• Skip to primary navigation
  • Skip to main content
  • Skip to primary sidebar

Portal Berita Karo

media komunikasi Taneh Karo, sejarah budaya Karo.

  • Home

Terpikat Tari Karo

28 September 2011 by karo Leave a Comment

Balqis Yolla
Balqis Yolla yang menjadi anggota ekskul tari Q By One, SMA Kemala Bhayangkari I Medan menceritakan pengalaman serunya membawakan tari Karo. Pada ajang Superbox yang diikuti delapan sekolah favorit kota ini, bersama timnya mereka sepakat memilih tari Karo sementara banyak peserta yang memilih menarikan tari Batak Toba atau Melayu. Balqis menilai konsep tari daerah Karo sebenarnya lebih rumit dan membutuhkan keluwesan anggota badan. Bahkan, Balqis mengerti setiap detail tarian tersebut.

“Namanya uga gendangna bage endekna, artinya bagaimana musiknya, harus demikian juga gerakannya (endek). Endek bukan sebagai gerakan menyeluruh dari anggota badan sebagai sebagaimana tarian pada umumnya, tetapi lebih ditekankan kepada gerakan kaki saja,”Balqis menerangkan.

Ia pun menyadari bahwa tarian daerah di negeri ini sering dianggap sebagai kegiatan seremoni dan bukanlah suatu kekayaan untuk dinikmati layaknya sebuah konser musik. “Memang sedikit apresiasinya, belum lagi anggapan yang mengatakan tari tradisional itu monoton,”katanya. Meskipun demikian Balqis tak mau menanggapi komentar miring tersebut. (mom/tribunmedan.com)

Filed Under: Berita Baru Tagged With: belajar tari karo, landek

ROC Touring Wisata ke Tanah Karo

28 September 2011 by karo Leave a Comment

roc-medanRubby Owner Club (ROC) Sumut, Minggu pagi (25/9), menggelar touring wisata ke sejumlah tempat di Tanah Karo. Kegiatan itu diikuti puluhan anggota klub motor gede (moge) berlambang kepala rubah merah itu.

“Selain wisata dan meningkatkan silaturahmi, touring kali ini dilakukan untuk pemahaman dan implementasi peraturan lalulintas,” ujar Ketua ROC Sumut Agus Suherman, didampingi Sekretaris Arifin dan puluhan anggota lainnya di titik start, Cafe Harley Jalan Samanhudi, Medan.

Sekira pukul 08.00 WIB startpun dimulai. Namun sebelumnya dilakukan briefing dan doa bersama. Ini penting dilakukan untuk keselamatan selama di perjalanan. Usai doa bersama, Aldian Pinem memimpin di depan sebagai leader road. Pengacara kondang ini didapuk sebagai pemandu jalan karena dianggap paling paham kondisi jalan menuju ke kawasan gunung itu. “Pak Pinem yang di depan. Dia paling paham kondisi jalan menuju daerahnya,” kata Agus Suherman yang akrab dipanggil anggotanya dengan sebutan Chief ini.

Konvoi puluhan moge pagi itupun memecah kesenyapan jalanan Kota Medan. Berjalan beriringan, mengular melalui Jalan Sudirman, Jalan Patimura, Jalan Jamin Jamin Ginting hingga ke Berastagi. Sekira pukul 09.00 WIB, di tengah rintik hujan dan dinginnya udara pegunungan, rombongan beristirahat di titik pemberhentian pertama, Desa Panatapen, Sibolangit.

Setelah kurang lebih satu jam beristirahat, konvoi pun dilanjutkan, menyisir jalan berliku menuju Berastagi. Tiba di salah satu kecamatan, rombongan langsung mengular menuju Kota Kabanjahe. Setelah hampir satu jam beristirahat di Simpang Masjid Agung, rombongan melanjutkan konvoi menuju Gundaling, Berastagi.

Hujan kembali mengguyur saat rombongan tiba di rumah makan Gundaling untuk makan siang bersama. Tapi kondisi itu tak menghalangi rombongan untuk melanjutkan perjalanan. Kota Berastagi memang terkenal dengan hujan lokalnya. Karena saat melintas di bagian lain kota sejuk ini, mentari justeru bersinar terang. Dari Gundaling rombongan menyisir jalan lingkar luar Berastagi yang berbatasan langsung dengan hutan lindung. Dari jalan yang berkelok itu, Kota Berastagi tampak indah di bawah kabut. Sayang kondisi aspal yang tampak baru itu, mulai berlubang.

Keluar dari jalan lingkar luar Berastagi rombongan langsung menuju Kota Medan. Jalanan yang basah membuat rombongan ekstra hati-hati. Selain licin, topografi jalan yang menurun, membuat semua anggota menurunkan laju kendaraan. Sekira pukul 15.00 WIB rombongan beristirahat di kawasan PDAM Tirtanadi. Setelah briefing dan doa bersama, perjalanan menuju Kota Medan pun dilakukan.(her/sumutpos)

Filed Under: Berita Baru Tagged With: kunjungan ke taneh karo

Harga Sayur-Mayur di Tanah Karo Meningkat

28 September 2011 by karo Leave a Comment

Dalam sepekan terakhir, harga sayur-mayur di Tanah Karo mulai mengalami peningkatan, sehingga membuat kalangan petani mengaku senang. Berdasar pantauan MedanBisnis, Senin (26/9), di beberapa tempat pengumpulan sayur-mayur di Berastagi, Kabanjahe dan Tiga Panah, peningkatan harga terjadi sekitar 50 – 70% dari harga penjualan petani sebelumnya.
Berdasar pengakuan sejumlah pedagang pengumpul, naiknya harga sayur-mayur yang mereka tampung dari para petani, karena rendahnya produksi dari petani sementara permintaan pasar berbagai daerah cukup tinggi.

“Saat ini sayur-mayur seperti kol, kentang, cabai, sawi putih dan sejumlah sayuran lainnya produksinya di tingkat petani lagi rendah sehingga pasokan sayuran yang bisa kita distribusikan ke sejumlah pasar di berbagai daerah menurun. Ini yang membuat harga pengambilan kita dari petani kita naikkan, karena harga jual di pasar-pasar juga lagi bagus,” kata Milton Purba dan Emi Br.Ginting yang ditemui MedanBisnis di Pasar Berastagi dan Tiga Panah.

Sementara itu, petani yang juga sekaligus pedagang pengumpul sayur-mayur lainnya, Sukino, mengaku cukup gembira dengan adanya kenaikan harga sayur-mayur ini. “Saat ini kalangan petani holtikultura sedikit bisa menikmati hasil panennya karena harga sayur-mayur saat ini sedang bagus, apalagi jika petani itu bisa langsung menjual hasil panen sayurannya ke pasar,” katanya.

Disebutkannya, harga sayuran yang mengalami kenaikan itu seperti kol yang sebelumnya Rp1.700 per kg naik menjadi Rp3.100 per kg, sayur putih dari Rp2.200 naik menjadi Rp4.000 per kg, kentang dari Rp5.500 naik menjadi Rp6.500 per kg, tomat dari Rp4.000 naik menjadi Rp5.000 per kg, cabai merah dari Rp22.000 naik menjadi Rp25.000 per kg.

Kemudian, kol bunga dari Rp2.000 naik menjadi Rp2.700 per kg, brokoli dari Rp2.500 naik menjadi Rp3.000 per kg, labu Rp1.200 naik menjadi Rp1.700 per kg, bawang pre dari Rp4.500 naik menjadi Rp7.000 per kg, sedangkan buah jeruk dan buah terong belanda masih stabil di harga Rp6.500 dan Rp9.000 per kg.

Kenaikan harga sayur mayur ini menurut pengumpul dari UD Juma Pintu, T Purba, karena meningkatnya permintaan di pasar lokal seperti Medan, Aceh, Padang, Jambi dan beberapa kabupaten/kota lainnya, karena pasokan dari berbagai daerah sentra lainnya juga berkurang. “Ini cukup menguntungkan bagi petani dan pedagang,” katanya.

Di samping tingginya minat pembeli, ungkap Purba yang juga sebagai agronomis Pupuk Tabur NPK Bintang Tani ini, dia juga menyesalkan tidak berimbangnya hasil produksi pertanian. “Yang kita sayangkan saat ini produksi lagi turun, padahal memang biasa terjadi saat musim penghujan, harga komoditas sayur-mayur akan naik. Tapi karena produksi yang bisa dihasilkan petani minim, sehingga kebanyakan petani akhirnya tak begitu merasakan keuntungan dari naiknya harga saat ini,” ungkapnya. (edi sofyan/medanbisnis)

Filed Under: Pertanian Tagged With: harga sayur mayur

Pengusaha Asing Incar Produk Holtikultura Tanah Karo

28 September 2011 by karo Leave a Comment

petani brokoli

Hasil pertanian holtikultura dari Tanah Karo kini mulai banyak diincar para pengusaha luar negeri seperti dari Korea,Taiwan, Singapura dan Malaysia. Hal ini terlihat dengan adanya sejumlah kontrak kerja sama yang terjalin antara pengusaha luar negeri dengan petani melalui sistem kerja sama bercocok tanam.

Adapun komoditas holtikultura dari Tanah Karo yang diminati kalangan investor dari sejumlah negara itu diantaranya brokoli, kentang, ubi jalar, ubi kayu, terong besar, kol, sawi putih, lobak, asperagus dan sayur peleng.

Salah satu staf penghubung antara pengusaha dan petani di Tanah Karo, Sugono dari perusahaan CV Bintang Anugerah yang berlokasi di Berastagi, mengatakan kini minat pengusaha luar negeri untuk menanamkan modalnya di bidang holtikultura semangkin tinggi.

“Penanaman modal oleh pengusaha luar negeri itu telah banyak dilakukan untuk penanaman sejumlah komoditas holtikultura di Kecamatan Merek, Kecamatan Naman Teran dan Kecamatan Barus Jahe. Kerja sama mereka lakukan dengan petani langsung ataupun melalui sejumlah perusahaan pengelola tanaman di Tanah Karo ini,” katanya kepada MedanBisnis, Selasa (27/9), yang ditemui di Berastagi.

Dikatakannya, para pengusaha itu langsung teken kontrak dengan petani dengan terlebih dahulu memberikan bibit dan pinjaman pupuk, yang di bayar saat panen. “Dalam kontrak itu seluruh hasil panen petani akan ditampung pengusaha bersangkutan. Sedangkan mengenai harga pembelian produk yang diminati telah ditetapkan dahulu, dan harga itu tidak akan naik ataupun turun saat panen telah tiba,” ujarnya.

Sugono mencontohkan seperti yang sudah dilakukan sebuah perusahaan asal Korea. “Perusahaan itu berminat pada komoditas brokoli, ubi jalar, kentang dan sayur peleng. Perusahaan ini pun kemudian melakukan kontrak kerja sama penanaman dengan petani. Bibit yang dibutuhkan semua mereka yang sediakan dan hasil panennya mereka yang tampung. Sedangkan harga yang ditetapkan sebesar Rp 1.000 untuk setiap batang brokoli, kemudian ubi jalar Rp1.300 per kg, kentang Rp4.500 per kg, dan sayur peleng Rp5.000 per kg,” ujarnya.

Selain perusahan ini, sebut Sugiono yang juga dikenal sebagai staf ahli pengolahan hasil ubi jalar dan asperagus ini, masih banyak lagi perusahaan lainnya yang juga telah menjalin kerja sama untuk menampung hasil pertanian holtikultura petani di Tanah Karo.

Dengan cukup tingginya minat pengusaha luar negeri akan produk hasil pertanian dari Tanah Karo, pihaknya selaku pendamping para petani mengaku bangga karena dengan system ini masa depan pertanian di Tanah Karo diyakini akan mudah berkembang.

“Namun kita tetap berharap adanya campur tangan dari pemerintah agar kerja sama seperti ini semakin banyak terjadi dan dapat melindungi petani pada setiap kontrak yang terjadi,” ungkapnya.

Sementara itu, Surya Sitepu, salah seorang petani asal Desa Gong Pinto, yang telah menjalin kontrak kerja sama dengan investor luar untuk penanaman brokoli saat ditemui MedanBisnis, kemarin, di lokasi perladangannya mengatakan, ia mengaku tertarik menjalin kerja sama ini karena ia anggap lebih menguntungkan disebabkan harga jual komoditas yang ia tanam telah diketahui sejak awal. Selain itu ia juga terbantu dalam pengadaan bibit dan pupuk.

“Di desa kami, selain saya, ada 9 petani lainnya yang juga ikut menjalin kontrak kerja sama penanaman dengan investor luar dengan luas lahan 8 hektare yang sudah siap tanam, dan masih banyak yang sedang dalam pembibitan,” sebutnya.

Menurut Surya, sistem kerja sama ini sangat membantu mereka, karena selain lahan bisa semuanya terpakai karena adanya bantuan bibit dan pupuk, harga yang ditawarkan kepada petani juga cukup menguntungkan. (edi sofyan/medanbisnis)

Filed Under: Pertanian Tagged With: agribisnis, kerjasama

Perbankan Sarana Peningkatan Ekonomi Pedagang Pasar dan Masyarakat Karo

28 September 2011 by karo Leave a Comment

Meningkatkan perekonomian masyarakat luas, khususnya para pedagang pasar Kabanjahe dan Berastagi di Tanah Karo harus bermitra dengan pihak perbankan.
Memenuhi mekanisme perbankan dan tata niaga itu, juga diperlukan peran serta pihak Badan Pertanahan Nasional (BPN) yang menerbitkan sertifikat hak milik (SHM) atau sertifikat hak guna usaha (HGU) masyarakat sebagai salah satu syarat agunan ke bank.

Hal itu ditegaskan Bupati Karo, DR (HC) Kena Ukur Karo Jambi Surbakti didampingi Wakil Bupati Terkelin Brahmana, SH ketika mencanangkan program BRI Cabang Kabanjahe, Peduli Pasar Rakyat (Pesat), meliputi pedagang pasar tradisional Kabanjahe dan Berastagi, Jumat (23/9) di Jalan Padang Mas II, Kabanjahe.

BRI Cabang Kabanjahe merupakan salah satu pihak perbankan, yang siap membantu peningkatan perekonomian masyarakat, baik melalui perkreditan atau pinjaman lunak yang tersedia, bupati menyarankan seluruh pihak Muspida dan Pimpinan SKPD dan khususnya para pedagang di Tanah Karo merespon program BRI Pesat yang hadir di teras-teras pertokoan atau pun di kios-kios pasar tradisional di Kabanjahe dan Berastagi.

Herman Depati selaku Pinca BRI Kabanjahe didampingi stafnya, Heldin Suranta Tarigan, Daud Sinukaban dan Sugeng dalam motivasinya meluncurkan program BRI Pesat di Tanah Karo berdasarkan program BRI secara nasional di seluruh nusantara dengan dukungan kantor dan pelayanan serta ATM mencapai 1.500 lokasi yang menyebar dari kota sampai pedesaan termasuk di wilayah 17 kecamatan yang ada di Tanah Karo.

Dalam pelaksanaan program tahap awal 2011, BRI membuka unit layanan Teras di pasar Kabanjahe dan Berastagi. Tahun 2012 diusulkan penambahan 2 unit Teras baru dan 1 unit Teras keliling untuk menjangkau pasar-pasar pekan di kecamatan. 

Seiring dengan pelaksanaan awal program itu, BRI Cabang Kabanjahe sekaligus menyerahkan bantuan alat-alat kebersihan kepada Pemkab Karo, berupa 100 tong sampah plastik, 10 beko sorong, 10 cangkul dan 10 cangkol garpu serta pembuatan 2 buah plank petunjuk lokasi Pasar Kabanjahe dan Berastagi kepada Bupati Karo dan secara spontanitas diterima kepala pasar Kabanjahe, Pribadi Sebayang dan Tamat Purba, selaku kepala pasar Berastagi.

Heldin Suranta Tarigan melaporkan, selama dibuka program BRI Teras di Pasar Kabanjanhe dan Berastagi, terkumpul dana dalam bentuk tabungan di Pasar Kabanjahe sebesar Rp1,4 miliar dari 57 penabung dan sebesar Rp1,5 miliar untuk 113 peminjam. Di pasar Berastagi terkumpul dana sebesar Rp1,8 miliar dari 272 penabung dan pinjaman sebesar Rp4,2 miliar untuk 265 orang. 

Untuk program Pesat dari 19-23 September 2011 telah terkumpul dana sebesar Rp1,3 miliar, pinjaman sebesar Rp3,25 miliar kepada 300 orang dari pasar Kabanjahe dan Berastagi, ujar Tarigan merinci dan dilanjutkan pantauan Bupati dan Wakil Bupati Karo bersama pimpinan BRI dan staf serta para pimpinan Muspida serta pimpinan SKPD meninjau pasar Kabanjahe dan berdialog dengan sejumlah pedagang.(ps) (Analisa)

Filed Under: Berita Baru Tagged With: ekonomi

Lelang Pinus HTHR Siosar Karo Disoal

28 September 2011 by karo Leave a Comment

Lelang tegakan kayu pinus Hutan Tanaman Hasil Reboisasi (HTHR) seluas 200 Ha di kawasan hutan produksi Siosar Kecamatan Merek Kabupaten Karo, disoal.Hal itu terungkap dalam rapat paripurna atas Laporan Pertanggungjawaban (LKPj) Bu­pati Karo 2010, di gedung DP­RD setempat,  Senin (26/9).
"Sampai saat ini pemberitahuan lelang tegakan kayu pinus tersebut belum ada disampaikan ke DPRD Karo secara tertulis. Jadi kita belum tahu se­perti apa wujudnya. Sesuai aturan yang berlaku, setiap ada perobahan status asset daerah, terlebih yang memiliki nilai ekonomis, seperti pelelangan kayu yang berada di hutan produksi Siosar selayaknya harus diketahui dewan," ujar Frans Dante Ginting dari Fraksi Gol­kar dan Natanael Ginting dari Fraksi Partai Indonesia Sejah­tera (PIS).
Menyikapi hal tersebut, Plt Kadis Kehutanan Pemkab Karo Sucipto, Selasa, (26/9) menga­kui lelang tegakan kayu pinus HTHR seluas 200 Ha di hutan produksi  Siosar dilakukan, karena pinus-pinus tersebut sudah berusia lebih kurang 37 tahun dan sudah sampai waktunya untuk dipanen atau ditebang.
pinus karo
"Kalau tidak dipanen kita yang rugi karena pinusnya akan mati sendiri karena mem­busuk melalui proses alam. Sementara kalau dipanen ha­silnya menjadi Penda­patan Asli Daerah (PAD)," jelas  Su­cipto.Dikatakannya, lelang tega­kan itu dilakukan panitia dari Kementerian Kehutanan di Ja­karta. Sedangkan izin yang di­keluarkan berkaitan dengan izin penetapan yang dikeluarkan  Kementerian Kehuta­nan RI, Nomor: SK 5/Menhut-II 2011 tertanggal 14 Januari 2011.
"Meski izin tersebut dike­lurakan Menhut, namun sebe­lumnya harus direkomendasi Bupati Karo dan hal itu sudah dilakukan bupati," ujar Sucipto sembari mengatakan, sebelum tegakan dilakukan, penawaran hasil panen sudah dilakukan oleh tujuh perusahaan nasional, masing-masing PT Dinami­ka Mitra Karsima Jakarta, PT Arta Pitagiri Lestari jakarta, PT Kencana Industri Tanjungmo­ra­wa, PT Sumber Karindo Sakti Tebingtinggi, PT Budi Tamora Permai Tanjungmorawa, Kope­rasi Perumahan Wana Bakti Nusantara Jakarta dan Kope­rasi Mitrakarsa Jakarta.
"Sampai saat ini pemenang lelang tegakan tersebut belum ada diumumkan. Jadi Dinas Kehutanan Pemkab Karo sifatnya hanya menerima tembusan saja dari pihak Kementerian Kehutanan. Kalau pemenang­nya sudah ada dan diumum­kan, kegiatan tersebut akan segera disosialisakan kepada setiap instansi terkait, lembaga maupun masyarakat," ujar­nya. (jurnalmedan)

Filed Under: Berita Baru Tagged With: Pinus HTHR

  • « Go to Previous Page
  • Page 1
  • Interim pages omitted …
  • Page 31
  • Page 32
  • Page 33
  • Page 34
  • Page 35
  • Interim pages omitted …
  • Page 57
  • Go to Next Page »

Primary Sidebar

Darami Artikel

Simbaruna

  • Update Kamus Karo Online
  • Aplikasi Android Kamus Karo bas Play Store
  • Salah Penggunaan Istilah Untuk Orang Karo
  • Persiapen Perjabun Kalak Karo
  • Aplikasi Lirik Lagu Karo Bas Android

Komentar

  • Leo Perangin angin on Kebun Tarigan dan Gendang Lima Puluh Kurang Dua
  • karo on Website Kamus Karo Online
  • Myna on Gelar Uru-urun Merga ras Beru Kalak Karo
  • Myna on Gelar Uru-urun Merga ras Beru Kalak Karo
  • Apinta perangin angin on Budaya Karo dalam Ekspresi Seni Lukis Modern Rasinta Tarigan

Categories

RSS Lagu Karo

  • La Kudiate
  • Percian
  • Rudang Rudang Sienggo Melus
  • Sayang
  • Nokoh

RSS Dev.Karo

  • Radio Karo Online v2.9
  • Kamus Karo v.1.2
  • Update Radio Karo Online 2.4
  • Bene bas Google nari
  • Aplikasi Lirik Lagu Karo Bas Android
  • Relaunching Situs Sastra Karo
  • Traffic Mulihi Stabil
  • Upgrade Server Radio Karo

Copyright © 2025 · Genesis Sample on Genesis Framework · WordPress · Log in

  • Home