• Skip to primary navigation
  • Skip to main content
  • Skip to primary sidebar

Portal Berita Karo

media komunikasi Taneh Karo, sejarah budaya Karo.

  • Home

Asparagus Dikembangkan Kembali di Tanah Karo

7 October 2011 by karo Leave a Comment

asparagus
Tanaman yang pernah menjadi primadona petani di Kabupaten Karo pada tahun 1991 sampai 1095, kini kembali bangkit dangan harga yang cukup tinggi hingga mencapai Rp 25.000 per kg.

Salah seorang petani Asparagus Nd Honda Br Ginting (60) penduduk Desa Salit Kecamatan Tiga Panah ketika ditemui MedanBisnis, Kamis (6/9) di ladangnya mengatakan, sudah tiga tahun ini, dirinya bersama sang suami H Purba (65) mengembangkan tanaman yang kini tergolong sayuran termahal.

Dengan luas lahan 500 meter persegi Nd Honda mengakui setiap dua hari sekali, dirinya bisa mendapatkan hasil Rp 200.000 – Rp 250.000. Dengan adanya kenaikan harga di pasaran, sayuran asparagus yang sempat menembus pasar Eropa dan Belanda ini, menurut Br Ginting sudah memberikan masukan pada para keluarga.

Nenek dua cucu ini mengatakan menanam aparagus tidak memerlukan biaya yang tinggi untuk perawatan dan tidak pula menghabiskan waktu yang lama. “Cukup menunggu satu tahun dari masa penanaman melalui biji, setelah masuk masa perkembangan maka tunas muda akan muncul sepanjang 25 cm, yang merupakan produksi yang bisa diolah terus,” jelasnya.

Dikatakannya setelah memasuki masa peroduksi maka disaat itu pula petani setiap dua hari sekali bisa mendapatkan uang dari tunas-tunas yang keluar. “Harga masing-masing ukuran berbeda mulai dari Rp 15.000 sampai Rp 25.000 per kg,” ungkap Nd Ginting. ( edi sofyan/medanbisnis)

Filed Under: Pertanian Tagged With: asparagus

Nama, Posisi dan Peran Jabu dalam Rumah Adat Karo

7 October 2011 by karo Leave a Comment

bas rumah adat karo

  1.  Jabu Bena Kayu
    Merupakan tempat bagi keluarga simanteki Kuta/ Bangsa Taneh (keluarga yang pertama mendirikan Kuta). Jabu Bena Kayu juga disebut Jabu Raja, posisinya sebagai pimpinan seluruh anggota Jabu dalam sebuah Rumah Adat, berperan sebagai pengambil keputusan dan penanggung jawab (baik internal maupun eksternal) untuk segala permasalahan dan pelaksanaan adat menyangkut kepentingan rumah dan seisi penghuni rumah.
  2. Jabu Ujung Kayu
    Merupakan tempat bagi Anak Beru (pihak perempuan/saudari) dari Jabu Bena Kayu. Jabu ujung Kayu berperan untuk membantu Jabu Bena Kayu dalam menjaga keharmonisan seisi rumah dan mewakili Jabu Bena Kayu dalam menyampaikan perkataan atau nasehat-nasehatnya kepada setiap penghuni rumah. Dengan kata lain Jabu ujung Kayu adalah pembantu utama dari Jabu Bena Kayu baik di dalam urusan dalam rumah maupun di dalam lingkup adat.
  3. Jabu Lepar Bena Kayu
    Merupakan tempat bagi pihak saudara dari Jabu Bena Kayu. Jabu Lepar Bena Kayu disebut juga Jabu Sungkun-Sungkun Berita (Tempat bertanya Kabar/berita). Penghuni Jabu ini masih termasuk golongan bangsa taneh. Jabu Lepar Bena Kayu berperan untuk mengawasi keadaan rumah dan keadaan Kuta (kampung) kemudian memberi kabar kepada Jabu Bena Kayu. Jika ada permasalahan di dalam rumah atau di Kuta seperti terjadi pencurian atau akan terjadi perang, maka Jabu Lepar Bena Kayu harus menyelidikinya terlebih dahulu kemudian mengabarkannya kepada Jabu Bena Kayu.
  4. Jabu Lepar Ujung Kayu
    Merupakan tempat bagi pihak Kalimbubu (Pihak dari Klan ibu) dari Jabu Bena Kayu. Penghuni Jabu ini sangat dihormati dan disegani karena kedudukannya sebagai Kalimbubu. Kalimbubu dalam masyarakat karo merupakan derajat tertinggi dalam struktur adat. Jabu Lepar Ujung Kayu disebut juga sebagai Jabu Simangan Minem (pihak yang makan dan minum). Jika Jabu Bena Kayu mengadakan pesta adat maka Jabu Lepar Ujung Kayu akan menduduki posisi yang terhormat, dia tidak ikut bekerja hanya hadir untuk makan dan minum.
  5. Jabu Sedapuren Bena Kayu
    Merupakan tempat bagi anak beru menteri dari Jabu Bena Kayu. Jabu Sedapuren Bena Kayu juga disebut Jabu Peninggel-ninggel (Pihak yang mendengarkan). Perannya adalah untuk mendengarkan segala pembicaraan di dalam suatu Runggu (musyawarah) para anggota Rumah Adat. Selain sebagai pihak pendengar, Jabu Sedapuren Bena Kayu juga berperan sebagai saksi untuk berbagai kepentingan setiap anggota Rumah Adat, baik di lingkup rumah maupun di lingkup Kuta.
  6. Jabu Sedapuren Lepar Kayu
    Merupakan tempat anak atau saudara dari dari penghuni Jabu Bena Kayu. Jabu ini disebut juga sebagai Jabu Arinteneng (yang memberi ketenangan). Posisinya diharapkan dapat menjadi penengah setiap permasalahan, memberikan ketenangan dan ketentraman bagi seluruh Jabu di Rumah Adat. Jabu arinteneng sering juga ditempati oleh Penggual atau Penarune (pemain musik tradisional, yang terkadang menghibur seisi rumah dengan alunan musiknya yang menentramkan.
  7. Jabu Sedapuren Lepar Bena Kayu
    Merupakan tempat bagi anak atau saudara penghuni Jabu Ujung Kayu. Jabu Sedapuren Lepar Bena Kayu juga disebut Jabu Singkapuri Belo (penyuguh sirih). Jabu Sedapuren Lepar Bena Kayu berperan dalam membantu Jabu Bena Kayu dalam menerima dan menjamu tamunya. Jabu Singkapuri Belo secara umum berperan sebagai penerima tamu keluarga di dalam sebuah Rumah Adat dan bertugas menyuguhkan sirih bagi setiap tamu keluarga yang menghuni Rumah Adat.
  8. Jabu Sedapuren Lepar Ujung Kayu
    Merupakan kedudukan bagi Guru (dukun/ tabib). Jabu Sedapuren Lepar Ujung Kayu juga disebut Jabu Bicara guru (yang mampu mengobati). Jabu Sedapuren Lepar Ujung Kayu berperan sebagai penasehat spiritual bagi penghuni Jabu Bena Kayu, mengumpulkan ramuan-ramuan dari alam untuk pembuatan obat-obatan bagi seisi rumah, menilik hari baik dan buruk, menyiapkan pagar (tolak bala) bagi seisi rumah, selain itu dia juga berperan dalam pelaksanaan upacara terhadap leluhur (kiniteken pemena) dan upacara-upacara yang menyangkut dengan kepercayaan pada masyarakat karo jaman dahulu. Jadi Jabu Sedapuren Lepar Ujung Kayu atau Jabu Bicara Guru berperan dalam hal pengobatan dan hal-hal yang berhubungan dengan kepercayaan masyarakat Karo pada jaman dahulu.

Marilah kita lestarikan budaya bangsa kita terutama budaya Karo yang hampir saja punah. Kita tidak perlu malu dengan budaya kita sendiri karena budaya kita mempunyai makna tersendiri.

Tanah Karo menyimpan banyak sekali budaya dan keindahan alam yang hampir tidak dikenal lagi. Jai,kita sebagai putra dan putri daerah wajib menjaga nama daerah kita Tanah Karo Simalem. (Desty Br Ginting)

Filed Under: Sejarah Tagged With: pengguna rumah adat, rumah adat karo, struktur rumah ada karo

Desa Budaya Dokan

5 October 2011 by karo 4 Comments

rumah adat dokan
Desa Budaya Dokan terletak di Kecamatan Merek Kabupaten Karo yang jaraknya kira-kira 20 kilometer dari Kota Kabanjahe.Apabila dari Kota Medan jaraknya sekitar 95km. Desa Dokan memiliki atmosfer yang menyenangkan dan tidak terlalu banyak yang mengunjungi. Desa Dokan adalah desa yang strategis yang terletak di antara kota Berastagi dan Danau Toba. Jadi,tidak rugi bila kita berwisata ke desa ini. Penduduk setempatnya juga sangatlah ramah-ramah. Di persimpangan sebelum memasuki Desa Dokan juga terdapat pasar buah yang menjual segala hasil pertanian yang dihasilkan oleh penduduk setempat.

Desa Budaya Dokan adalah desa yang dikenal sebagai desa tradisional yang menjadi salah satu objek wisata di Kabupaten Karo. Alasannya adalah karena desa ini merupakan salah satu dari tiga desa yang mewakili sejarah dan peradaban budaya karo. Desa lainnya adalah Desa Lingga dan Desa Peceran. Lain ini ditandai masih berdirinya Rumah adat Siwaluh Jabu,rumah adat berusia ratusan tahun yang menyiratkan kekayaan adat masyarakat setempat.

Dikatakan rumah siwaluh jabu karena di dalam rumah ini terdapat delapan jabu yang dihuni oleh delapan kepala rumah tangga yang hidup berdampingan dalam keadaan damai dan tentram.Bahan bangunan rumah tradisional ini terbuat dri kayu bulat,papan,bambu, dan beratapkan ijuk tanpa menggunakan paku ataupun kawat yang dikerjakan oleh tenaga arsitektur masa lalu.

rumah adat dokanDesa Dokan merupakan sebuah desa yang indah, memiliki 8 rumah tradisional dan tinggal 7 rumah yang masih digunakan. Dari 300 keluarga yang tinggal di desa Dokan, 56 keluarga tinggal di rumah tradisional ini, hampir 20% dari jumlah penduduk. Batas dari satu keluarga dengan keluarga lainnya ditandai dengan adanya tirai kain panjang. Pesta tahunan biasanya diselenggarakan pada bulan Juli namun empat tahun belakangan ini, pesta tahunan diselengarakan pada bulan April. Alasannya adalah karena pada bulan Juli adalah bulan masuk sekolah anak-anak. Jadi kemungkinan besar akan banyak mengeluarkan biaya. Semua rumah tradisional Karo mempunyai pemilik, dimana pemiliknya haruslah seorang ayah yang sudah tua agar mengerti tradisi masyarakat Karo. Rumah kayu ini tak dilengkapi kamar tidur dan ruang tamu. Semua anggota keluarga tidur di jabu atau ruangan tanpa penyekat. Khusus untuk bapa (bapak) dan nande (ibu) diberi penyekat berupa kain panjang yang setiap pagi dilepas. Ruangan tadi berfungsi ganda: tempat memasak, tempat makan dan berkumpul, sekaligus tempat tidur keluarga. Karena tidak ada pemisah ruangan, maka pada setiap jam masak, semua ruangan dipenuhi asap kayu bakar yang dipakai sebagai bahan bakarnya. Kecilnya ukuran pintu perik alias jendela juga tak membantu pertukaran udara di dalam rumah sehingga kepengapannya sangat menyesakkan dada.

Rumah adat ini umumnya dilengkapi empat dapur. Masing-masing dapur memiliki dua tungku untuk dua keluarga yang biasanya mempunyai hubungan kekerabatan sangat erat. Setiap tungku dapur menggunakan lima batu sebagai pertanda bahwa di suku Karo terdapat lima merga yakni Ginting, Sembiring, Tarigan, Karo-karo dan Perangin-angin. Di atas tungku terdapat para, tempat menyimpan bumbu dan ikan atau daging selain untuk rak piring dan tempat menyimpan segala sesuatu untuk kebutuhan keluarga sehari-hari.

ture rumah adat dokanDi bagian depan dan belakang rumah terdapat ture seperti teras dilengkapi redan atau tangga. Kedua ujung atap masing-masing dilengkapi dua tanduk kerbau. Tanduk itu diyakini sebagai penolak bala. Ture biasanya menjadi tempat muda-mudi mengawali percintaannya. Gadis Karo dahulu kala menganyam tikar atau mbayu amak di atas tempat ini, sebelum menemukan jodoh. Rumah berbentuk panggung dan beratap ijuk ini memiliki dua pintun (pintu) dan delapan jendela. Ruangan setiap keluarga disebut jabu. Sedangkan kolong rumah dimanfaatkan sebagai kandang ayam, babi, kerbau serta tempat menyimpan kayu bakar.

Pemilik rumah siwaluh jabu juga cenderung membangun rumah sendiri di tempat lain. Tidak zamannya lagi hidup bersama dengan delapan keluarga dalam satu rumah. Kini rumah tradisional masyarakat Karo terlantar dan menanti ajal. Beberapa rumah adat itu telah dipenuhi semak belukar.

Tanggung jawab memang tak sepenuhnya di tangan pemerintah. Warga sebagai pemilik rumah tua itu juga harus bersedia mempertahankan keberadaan rumah itu. Memang sekarang banyak suku Karo baik di Tanah Karo maupun di kota lain seperti Jakarta membangun rumah berornamen rumah siwaluh jabu yang umumnya hanya mengambil bagian atasnya saja. Sekarang ingin tahu bentuknya saja, di Taman Mini Indonesia Indah Jakarta berdiri sebuah rumah siwaluh jabu.

ditulis oleh :

Desty Br Ginting

Filed Under: Sejarah Tagged With: Dokan, rumah adat karo

Perbaikan Jalan Negara di Karo Terancam tidak Sesuai Waktu

5 October 2011 by karo Leave a Comment

perbaikan parit

Pembangunan sruktur jalan nasional wilayah I Provinsi Sumatara Utara (Sumut) batas Kota Kabanjahe–Merek tepatnya di Desa Sukadame Kec Tigapanah Kab Karo diperkirakan tidak akan selesai sesuai dengan batas kontrak. Proyek tersebut dikerjakan PT DIAN Perkasa dengan konsultan PT Triduta Mitraprama sesuai kontrak nomor : 05/KTR- APBN/033.04.498576/2011, tanggal 30 Mei 2011. Nilai kontrak sebesar Rp 2.154.056.260,- bersumber dari dana APBN tahun anggaran 2011. Volume pekerjaan 1.16 KM dengan masa pelaksanaan selama 120 hari klender. Sesuai perhitungan maka pekerjaan tersebut sudah selesai Rabu (28/9).

Menurut penuturan warga setempat pada watawan Kamis (29/9), keterlambatan perbaikan pekerjaan itu di duga atas kelalaian pihak kontraktor. Sejak di mulainya pelaksanaan proyek, pihak pemborong terkesan tidak serius mengerjakannya dan sering terhenti pekerjaannya tanpa alasan yang tidak jelas, ujar Erwin Perangin-angin.

Dikatakannya, situasi pekerjaan dilapangan pada hari ini Kamis (29/9) terlihat pihak pemborong masih terus beraktifitas melaksanakan pembuatan parit disisi bahu jalan. Sebagian hasil tumpukan galian parit masih dibiarkan menumpuk di saluran drenase tersebut, sehingga diprediksi mengganggu fungsi saluran drainase.

Selain itu, tampak bahan material berupa batu onderlag yang belum di gunakan masih berserakan di pinggir jalan. Ketika dikonfirmasi Kamis (19/9) kepada Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dan konsultan proyek tidak dapat dijumpai di lapangan. Menurut salah seorang pekerja proyek, tidak tau siapa pengawas dan petugas dari pemerintah. “Saya bekerja di sini atas suruhan bos saya,” ujarnya tanpa menyebutkan siapa bos itu. (ps/analisa)

Filed Under: Berita Baru Tagged With: Perbaikan Jalan Negara

Amri Tambunan Sinyalkan Tokoh Karo Lanjutkan Pembangunan Deliserdang

5 October 2011 by karo Leave a Comment

Meski masa kepemimpinannya masih sekira 2,5 tahun lagi, Bupati Drs Amri Tambunan sudah mulai memberikan sinyal kepada tokoh-tokoh yang dinilai mampu memimpin untuk melanjutkan pembangunan Deliserdang, ke arah lebih baik di masa mendatang.
Salah satunya, sinyal tersebut diungkapkannya saat menghadiri halalbihalal sekaligus membuka secara resmi Musyawarah Cabang (Muscab) ke-3 Keluarga Muslim Karo (Kamka) Deliserdang, di Delitua, beberapa waktu lalu.

Sebelum menyampaikan sambutannya, Amri Tambunan secara diplomatik mengungkapkan harapannya agar tokoh masyarakat karo Deliserdang mengisi dan melanjutkan pembangunan di Deliserdang. Satu-satunya tokoh masyarakat karo Deliserdang yang namanya disebut Amri Tambunan yakni, H Sabar Ginting SE juga anggota DPRD Deliserdang dari fraksi PAN.

Isyarat Amri Tambunan tampaknya disahuti oleh tokoh masyarakat Karo. Ketua Umum DPP Kamka Drs H Ibrahim Tarigan saat menyampaikan materi Sejarah Kamka memaparkan keberhasilan tokoh muslim karo di Sumut. Beberapa di antaranya Ngogesa Sitepu yang saat ini menjabat Bupati Langkat, Timbas Tarigan Wakil Walikota Binjai dan lainnya.

Sedangkan di tingkat nasional ada Menteri Informasi dan Komunikasi Ir H Tifatul Sembiring, mantan Menteri Kehutanan MS Kaban dan tambah Sekjen DPP Kamka H Siddik Surbakti, kedua tokoh nasional tersebut merupakan tokoh karo yang muslim.

Ibrahim Tarigan juga menyebut nama Sabar Ginting beberapa kali terkait keberadaan masyarakat Karo di Deliserdang yang memungkinkan untuk menjadi pemimpin di daerah tersebut pada masa mendatang.

Menyikapi sinyal yang ditujukan Bupati Amri Tambunan kepada dirinya, H Sabar Ginting ketika dikonfirmasi Analisa hanya tersenyum dan secara diplomatis, menjawab bahwa dirinya hanya berupaya dan berbuat semaksimal mungkin bisa bermanfaat bagi rakyat Deliserdang.

Tepat atau tidak dirinya memimpin Deliserdang, Sabar Ginting hanya melihat orang karo sangat potensial untuk memimpin daerah tersebut, bila bersatu dan membangun secara bersama-sama. Terlebih, sejarah Deliserdang tidak bisa dipisahkan dengan keberadaan orang karo.

Beberapa warga Kamka yang dimintai pendapatnya, di antaranya Purnama Munthe menilai sinyal Amri Tambunan yang ditujukan kepada H Sabar Ginting cukup beralasan. Pasalnya, selain sukses membangun bisnis dengan mengibarkan bendera Ginting Jaya, Sabar Ginting juga telah menerima anugerah sebagai tokoh pembangunan langsung dari Bupati Deliserdang Amri Tambunan. (ak/analisa)

Filed Under: Berita Baru Tagged With: Tokoh Karo

Keluarga Besar Muslim Karo Deli Serdang Gelar Muscab III

5 October 2011 by karo Leave a Comment

Musyawarah Cabang (Muscab) III Keluarga Besar Muslim Karo (KAMKA) Kabupaten Deli Serdang dilaksanakan Minggu (25/9) dan dirangkaikan dengan acara Halal Bilhalal keluarga besar H Sabar Ginting sebagai koordinator KAMKA Deli serdang di Aula CV Ginting Jaya Kecamatan Delitua, dengan menghadirkan penceramah Drs Bambang Irawadi MA.

Bupati Deli Serdang Drs H Amri Tambunan saat membuka Muscab III KAMKA mengajak seluruh anggota Ormas KAMKA bersatu dan ikut berpartisipasi membangun Kabupaten Deli Serdang.
“saya sangat berapresiasi untuk membesarkan KAMKA di Deli Serdang, agar perbedaan etnis, agama dapat dipadukan menjadi sebuah kekuatan membangun daerah, dapat saling mengisi dan menyempurnakan yang memang merupakan tuntunan agama kita. Kebersamaan seperti ini memang sudah terwujud di Deli serdang yang menjadi kekuatan dalam upaya percepatan pembangunan melalui kekuatan tiga pilar pembangunan antara pemerintah,masyarakat serta didukung pengusaha,”katanya.
H.Sabar Ginting, Anggota DPRD dan Kordinator KAMKA Deli Serdang menyampaikan terima kasih kepada Bupati Deli Serdang yang banyak memberi perhatian kepada masyarakat Karo, baik di bidang keagamaan maupun pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan sehingga transportasi sampai kepegunungan sudah dapat lalui sangat berpengaruh bagi peningkatan perekonomian masyarakat.(Ade/suarakomunitas)

Filed Under: Berita Baru Tagged With: Muslim Karo

  • « Go to Previous Page
  • Page 1
  • Interim pages omitted …
  • Page 28
  • Page 29
  • Page 30
  • Page 31
  • Page 32
  • Interim pages omitted …
  • Page 57
  • Go to Next Page »

Primary Sidebar

Darami Artikel

Simbaruna

  • Update Kamus Karo Online
  • Aplikasi Android Kamus Karo bas Play Store
  • Salah Penggunaan Istilah Untuk Orang Karo
  • Persiapen Perjabun Kalak Karo
  • Aplikasi Lirik Lagu Karo Bas Android

Komentar

  • Leo Perangin angin on Kebun Tarigan dan Gendang Lima Puluh Kurang Dua
  • karo on Website Kamus Karo Online
  • Myna on Gelar Uru-urun Merga ras Beru Kalak Karo
  • Myna on Gelar Uru-urun Merga ras Beru Kalak Karo
  • Apinta perangin angin on Budaya Karo dalam Ekspresi Seni Lukis Modern Rasinta Tarigan

Categories

RSS Lagu Karo

  • La Kudiate
  • Percian
  • Rudang Rudang Sienggo Melus
  • Sayang
  • Nokoh

RSS Dev.Karo

  • Radio Karo Online v2.9
  • Kamus Karo v.1.2
  • Update Radio Karo Online 2.4
  • Bene bas Google nari
  • Aplikasi Lirik Lagu Karo Bas Android
  • Relaunching Situs Sastra Karo
  • Traffic Mulihi Stabil
  • Upgrade Server Radio Karo

Copyright © 2025 · Genesis Sample on Genesis Framework · WordPress · Log in

  • Home