rumah adat Karo ini membutuhkan waktu yang cukup lama dan membutuhkan banyak tenaga sukarela. Mereka yang ikut berpartisipasi dalam pembangunan disebut dengan Adangen( tanggungan).

Seperti umumnya arsitektur tradisonal di nusantara arsitektur adat Karo pun mempunyai banyak dekorasi. Rumah adat Karo yang menggunakan dekorasi tersebut biasanya disebut dengan Gerga. Dekorasi-dekorasi tersebut mempunyai makna-makna magis bagi para penghuninya. Makna-makna tersbut disimbolkan dalam bentuk dekorasi yang mempunyai susunan khusus, seperti motif manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan. Dekorasi-dekorasi biasanya juga merupakan salah satu bagian sistim komunikasi penghuni mengenai filsafat hidup, prasasti pembangunan, dan nilai-nilai magis yang dianutnya.

Dekorasi atau ragam hias merupakan simbolisasi akan kepercayaan diluar jasmani. Kekuatan-keuatan tersebut dipercayai merupakan bagian dari keberlangsungan hidup seseorang didunia ini. Kepercayaan terhadap kekuatan diluar diri manusia menjadi bagian penting dunia arsitektur tradisional. Kekuatan-kekuatan tersebut memberikan dorongan terhadap keinginan, pengaturan nasib, keberuntungan, kecelakaan, dan situasi-situasi yang mengikuti manusia dalam menjalani hidup didunia ini.

Dekorasi

Dekorasi – dekorasi yang muncul dalam arsitektur Karo banyak berhubungan dengan fungsi-fungsi fisik dari obyek yang dipasangi dekorasi tersebut. Kepentingan-kepentingan atau harapan yang ingin dicapai diwakili dalam elemen dekoratif yang terdapat dalam setiap bagian dari benda tersebut. Seperti yang terdapat dimeja makan, penghuni berharap agar tidak terdapat keinginan jahat yang membuat makanan tersebut mengandung racun dan mengakibatkan keracunan atau kematian. Menghindari situasi-situasi yang buruk merupakan kondisi-kondisi yang ingin dicapai dalam setiap kegiatan.

Dari sisi pembuatan oranmentasi mempunyai empat cara, yaitu :

Pahatan(relief), biasanya banyak digunakan dalam dekorasi pada rumah
Torehan Pisau, bisanya banyak digunakan pada alat-alat
Penggunaan Cat
Dekorasi pada Tenun(hias)

Warna-warna dasar yang dipakai dalam adat Karo aslinya warna yang berasal dari alam yaitu warna merah putih dan hitam. Namun pada perkembangannya menjadi lebih beraneka ragam karena berkembangnya tuntutan dari sisi citra dan guna dari variasi warna-warna tersebut. Selain itu juga pengaruh dari luar pada jaman penjajah Belanda masuk ke Indonesia, banyak warna yang menjadi alternatif dalam membuat dekorasi.

Makna-makna warna dalam Karo antara lain merah berarti garang, putih berarti berhati suci, warna hitam berarti simbolisasi rakyata jelata(kunuma kurumah), warna biru berarti pandek(tukang doa), warna kuning berarti guru(dukun).

Ragam Hias biasanya terdapat pada bagian Ayo (muka rumah) dengan dengan hiasan geometris dan anyaman bambu. Sedangkan hiasan pemikul Ayo dibuat hiasan menyerupai gambar cecak dari bahan ijuk yang dalam bahasa Karo disebut sebagai Pangretret. Hiasan ini mempunyai makna magis tertentu, selain fungsi struktural pengikat dinding. Pada bagian Melmelen(dapur-dapur) yaitu pemikul derpih terdapat hiasan pokok yang terdiri dari tapak raja Sulaiman, Bindu Matoguh, embun Sikawiten, dan hiasan tepi seperti Cimbalau, tutup Dadu, Tiger Tudung dan lain-lain.

Dilihat dari sisi bentuk dekorasi pada rumah Karo mempunyai empat jenis, yaitu :

Bentuk geometris seperti ipen-ipen, tapak raja Sulaiman, piseren kambing, tiger tudung, bindu matoguh, cimba lau dan tutup dadu, desa siwaluh.
Bentuk tumbuh-tumbuhan dan alam, bunga gundur, pantil manggis, tulak paku, embun sikawiten.
Bentuk bintang, tanduk kerbau, pengretret.
Bentuk raksasa, cuping-cuping, takal dapur-dapur.

Kajian terhadap Elemen Dekoratif

Berdasarkan bahasa pola dari rumah Karo dapat diklasifikasikan dalam jenis :

Hiasan yang digantung atau disangkutkan seperti tanduk kerbau dan cuping-cuping
Hiasan yang diukir/dipahat/ digambar. Seperti hiasan-hiasan yang ada pada bilah-bilah papan dapur-dapur
Hiasan yang sekaligus menjadi bagian struktur, seperti anyaman ayo-ayo merupakan dinding sekaligus ornamental.

Ragam hias diatas merupakan penggolongan berdasarkan pola penemptan yang terjadi pada bagian-bagian rumah Karo. Kajian ini difokuskan pada penafsiran elemen-elemen dekoratif tersebut sehubungan dengan makna metafisik dari pemahaman penghuni rumah. Potensi dari kekuatan ruang yang dibentuk oleh koodinat elemen-elemen dekoratif tersebut untuk membentuk ruang yang mempunyai medan energi bagi penghuni menjadi lebih jelas jika kita dapat menghubungkan berdasarkan penempatannya.

Elemen Dekoratif Penolak Bala(Perlidungan)

Tanduk Kerbau

Hiasan yang digantung atau disangkutkan salah satunya adalah kepala kerbau. Tanduk kerbau yang dipasang diujung atap (bubungan) adalah tanduk asli, sedangkan kepala kerbau dapat dibuat dari tanah liat dan dicat warna putih. Hiasan kepala kerbau ini pada rumah Karo berjumlah 2 buah sebab jumlah ujung atapnya 2 buah. Dengan orientasi ke arah timur dan barat berarti tanduk kerbau ini juga menghadap timur dan barat.

Tanduk kerbau ini mempunyai makna yang melambangkan sikap hormat dan merunduk yang mengesankan sikap satria yang menghormati setiap orang tetapi juga siap untuk mempertahankan setiap gangguan yang muncul untuk mengganggu. Sikap satria yang ingin dimunculkan antara lain adalah keperkasaan, sportifitas tanpa harus mengganggu orang lain, seperti sifat kerbau yang cukup tenang dalam menhadapi situasi namun jika diganggu siap untuk mempertahankan.

Cuping-cuping

Ragam hias ini mempunyai posisi pada bagian setiap pojok rumah(suki) sebagai batas derpih atau dinding, antara derpih depan dan derpih samping. Bentuk cuping-cuping banyak menyerupai bentuk saun telinga manusia. Sehingga makna yang diinginkan analog dengan fungsi dari telinga yaitu sebagai alat untuk mendengarkan lingkungannya secara tajam. Dengan pendenganran yang tajam maka didapatkan kearifan yang cukup besar dalam berhubungan dengan lingkungan sekitarnya. Dengan begitu maka bekal ketajaman akan pendengaran terhadap sekitarnya, akan membuat tingkat kewaspadaan yang tinggi, sehingga siap untuk menangkal setiap gangguan yang ingin mengancam keberadaan.
Pangeretret

Pengretret

Ragam hias ini berbentuk seperti cicak yang mempunyai kepala pada kedua ujung badannya, dan terdapat tiga jari kaki ret-ret yang melambangkan ikatan keluarga tiga kesatuan. Pengretret ini juga mempunyai fungsi secara struktural pengikat bilah-bilah papan sebagai dinding(derpih).

Secara fisik ragam hias ini terbentuk dari jalinan tali ijuk yang menggambarkan makna kekuatan, penagkal setan dan melambangkan persatuan dan kesatuan masyarakat dalam menyelesaikan suatu masalah.

Penafsiran Medan Energi Metafisik ; Tanduk Kerbau dan Cuping-cuping

Sekarang kita perhatikan titik koordinat yang ditempati oleh elemen dekoratif yang digantung atau disangkutkan yaitu titik koordinat tanduk kerbau, cuping-cuping dan pelingkupan pengretret. Jika kita dapat membuat garis lurus yang kita hubungkan antara titik pemasangan elemen-elemen gantung tersebut, garis lurus tersebut membentuk geometri obyek bangunan tersebut. Garis garis tersebut membentuk medan energi yang melindungi semua penghuni rumah yang berada didalamnya. Rumah dipahami sebagai dunia kecil bagi kehidupan penghuni rumah Karo ini. Seperti atmosfer yang melindungi bumi ini dari beberapa gangguan meteor dan radiasi yang merusak lingkungan dan menyaring semua yang masuk dalam bumi. Medan ini juga memberikan suatu atmosfer perlindungan terhadap energi lain yang bermaksud untuk merusak siklus kehidupan dunia dalam ruangan rumah.

Cara membaca medan energi yang muncul dari titik koordinat tersebut sebagai berikut.

Perlindungan secara vertikal, tanda tersebut dapat dibaca dari garis putus yang hadir akibat perhubungan antara tanduk kerbau(1 dan 2) dengan empat titik penjuru tempat dari cuping-cuping yang berada pada keempat sudut(A,B,C,D) bangunan yang berhubungan dengan badan bangunan.
Perlindungan secara Horisontal, pengretret sebagai elemen ragam hias yang sekaligus berfungsi sebagai struktur pengikat bilah-bilah papan sebagai dinding , juga mempunyai fungsi metafisik sebagai penolak segala kejahatan. Melihat posisinya pengeretret menyerupai sabuk yang menghubungkan sudut-sudut bangunan empat persegi panjang Karo. Sabuk energi ini menghubungkan setiap kolom pojok tempat sangkutan dari cuping-cuping(A,B,C,D).

Elemen Dekoratif : Pengharapan Kelancaran Hidup

Dapur-dapur (melmelan)

Elemen-elemen dekoratif yang diukir/dipahat/ digambar lebih banyak berada pada dapur-dapur yang terdiri dari tapak raja Sulaiman, bindu matagah, teiger tudung,desa siwaluh, bunga gundur dan pantil manggis, Embun sikawiten, cimba lau dan tutup dadu.

Makna yang terkandung dalam dapur-dapur ini antara lain mengenai harapan akan kesehatan, petunjuk jalan agar tidak sesat, dijauhkan dari roh jahat, diberi kekuatan batin, keagungan dan kewibawaan , ketampanan, penunjuk arah bulan baik, keindahan, kemakmuran, kecerahan.

Penafsiran : Ruang Kehidupan Dunia

Jika kita melihat posisi fisik dapur-dapur ini merupakan bagian yang menjadi pengikat dari dari badan bangunan Kurung Manik Karo. Dapur-dapur merupakan elemen bangunan yang dekat dengan posisi manusia, yaitu mengelilingi ruang hunian manusia. Elemen ini memberikan batasan ruang kehidupan manusia dalam dunia kecil yang dinamakan rumah. Keinginan dan harapan yang ada dalam hati dan pikiran mereka tuangkan dalam dapur-dapur dengan bahasa pola yang dalam bentuk ukiran dan pahatan.

Beberapa makna dari papan dapur-dapur ini sesuai dengan makna ukiran perbagian antara lain :

dapur-dapur memberikan pewadahan(ruang) terhadap semua harapan penghuni rumah tersebut terhadap lingkungan fisik yang diinginkan sesuai posisi koordinat dari dapur-dapur yang menyangga dinding(derpih) dan melingkupi bangunan rumah.
Dapur-dapur sebagai media komitmen dan kitab yang berisi aturan dan harapan.
Kekuatan internal jasmani dalam melakukan aktifitas ruang dunia menjadi tujuan utama dalam memberikan makna dapur-dapur.

Elemen Dekoratif : Ekspresi Keseimbangan

Ayo-ayo

Membaca keseimbangan kehidupan fisik dan metafisik yang terdapat dalam totalitas bangunan ini dapat dilihat dari ragam hias ayo-ayo. Elemen ini mempunyai posisi di bagian depan(muka) dan belakang. Bagian muka-belakang mengarah pada mata angin Timur – Barat. Arah timur-barat ini sesuai dengan arah hulu dan hilir sungai yang berada didekat bangunan ini. Bentuk dari ayo-ayo ini adalah bidang segitiga yang mengisi muka atap bagian depan, berisi ukiran-ukiran yang sebagian besar bermakna keindahan (sebagai hiasan) dan penolak bala.

Penafsiran : Keseimbangan Kehidupan

Elemen ragam hias ini didominasi oleh bentuk-bentuk ornamen keindahan dan beberapa bagian kecil sebagai penolak bala. Keindahan adalah ragam hiasan yang mengungkapkan intuisi seni dan kebijaksanaan dari masyarakat tersebut. Pemahaman dan ungkapan nilai-nilai keindahan sangat berkaitan dengan makna kearifan , bijaksana, berlaku adil, keseimbangan atau segala sesuatu harus dalam keadaan yang berimbang.

sumbu

Ayo-ayo berhadapan langsung dengan orang yang akan masuk rumah atau dalam arah hadap yang sama dengan pintu masuk yang berada didepan dan belakang(timur-barat). Sehingga pola bidang ayo-ayo ini menyambut setiap orang yang akan masuk rumah. Bagaikan sebuah ramuan yang memberikan kekuatan terhadap semua makhluk yang masuk bangunan ini. Jadi ayo-ayo merupakan raut muka(interface) yang berkomunikasi tentang nilai-nilai keindahan secara keseluruhan terhadap setiap pengunjung.

Beberapa bentuk ornamen geometris memberikan hipnotis terhadap orang yang memandangnya. Susunan geometris yang memusat memberikan cara hipnotis untuk sebuah kejujuran.

Ornamen yang mirip dengan ornamen geometris seperti ornamen bunga gundur ini banyak dijumpai dalam susunan keseluruhan bidang Ayo-ayo. Semua ornamen terbentuk secara simetris dalam konfigurasi segitiga sama kaki. Bagian kiri dan kanan menjadi pemusatan energi yang dapat mempengaruhi pendatang yang masuk melalui pintu-pintu tersebut.

Tafsir Keseluruhan

Secara keseluruhan ragam hias atau dekorasi pada rumah adat Karo memberikan kekuatan ruang perlindungan , ruang pengharapan hidup, dan ruang kesimbangan bagi proses kehidupan masyarakat Karo Kurung Manik.

NB : Batak Karo diubah menjadi Karo, judul asli Medan Energi Metafisik Elemen Dekorasi Arsitektur Rumah Kurung Manik Batak Karo

Filed Under: Berita Baru Tagged With: Berita

463 KK Warga Agara di Tanah Karo Dipulangkan

23 September 2011 by karo Leave a Comment

Sebanyak 463 Kepala Keluarga (KK) warga Aceh Tenggara yang selama ini berdomisili di Kabupaten Tanah Karo, Sumatera Utara, akan dipulangkan dan ditempatkan di Kecamatan Leuser, Agara.

Pemindahan warga Agara itu, kata Kadis Sosial Aceh Tenggara, Djahidinsyah, kepada Serambinews.com, Senin (19/9) dilakukan secara bertahap. Untuk tahap pertama akan dipindahkan sebanyak 100 KK. Mereka akan menempati rumah bantuan di komplek Perumahan Komunitas Adat Terpencil (KAT) Desa Seurakut, Kecamatan Leuser.

Untuk proses pemindahan warga itu, kata Djahidinsyah, setelah dana dari Pemkab Agara yang akan dicairkan bulan September 2011 ini. Warga akan menempati rumah yang sudah rampung dibangun pada Maret 2011 lalu. Selain itu setiap KK akan diberikan jatah hidup (jadup) selama enam bulan, peralatan dapur, dan peralatan perkebunan dan hal ini dialokasikan dari dana APBK.

Pemkab Agara, sudah membangun 100 unit rumah yang dari dana Otsus Aceh sebesar Rp 4,8 Miliar. Untuk satu unit rumah berkonstruksi kayu dengan atap seng menghabiskan biaya sebesar Rp 48,6 juta.

Saat ini juga sedang dibangun rumah tahap ke II tipe yang sama sebanyak 90 unit di Desa Permata Musara, Kecamatan Leuser. Rumah tersebut dibangun dari dana Otsus Aceh sebesar Rp 4,3 Miliar. Rencananya dilanjutkan pembangunan tahap ke III sebanyak 123 unit.

“Rumah itu nantinya diprioritaskan untuk warga Agara yang selama ini berdomisili di Tanah Karo, Medan dan bukan untuk warga yang selama ini berdomisili di Agara. Warga yang dapat rumah itu sesuai SK Gubernur Aceh, Irwandi Yusuf dan yang tak ada dalam SK tidak diberikan.(*tribunnews)

Filed Under: Berita Baru Tagged With: pengungsi

Jajang C Noer Belajar Budaya Batak dari Sang Pacar

23 September 2011 by karo Leave a Comment

Jajang C Noor
Pemain film ‘Biola Tak Berdawai’, Jajang C Noer yang dalam waktu dekat bermain di Opera Batak, mengaku banyak belajar budaya Batak dari pacarnya. Pasalnya pacar dari Jajang C Noer yang tak diberitahu identitasnya, berdarah Karo. “Pasti saya akan bekerja dengan benar. Kebetulan pacar saya juga Batak. Dia tertampar kalau orang lain yang mempertunjukan budaya Batak lebih baik,” ujar Jajang C Noer, di Apartemen Beleza, Permata Hijau, Rabu (21/9/2011) malam.
Dalam memerankan sebuah tokoh, Jajang C Noer tak pernah terikat dengan sukunya, Padang. Selama mengangkat tema nasionalisme, Jajang C Noer bangga bisa bermain dalam setiap perhelatan. “Kita punya rasa nasionalisme kalau sadar akan akar kita, saya Padang saya bangga dengan kebangsaan saya, walaupun begitu saya lebih bangga saya orang Indonesia,” ungkap Jajang.
Rencananya Opera Batak akan digelar pada tanggal 12 Oktober 2011. Teater musikal yang membawa adat Batak itu akan digelar di Theater Jakarta, Taman Ismail Marzuki. (tribunnews)

NB : Batak Karo diubah menjadi Karo

Filed Under: Berita Baru Tagged With: karo bukan batak, orang karo

  • « Go to Previous Page
  • Page 1
  • Interim pages omitted …
  • Page 16
  • Page 17
  • Page 18
  • Page 19
  • Page 20
  • Interim pages omitted …
  • Page 30
  • Go to Next Page »

Primary Sidebar

Darami Artikel

Simbaruna

  • Update Kamus Karo Online
  • Aplikasi Android Kamus Karo bas Play Store
  • Salah Penggunaan Istilah Untuk Orang Karo
  • Persiapen Perjabun Kalak Karo
  • Aplikasi Lirik Lagu Karo Bas Android

Komentar

  • Leo Perangin angin on Kebun Tarigan dan Gendang Lima Puluh Kurang Dua
  • karo on Website Kamus Karo Online
  • Myna on Gelar Uru-urun Merga ras Beru Kalak Karo
  • Myna on Gelar Uru-urun Merga ras Beru Kalak Karo
  • Apinta perangin angin on Budaya Karo dalam Ekspresi Seni Lukis Modern Rasinta Tarigan

Categories

RSS Lagu Karo

  • La Kudiate
  • Percian
  • Rudang Rudang Sienggo Melus
  • Sayang
  • Nokoh

RSS Dev.Karo

  • Radio Karo Online v2.9
  • Kamus Karo v.1.2
  • Update Radio Karo Online 2.4
  • Bene bas Google nari
  • Aplikasi Lirik Lagu Karo Bas Android
  • Relaunching Situs Sastra Karo
  • Traffic Mulihi Stabil
  • Upgrade Server Radio Karo

Copyright © 2025 · Genesis Sample on Genesis Framework · WordPress · Log in

  • Home