• Skip to primary navigation
  • Skip to main content
  • Skip to primary sidebar

Portal Berita Karo

media komunikasi Taneh Karo, sejarah budaya Karo.

  • Home
You are here: Home / Archives for karo

karo

Biak-Biak Silima Merga Kalak Karo

4 September 2011 by karo 1 Comment

merga silima
Nina tua-tua erpalasken pengalamen si lit bas ia, lit nge enda biak-biak kepribadian kalak Karo rikutken merga-merga i bas Merga Silima, e me Karo-karo, Ginting, Sembiring, Perangin-angin ras Tarigan, amin gia labo tepat kal. Biak entah pe temperamen kalak Karo rikutken mergana enda, mawen-mawen lit kebenarenna, e maka ijadiken kuan-kuan, ituriken kalak ersundut-sundut. Nina kuan-kuan e bagenda:
– Cerdik Karo-karo
– Jembua Ginting
– Mejeret Sembiring
– Perbual Tarigan
– Kecek Perangin-angin

Cerdik Karo-karo ningen e, lit buktina, e me: Tangtangna kalak Karo sarjana, e me Dr. B. Sitepu ras Mr. Jaga Bukit. Tangtangna Profesor kalak Karo e me Prof. A. T. Barus. Tangtangna kalak karo jadi Gubernur, e me Ulung Sitepu. Pecatur kalak karo si juara Internasional e me Cerdas Barus.

Jembua Ginting, Kalak mejembua lantang ngeranana, teridah biakna si mbisa kerna kebenaren. Erkiteken si e kalak Ginting terberita i bas kepangliman. Contohna Jamin Ginting ras Selamat Ginting. Tokoh enda duana cukup terkenal i Indonesia enda.

Mejeret Sembiring, Kalak sembiring “agak diplomat”. Contohna: “enggo kam man?” nina man kalak Sembiring. Jababna: “Adi la aku man ma labo bagenda belinna!”. Kalak sembiring biasana sitik ngerana tapi mbages ertina janah tuhu ateta. Banci siidah ibas tahun lima puluhen i bas paksa pembangunan Territorium (I) uga cara Nelang Sembiring ngatur Kodam enda, banci ikataken menam bali ras perancang nasional. Jelas dage maka ide-ide pembangunen e uluna ibas Sembiring Mergana. Kalak diplomat ngerana manjar-anjar tapi tuhu ateta maka seh idena ialoken kalak. Siinget pe nai ibahanna Sekolah Asisten Perkebunan, seh maka kalak Karo enterem erdahin i bas perkebunen (ADM, Staf, rsd).

Bual Tarigan. Bual labo ertina “bohong”. I bas jaman si adi mbue kal waktu kalak erbual-bual i jambur. Kalak si beluh erbual, ertina beluh maba bulung percakapen mahan bana ia jadi perlu ide-ide baru man kalak si deban. Dungna ia jadi kalak si erdolat erkiteken mbue pengikutna. Erbual-bual, ertina ercakap-cakap, ngerana seh binagana keri lako. Dage kalak Tarigan ngasup erbahan ate kalak tuhu arah pengeranana seh maka rulih me ia i bas biangana, budaya ras politik Kalak Tarigan nai nari termurmur i bas perbinagan. Lit beritana dalan Siantar nari ku Parapat kalak Tarigan erbanca. Stadion Teladan pe nai kalak Tarigan enda nge erbahanca. Terberita Tarigan Tua kalak si beluh erbinaga. i bas usaha pengangkuten nai “Firma Swift” kalak Tarigan kang empuna.

Kecek Perangin-angin. Kecek ijenda, ertina beluh kal ia make dilahna erbahan ate kalak malem. Ukur kalak malem-malem sembelah ibahanna. I bas sejarah terberita kebeluhen Sibayak Kuta Buuh maka banci ia jadi Sultan Langkat. Ia terberita beluh ras mbisa. Tentu siinget denga Sibayak Garamata si jadi penentang penjajah Belanda ku Taneh Karo.
E maka bicara Merga Silima enda banci ersada ia, sendalanen ia, ola ia sparadis, tentu seh kal sikapna. Bagem kira-kira batang belinna biak-biak si lima merga i bas Merga Silima.

Oleh Drs. Janggun Sitepu, dikutip dari Varia Diakonia GBKP Edisi 29

Filed Under: Seni dan Budaya Tagged With: cakap lumat

Cara Mendengarkan Radio Karo Online

3 September 2011 by karo 19 Comments

radio karo
Cara untuk mendengarkan Radio Karo Online
berikut ini adalah cara untuk mendengarkan radio karo online :

– Menggunakan Winamp

Bila anda belum mempunyai Winamp, download terlebih dahulu dari Winamp.com. Setelah selesai proses download, install aplikasi Winamp tersebut.
Bagi anda yang sudah memiliki Winamp, buka Winamp, lihat tombol add dibagian paling bawah Winamp anda, lalu klik tombol add tersebut, pada menu yang muncul klik add url (atau dengan cara pintas menggunakan kombinasi tombol ctrl + L)
winamp klik add url
Pada menu Add Url isikan http://radio.karo.or.id:8000/listen.pls lalu klik open
url radio karo

– Menggunakan AIMP2

AIMP2 bisa di download dari www.aimp2.us. Buka AIMP2 lalu tekan kombinasi ctrl + u atau dengan mengklik tanda + dibagian bawah lalu klik URL/Radio, untuk lebih jelasnya lihat gambar dibawah ini
menu aimp2
Pada menu Add Internet Radio Stream Url isikan http://radio.karo.or.id:8000/listen.pls pada URL dan Radio Karo Online pada enter name lalu akhiri dengan mengklik tombol OK. Lalu klik pada Radio Karo Online untuk mendengarkan Radio Karo Online.
klik radio karo online

– Melalui Website

Buka http://www.karo.or.id/radio-karo/, klik pada tombol yang dilingkari, seperti gambar dibawah ini
klik tombol play

–
untuk menggunakan media/player lainnya akan segera ditambah.

Filed Under: Berita Baru Tagged With: akses radio karo online, depan, radio karo

Perubahen waktu bas Kalak Karo

27 August 2011 by karo Leave a Comment

jam kalak karo
Perubahan waktu :

Perubahan waktu dalam satu hari dibagi menjadi 5, yang dalam bahasa Karo disebut “Mamisna Lima”

Erpagi-pagi jam 06.00 sampai 09.00
Pengului jam 09.00 sampai 11.00
Ciger jam 11.00 sampai 13.00
Linge jam 13.00 sampai 15.00
Karaben jam 15.00 sampai 17.0

Pada malam hari dibagi lagi menjadi 5 bagian :

Singgem Gelap
Elah Man
Tengah Berngi
Tekuak Manuk Sekali
Tekuak Manuk Pedua Kaliken

Filed Under: Seni dan Budaya Tagged With: jam kalak karo, waktu, waktu karo

Perusahaan di Karo Harus Tanggungjawab Kelola DAS

26 August 2011 by karo Leave a Comment

Pertemuan konsultasi masyarakat dan Fokus Group Discusssion (FGD) digelar Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) Wampu Sei Ular di PPWG Zentrum GBKP Kabanjahe, Kamis (11/8) dengan materi penjaringan permasalahan dalam penyusunan rencana terpadu DAS Wampu.
Sebagai pembicara pada focus group discussion itu, Kepala Balai Pengelolaan daerah Aliran sungai (DAS) Wampu Sei Ular Dr Ir Hotmauli Sianturi MSc For yang memaparkan tentang pengertian dan pengelolaan DAS terpadu, penegakan peraturan dan tentang kondisi umum DAS Wampu. analisa

Sedang fasilitator dari USU Prof Dr Ir Abdul Rauf MP mengharapkan masukan dari stakeholder tentang apa yang sudah, sedang, akan dilakukan tentang pengelolaan DAS terpadu serta harapan tentang kegiatan apa yang dilakukan tentang pengelolaan kawasan berbasis DAS terpadu antara Pemda, instansi, stake holders.

Pada forum diskusi seluruh stake holder, baik dari Pemda Simalungun dan Pemda Karo rata-rata mengeluh tentang keadaan di daerahnya dan mengharapkan, agar ada anggaran yang diturunkan dari pemerintah pusat ataupun provinsi dalam pelaksanaan pengelolaan DAS terpadu di daerahnya masing-masing, karena semua hal itu menyangkut tentang kegiatan yang seluruhnya memerlukan anggaran.

Tak Mengeluh

DPD LSM LIRA Karo, dihadiri Julianus Sembiring SPd sebagai Sekda LIRA Karo dan pengurus lainnya Erjuadi Sembiring mengatakan, tidak pernah mengeluh mengenai anggaran untuk menciptakan dan mengelola DAS terpadu di Kabupaten Karo.

“Kami memberikan bantuan tanaman kakao (coklat) kepada beberapa petani Karo yang menggunakan lahan di sekitar DAS dengan biaya sendiri, karena tanaman coklat lebih kurang 3 tahun sudah menghasilkan dan hal itu bagi petani dalam peningkatan ekonomi sekaligus berfungsi sebagai tanaman penyangga di lahan kemiringan sekitar DAS serta penyerapan air, kenapa harus tanaman tua yang digalakkan, yang dalam hal ini mengurangi rangsangan petani untuk menanami lahan di sekitar DAS, kata Sembiring.

Jangan terlampau mengharapkan anggaran dari pemerintah dalam pengelolaan DAS terpadu, perusahaan-perusahaan di Kabupaten Karo seperti yang memanfaatkan jasa lingkungan, harus bisa menjadi penanggung jawab utama dalam pengelolaan DAS Wampu.

Mereka harus membayar mahal terhadap kerusakan lingkungan, yang diakibatkan atas pengembangannya melalui PAD yang harus di tinggikan Pemda Karo serta memberikan kontribusi langsung melalui CSR (fungsi sosial) sesuai dengan UU No 40 tahun 2007, salah satu contoh pembangunan pipa distribusi air minum dari lokasi DAS ke pemukiman penduduk yang berfungsi sebagai serapan air (infiltrasi) dari daerah hulu ke hilir, menurut kami ini adalah solusi tercepat untuk alat resapan air (man made capital), hingga ketika musim hujan seperti saat sekarang, dari hilir tidak harus banjir akibat kiriman air dari daerah hulu, karena air itu sudah digunakan untuk kebutuhan air minum masyarakat, kata Julianus Sembiring tegas.

Ketua DPRD Karo Siti Aminah Br Perangin-angin mengharapkan, agar Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai lebih sering melakukan kegiatan seperti ini di Karo, karena merupakan salah satu lokasi sub DAS terbanyak di Sumut dan merupakan DAS hulu.

“Saya mengharapkan agar DPD LSM LIRA Kabupaten Karo lebih gencar untuk melakukan pengawasan tentang hutan dan memberikan masukan kepada pihak eksekutif dan legislatif untuk melestarikan dan mengelola DAS Wampu,” katanya.(ps)

Filed Under: Berita Baru Tagged With: lingkungan

Peletakan Batu Pertama Tugu Kerahiman Illahi di Puncak 2000 Tanah Karo

12 August 2011 by karo 1 Comment

Peletakan Batu Pertama Tugu Kerahiman Illahi di Puncak 2000 Tanah Karo
Kekayaan rohani akan dimiliki setiap warga nasrani kelak, melalui wisata ke Tugu Kerahiman Illahi di Puncak 2000 Desa Kacinambun, Kecamatan Tigapanah, Kabupaten Karo.Bahkan tempat itu diharapkan dapat memberikan pencerahan jiwa bagi setiap umat yang berkunjung ke tempat itu, kata Pastor Vikep Ignatius Simbolon Ofm Cap saat kebaktian singkat pada acara peletakan batu pertama di Puncak 2000, Selasa (9/8). Menurutnya, segala sesuatu yang akan dilakukan manusia harus didasari iman kepada Yesus Kristus.

Peletakan batu pertama itu, dimulai Pangdam I/ BB Mayjen TNI Leo Siegers diwakili Kabintal Kodam I/ BB Letkol Inf SP Hekajaya, Kapoldasu diwakili Kapolres Tanah Karo AKBP Drs Ig Agung Prasetyoko SH MH.

Humas humas dari pembangunan tugu Erwin mengatakan, tanah itu dihibahkan Mujiyanto kepada Yayasan Ave Gracia Plena serta bangunan itu dilaksanakan sepenuhnya Kerhaiman Ilahi Keuskupan Agung Medan dan menyebut puncak dengan Bukit Kerahiman Ilahi.

“Pembangunan ini dilaksanakan Keuskupan Agung Medan. Tanah itu dihibahkan Mujiyanto seluas ± 10 hektare. Sedang pelaksanaan pembangunan mungkin bertahap,”ujar Erwin.

Sedang aristek bangunan Eng Hun mengatakan, bangunan itu akan dapat dinikamati pengunjung mulai 2 tahun mendatang. Karena, sebelum selesai pembangunan tugu Kerahiman Ilahi, akan membuat sesuatu yang dapat membuat para pengunjung nantinya.

“Direncanakan, 5 tahun bangunan ini akan selesai. Namun, sebelum selesai bangunan ini, kami akan membuat kantin serta fasilitas lainnya untuk dapat menarik para pengunjung,”ujarnya. (ps)

Filed Under: Berita Baru Tagged With: puncak 2000

Gendang Kematian dan Kematian Gendang pada Masyarakat Karo

12 August 2011 by karo Leave a Comment

Globalisasi menunjukkan wujud yang lain, tidak hanya bermotif ekonomi, juga kebudayaan. Globalisasi kebudayaan telah menggiring masyarakat pada tahapan prosesnya yang ketiga, yaitu era posmodern.
Pada era posmodern, masyarakat mengalami absurditas pada corak berpikirya, terjadi tumpang tindih antara spiritualitas pramodern dan rasionalitas modern. Hal ini juga dialami oleh berbagai kebudayaan tradisi di masyarakat Indonesia. Salah satunya, tradisi lisan -tradisi yang dilangsungkan secara turun-temurun dari generasi ke generasi- masyarakat Karo yang dalam ritual gendang kematian-nya mulai bersinggungan dengan modernitas. Gendang lima sedalanen, salah satu ensambel dalam ritual gendang kematian mulai digantikan oleh keyboard.
Barker mengakui, wacana globalisasi turut memberikan kekacauan baru dalam konteks perubahan budaya yang saling multidimensional saling terkait dengan bidang ekonomi, teknologi, politik dan identitas. Perubahan yang dianggap chaos ini diantisipasi melalui penyelidikan tentang budaya konsumer, budaya global, imperalisme budaya dan postkolonialitas. Proses globalisasi yang berciri ekonomi banyak mengacu pada sekumpulan aktivitas ekonomi sebagai praktik-praktik kapitalisme dan hal ini terkait dengan isu-isu makna kultural dan proses-proses kultural global (Barker, 2005: 133).
Pada perkembangannya kategori-kategori seni juga mengalami perubahan karena desakan modernitas. Seni tradisional yang dulu merupakan batang tubuh dari proses pengalaman dan pendalaman dalam kehidupan sehari-hari, mulai digantikan oleh seni modern. Pengalaman akan seni merupakan pengalamann estetis, sehingga seni dapat menyelidiki makna-makna kehidupan. Lebih jauh lagi, seni merupakan bagian dari pengungkapan hasrat-hasrat spiritualitas dalam mencari penjelasan mengenai keseimbangan alam semesta, sehingga spiritualitas menjadi penting untuk dipertahankan, dalam arus globalisasi kebudayaan dan kapitalisme saat ini.
Pada dasarnya spiritualitas memang tidak empirik, tapi memiliki-makna-makna yang terwujud dalam artefak-artefak kebudayaan masyarakat. Hal ini karena suatu produk kebudayaan akan selalu terikat pada isi-isi kebudayaannya. Bentuk dan isi merupakan perwujudan dari spiritualitas dan materialitas suatu masyarakat. Absurditas bentuk dan isi, saat ini terjadi karena pergumulan masyarakat dengan arus modernitas dan nilai-nilai tradisionalnya. Bisa saja dalam perwujudan spiritualitasnya, nilai-nilai atau bahkan makna menjadi banal atau kosong.
Prinst (2003) mengatakan keselarasan antara manusia dengan alam akan menyejukkan dan mengharmoniskan irama kehidupan manusia dan lingkungannya. Sebaliknya, setiap ketimpangan (kejanggalan) yang terjadi dalam masyarakat akan mengakibatkan disharmoni (ketidakharmonisan) kosmos (alam) dan masyarakat. Ketidakharmosian ini akan menimbulkan bencana, seperti kemarau panjang atau malapetaka lainnya. Keselarasan atau keseimbangan dalam suatu mayarakat, sering dikaitkan dengan bagaimana mereka beraktifitas sehari-hari. Disitulah yang disebut sebagai kosmologi dapat terwujud.
Selanjutnya, Liembeng (2007), masyarakat Karo meyakini alam dan lingkungan, selain sebagai tempat hunian manusia, juga sebagai tempat hunian bagi makhluk-makhluk lain yang hidup bebas tanpa terikat aturan-aturan yang dikembangkan manusia. Sebab itu dibutuhkan aktivitas-aktivitas tertentu untuk menjaga keseimbangan alam, khususnya keseimbangan antara makhluk manusia dengan makhluk-makhluk lain. Bagi penulis, inilah yang disebut sebagai perwujudan spiritualitas yang terkait dengan kosmologi masyarakat Karo.
Perwujudan spiritualitas masyarakat Karo sering diutarakan dalam berbagai ungkapan-ungkapan kesehariannya. Salah satunya, ungkapan yang sering diutarakan dalan upacara kematian, yaitu: buk jadi ijuk, dareh jadi lau, kesah jadi angin, daging jadi taneh, tulan jadi batu, tendi jadi begu, yang artinya: rambut menjadi ijuk, darah menjadi air, nafas menjadi angin, daging menjadi tanah, tulang menjadi batu, dan roh menjadi hantu (begu) (Liembeng, 2007: 17). Kalimat tendi jadi begu, menyiratkan bahwa kematian merupakan salah satu perwujudan spiritualitas bagi masyarakat Karo. Hal ini dikarenakan berubahnya roh menjadi hantu (tendi jadi begu), menandakan setelah mati tubuh manusia akan kembali menjadi materi-materi yang dalam lingkungan kesehariannya tergolong benda mati. Roh tetap kekal dalam bentuknya sebagai hal yang abstrak, namun bisa dirasakan eksistensinya. Gendang kematian pun menjadi penting dalam kosmologi masyarakat Karo, karena dalam mati ada hidup dan dalam hidup ada mati.
Gendang kematian, salah satu ritual kematian yang terdapat pada masyarakat Karo. Didalamnya terdiri dari berbagai unsur (peristiwa) yang merupakan satu kesatuan. Gendang kematian dalam hal ini terdiri dari lima unsur (peristiwa) yang merupakan satu kesatuan yaitu: (1) Gendang lima sedalanen (musik), (2) landek (tari), (3) ngerana (petuah), (4) ngandung (tangisan), (5) rende (nyanyian/senandung). Salah satu peranan gendang lima sedalanen sebagai iringan musik dan tari dalam upacara kematian adalah “perekat” dari semua unsur upacara. Gendang lima sedalanen digunakan sepanjang prosesi kematian, yang mengandung berbagai pesan dan harapan bagi keluarga dan bagi orang yang sudah meninggal dunia.
Secara simbolis Gendang lima sedalanen merepresentasikan spiritualitas kehidupan masyarakat Karo melalui berbagai unsur-unsurnya, seperti instrumen yang digunakan, para pemain termasuk juga prosesi ritualnya. Karena itu keberadaan gendang lima sedalanen menarik untuk diteliti dengan melihat bagaimanakah sesungguhnya bentuk, fungsi dan makna spiritualitas gendang lima sedalanen dalam gendang kematian pada masyarakat Karo. Gendang lima sedalanen merupakan simbol tradisi yang telah berlangsung sejak ratusan tahun silam, hingga kini. Penggunaan gendang lima sedalanen mengalami pergeseran pada instrumen yang digunakan. Jika dahulu menggunakan instrumen tradisional seperti, sarunei (kayu), gendang singindungi/singanaki (kulit), maupun gung/penganak (logam), digantikan oleh teknologi elektronik organ tunggal atau keyboard.
Sekurang-kurangnya dua dekade terakhir musik Karo telah menggunakan alat musik keyboard, yaitu alat musik modern yang memiliki berbagai fasilitas program musik. Bahkan alat ini cukup dimainkan oleh seorang pemain, guna menghasilkan musik combo (band), maupun orkestra (big band). Lebih jauh lagi telah terjadi konsensus di masyarakat Karo secara tidak sadar untuk menggabungkan unsur modernitas dan tradisionalitas mereka dalam istilah gendang kibod. Alat musik ini bahkan dapat menyerupai musik Karo dalam berbagai ekspresi dan kreasi seniman-seniman Karo. Peneliti telah mengamati dalam beberepa tahun terakhir, telah terjadi pergeseran dalam gendang guro-guro aron (pesta muda-mudi) dan nganting manuk (malam sebelum upacara adat perkawinan Karo berlangsung).
Dua tahun terakhir kibod mulai merambah ke gendang kematian pada masyarakat Karo. Hal ini terwujud bukan semata-mata karena ekonomi. Kepraktisan penggunaan alat ini, justru sebagai salah satu faktor yang mendorong minat masyarakat menggunakan kibod. Selain itu penggunaan kibod juga tidak banyak melibatkan jumlah pemain, bahkan umumnya cukup dimainkan oleh satu orang (player). Gendang lima sedalanen bagi masyarakat Karo, merupakan prosesi ritual yang berkaitan dengan sistem kepercayaan. Oleh karena itu segala unsur gendang lima sedalanen dalam gendang kematian pada masyarakat Karo mengandung simbol-simbol dan makna simboliknya. Pudarnya sistem kepercayaan ini setidaknya mendorong perubahan maupun pergeseran pada penggunaan alat-alat tradisonal gendang Karo menjadi alat musik modern berupa kibod.
Memudarnya sistem kepercayaan asli masyarakat Karo juga tidak terlepas dengan sistem kepercayaan agama-agama wahyu yang hanya percaya kepada Tuhan Yang Esa. Makna sakral yang terdapat pada gendang Karo termasuk pada alat yang digunakan secara perlahan berubah menjadi makna profan, karena alat musik modern berupa kibod mampu menirukan repertoar gendang kematian. Secara perlahan masyarakat pemilikpun semakin kehilangan tentang makna dari gendang ini.
Spiritualitas Gendang lima sedalanen dalam gendang kematian pada masyarakat Karo dikhawatirkan tidak akan bertahan lama, padahal di dalamnya mengandung berbagai pesan dan mitos yang disampaikan secara lisan telah berlangsung berabad-abad.
Perbedaan spiritualitas tidak lepas dari terjadinya dinamika dalam struktur masyarakat. Masyarakat tradisional telah menjadi masyarakat modern, dan yang modern telah menjadi postmodern. Kondisi ini melahirkan suatu fenomena yang disebut Yasraf sebagai postspiritualitas; kondisi spiritualitas ketika yang suci bercampur aduk dengan yang profan, yang sakral bersimbiosis dengan yang permukaan, sehingga batas-batas di antara semuanya menjadi kabur (Adlin, 2007: 207).
Kapitalisme tidak hanya menyentuh sendi-sendi profan dari suatu tradisi tetapi juga nadi sakralnya. Pada proses ini tentunya, seperti telah dikatakan sebelumnya bahwa manusia bagian dari suatu kebudayaan perlu untuk berpartisipasi kritis terhadap fenomena globalisasi kebudayaan saat ini. Oleh Pulumun Ginting, S.Sn

Filed Under: Seni dan Budaya Tagged With: gendang karo

  • « Go to Previous Page
  • Page 1
  • Interim pages omitted …
  • Page 36
  • Page 37
  • Page 38
  • Page 39
  • Page 40
  • Interim pages omitted …
  • Page 57
  • Go to Next Page »

Primary Sidebar

Darami Artikel

Simbaruna

  • Update Kamus Karo Online
  • Aplikasi Android Kamus Karo bas Play Store
  • Salah Penggunaan Istilah Untuk Orang Karo
  • Persiapen Perjabun Kalak Karo
  • Aplikasi Lirik Lagu Karo Bas Android

Komentar

  • Leo Perangin angin on Kebun Tarigan dan Gendang Lima Puluh Kurang Dua
  • karo on Website Kamus Karo Online
  • Myna on Gelar Uru-urun Merga ras Beru Kalak Karo
  • Myna on Gelar Uru-urun Merga ras Beru Kalak Karo
  • Apinta perangin angin on Budaya Karo dalam Ekspresi Seni Lukis Modern Rasinta Tarigan

Categories

RSS Lagu Karo

  • La Kudiate
  • Percian
  • Rudang Rudang Sienggo Melus
  • Sayang
  • Nokoh

RSS Dev.Karo

  • Radio Karo Online v2.9
  • Kamus Karo v.1.2
  • Update Radio Karo Online 2.4
  • Bene bas Google nari
  • Aplikasi Lirik Lagu Karo Bas Android
  • Relaunching Situs Sastra Karo
  • Traffic Mulihi Stabil
  • Upgrade Server Radio Karo

Copyright © 2025 · Genesis Sample on Genesis Framework · WordPress · Log in

  • Home