Pemilukada Kabupaten Karo terus bergejolak. Kali ini, seribuan masyarakat Karo mengatasnamakan rakyat pro demokrasi kembali menggelar demo ke Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) Kecamatan Kabanjahe, Minggu (31/10) untuk mendesak Pilkada Kabupaten Karo diulang dan hentikan perhitungan suara. Karena banyaknya temuan pelanggaran, di antaranya money politics, pencoblos yang menggunakan hak suaranya beberapa kali di Tempat Pemungutan Suara (TPS) di hampir seluruh kecamatan se-Kabupaten Karo.
Para pengunjuk rasa juga menuding KPU berkonspirasi melakukan money politics untuk memenangkan salah satu calon Bupati Karo dalam Pemilukada Karo 2010.
Massa dari berbagai kecamatan di Kabupaten Karo dengan mengendarai berbagai jenis angkutan tiba di kantor PPK Kecamatan Kabanjahe yang seatap dengan Kantor Camat Kabanjahe sekitar pukul 9.30 WIB.
Massa meneriakkan yel-yel, Pilkada di Kabupaten Karo diulang dan hentikan perhitungan suara termasuk sejumlah poster bertuliskan di antaranya “KPU Kotor, Tanah Karo Hancur Oleh Pemimpin Kotor, KPU Karo Amburadul, Pilkada Harus Ulang. Konsiprasi Money Politics, Manipulasi Suara dan Pilkada Karo Curang, KPU Dracula, Panwas Impoten” dan lainnya.
“Hentikan perhitungan suara. Sebab hari ini, hari Minggu, adalah hari libur dan hari suci bagi umat Kristiani untuk melakukan ibadah. Tidak ada kegiatan di kantor-kantor di seluruh Indonesia. Ini sudah sama melanggar sila pertama dari Pancasila yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, karena itu hentikan penghitungan suara di PPK Kecamatan Kabanjahe,” ungkap pengunjuk rasa.
Melalui sejumlah juru bicara, disampaikan kepada mahasiswa yang berada di Karo maupun yang kuliah di Medan agar merapatkan barisan mendukung gerakan pro demokrasi di Tanah Karo. “Pilkada Karo ditemukan banyak kecurangan, untuk itu diharapkan agar mahasiswa tampil di barisan depan melawan ketidakbecusan penyelenggaraan Pemilukada di daerah ini. Karena hal itu, dikhawatirkan berdampak matinya demokrasi di daerah ini,” ujar pengunjuk rasa.
Pengunjuk rasa mencoba menerobos memasuki kantor PPK Kecamatan Kabanjahe untuk menghentikan perhitungan suara, namun mendapat pengawalan ketat yang berlapis-lapis dari aparat kepolisian sehingga aksi saling dorong terjadi di antara mereka. Berkat kesigapan petugas, bentrok fisik dapat dihindari, namun seorang pengunjuk rasa, Hery Ketaren warga Desa Suka Kecamatan Tigapanah mengalami luka di bagian kepala dan langsung dilarikan ke rumah sakit dan mendapat 10 jahitan.
Suasana semakin memanas, saat aparat kepolisian meminta perwakilan pengunjuk rasa sepuluh orang untuk bertemu dengan Ketua PPK Kecamatan Kabanjahe, Tenang Ginting. Menyahuti anjuran pihak aparat kepolisian, tiga orang perwakilan langsung menuju lokasi perhitungan suara. Selanjutnya, massa kembali meminta seratus orang perwakilannya menyaksikan perhitungan suara, namun hal itu hanya diizinkan sepuluh orang memasuki perhitungan suara.
Di dalam ruangan, Ketua PPK Kecamatan Kabanjahe Tenang Ginting dengan tegas mengatakan hanya yang punya mandat saksi berhak memasuki ruangan. Mendengar ucapan itu, spontan perwakilan yang berjumlah sepuluh orang itu memprotes dan meninggalkan ruangan. Saat itu juga massa berjumlah banyak langsung menerobos barisan pagar betis aparat kepolisian yang bertugas di pintu masuk kantor itu.
Di luar ruangan di pintu masuk gedung PPK, aksi dorong kembali terjadi berulang kali, namun hal itu tidak membuat petugas mengendorkan pengamanannya. Barisan pengamanan terus ditambah dengan mendatangkan puluhan personil Brimobdasu lengkap dengan tameng, senjata pelontar gas air mata dan senjata laras panjang. Di sisi kantor menyiagakan satu unit mobil trantis water canon Barracuda Gegana.
Mengantisipasi tindakan anarkhis, Kapolres Tanah Karo AKBP IG Prasetyoko menghimbau kepada massa agar tidak melakukan tindakan melanggar hukum karena yang rugi adalah kita sendiri yaitu Tanah Karo Simalem.
Hal yang menarik, pengunjuk rasa bersiaga dari setiap sisi kantor PPK, mereka menjaga agar kotak suara tidak keluar dari kantor PPK Kecamatan Kabanjahe. Malah segala pintu gerbang kantor tersebut dilapis dengan kendaraan berbendera merah putih agar kotak suara tidak dapat dibawa ke luar.
Pantauan wartawan, suasana yang semakin memanas, calon Bupati Karo yakni Abednego Sembiring, Riemenda Jamin Ginting, Petrus Sitepu mendatangi Kantor PPK Kabanjahe sekitar pukul 12.45 WIB yang berupaya menenangkan massa agar dalam menyampaikan aspirasinya tidak anarkhis. “Kami sedang berupaya meminta ketegasan PPK agar dihentikan perhitungan suara,” ungkap mereka.
Di sekitar gedung PPK situasi semakin mencekam karena massa merangsek keluar Jalan Veteran membakar ban di depan pintu gerbang. Hal itu mengundang perhatian warga yang sedang melintas, namun kemacetan dapat dihindarkan dengan kesigapan aparat kepolisian mengatur lalu-lintas.
Hingga berita ini dikirim ke redaksi pada pukul 15.30 WIB antara PPK Kabanjahe dan para calon bupati Karo masih berlangsung dialog dengan alot di lantai II gedung PPK Kabanjahe. (sib)