• Skip to primary navigation
  • Skip to main content
  • Skip to primary sidebar

Portal Berita Karo

media komunikasi Taneh Karo, sejarah budaya Karo.

  • Home
You are here: Home / Archives for adat erjabu

adat erjabu

Adat Perjabun I Karo Timur

4 November 2011 by karo 2 Comments

erjabu

Wilayah
Yang dimaksud dengan wilayah Karo Timur adalah kota/desa yang terletak disekitar jalan atau yang berdekatan dengan jalan mulai dari Kecamatan Lubuk Pakam, Kecamatan Bangun Purba, Kecamatan Galang, Kecamatan Gunung Meriah, Kecamatan Dolok Silau dan Kecamatan Silima Kuta, yang masyarakatnya terdiri dari masyarakat Karo. Empat dari kecamatan itu terletak di daerah Kabupaten Deli Serdang dan selebihnya terletak di daerah Kabupaten Simalungun.
Keadaan permukaan bumi dimana masyarakat Karo yang tinggal di Kecamatan yang disebut diatas tadi sangat berbeda yaitu mulai dari datar, landai berbukit/bergunung dan bergelombang. Begitu juga jenis vegetasinya berbeda-beda pula. Perbedaan perbedaan itu sudah barang tentu akan menyebabkan cara dan gaya hidup masyarakatnya juga berbeda dan inilah yang menyebabkan adat istiadatnya juga berbeda. Perbedaan atau lebih jelas lagi karena pengaruh dari masyarakat lain yang dilingkungannya.
Berdasarkan hal tersebut diatas, tidaklah mungkin kita menyajikan satu bentuk Adat Istiadat dari masyarakat karo di Wilayah Karo Timur. namun demikian di dalam garis- besarnya ada bentuk persamaannya. Khusus dalam “Adat Nggeluh” makna Adat Nggeluh Masyarakat Karo mengatakan Karo di Cingkes tidak dapat dianggap lebih murni dari pada di wilayah lainnya. Walaupun di kampung itu masih ada 13 buah rumah Adat yang masih di huni dan begitu juga di kampung sekitarnya seperti kampung Tanjung Purba, Bawang, Ujung Bawang dan Tambak Bawang masih ditemui rumah Adat Karo yang dihuni.
Adat Nggeluh

Maba Belo Selambar
Maba belo Selambar adalah tahap awal dari proses perkawinan yang akan silaksanakan secara adat.Sesudah si pemuda dan si pemudi mencapai kesepakatan untuk melangsungkan perkawinjan maka pihak si pemuda dengan perantaraan anak beru-nya menyampaikan niatnya untuk ngembah Belo Selambar dengan perantaraan anak beru sipemudi. Apa bila orang tua si pemudi sudah setuju maka kedua belah pihak ( pihak si pemuda dan pihak si pemudi ) masing-masing menyampaikan kepada sangkep nggeluhna supaya datang berkumpul pada hari yang sudah di tentukan untuk merembukkan mengenai niat maba belo selambar.
Yang harus dipersiapkan :

  1. kampil 6 buah dengan isinya berupa rokok dan korek api untuk laki-laki dan sirih, tembakau untuk wanita. Semua ini dipersiapkan oleh pihak laki- laki
  2. Makanan secukupnya, juga disediakan oleh pihak laki-laki.

Yang harus hadir :
Yang harus hadir adalah anak beru dari kedua belah pihak dan singalo bere-bere, singalo perkempun ras singalo perbibin dari pihak perempuan
Waktu Pertemuan
Pihak laki- laki dengan perantaraan anak beru meminta persetujuan waktu pertemuan pihak perempuan juga melalui anak beru-nya
Tempat Dan Waktu Pertemuan
Tempat pertemuan dirumah pihak perempuan dan waktu pada malam kira-kira pukul delapan pukul delapan.
Cara Pelaksanan
Setelah tiba waktu yang telah disepakati maka oleh anak beru pihak laki-laki ditanyakan kepada anak beru pihak perempuan. Sesudah ada ada jawabannya maka acara dapat dimulai dengan makan bersama. Makanan yang dihidangkan untuk orang tua si perempuan begitu juga kepada kalimbubunya harus dalam piring khusus dan harus pula ditutup. Tetapi hidangan untuk yang lain dapat dalam piring biasa (tidak khusus) dan tidak pula ditutup, sedangkan jenis makanan yang dihidangkan tidak berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Setelah selesai makan anak beru pihak laki- laki menanyakan kepada anak beru pihak perempuan apakah sudah selesai makan dan apakah sudah dapat diteruskan kepada pembicaraan lebih lanjut.
Hal-hal yang Dibicarakan

  1. Mengenai Niat si Pemuda dan si Pemudi Hendak Kawin

Setelah ada pernyataan dari anak beru pihak laki- laki kepada anak beru pihak perempuan bahwa si pemuda itu telah memadu kasih dengan si pemudi maka orang tua si pemudi dengan perantara seninannya menanyakan kebenaran itu kepada anaknya. Demikian juga orang tua perempuan melalui anak beru-nya ingin mengetahui kepastian dan kesungguhan si pemuda.Berikutnya oleh anak beru laki- laki ditanyakan kepada anak beru pihak perempuan apakah kampil (rokok, korek api, sirih, kapur, gambir, pinang dan tembakau) sudah dapat disampaikan kepada kalimbubu (orang tua perempuan) melalui seninanya. Apabila kalimbubu sudah bersedia ,maka kampil itu sudah merupakan jawaban bahwa kalimbubu (orang tua perempuan) sudah setuju perkawinana dilaksanakan. 6 buah kampil sudah disediakan oleh anak beru pihak laki- laki kepada anak beru pihak perempuan. Satu kampil diserahkan kembali kepada anak beru pihak laki- laki untuk diserahkan kepada singalo ulu emas. Lima buah kampil diserahkan kepada senina (senina orang tua perempuan) untuk disampaikan masing-masing kepada :

  1. satu kampil kepada sukut (Orang tua perempuan)
  2. satu kampil kepada singalo bere-bere
  3. satu kampil kepada singalo perkempun
  4. satu kampil kepada singalo perbibin
  5. satu kampil kepada anak beru dari senina sukut itu.

Kemudian setelah berjalan semua kampil (6 buah) berarti bahwa semua pihak dari sukut sudah merasa senang perkawinan dilaksanakan. Hal ini disampaikan kepada pihak kalimbubu singalo bere-bere seraya mohon pendapatnya,maka oleh anak beru sukut diserahkan satu kampil pengarihi yang sudah disediakan oleh anak beru pihak laki-laki, isi dari dari kampil pengarihi itu terdiri dari: rokok, korek api, sirih, kapur, pinang, gambir, dan tembakau. Dulu pada juga ada uang Rp. 1.200 , tetapi sekarang tidak diberlakukan lagu. Kemudian setelah kampil pengarihi diterima oleh singalo bere-bere maka ditanyakan kepada si perempuan apakah perkawinan karena senang hati dan tidak ada paksaan dari orang tua. Apabila yang kawin itu kepada impalna maka masih ditanyakan oleh anak beru akan upah yang diberikan oleh orang tua laki- laki berupa ladang/sawah, benda berharga atau ternak. Kesemuanya itu akan menjadi milik bersama sesudah menjadi suami istri dan tidak termasuk harta warisan lagi, tetapi apabila tidak dengan impalna maka upah tersebut tidak ada. Pembicaraan upah seperti ini dinamakan nungkuni sungkuten. Nungkuni sangkuten ini diwilayah Gunung Meriah dan Bangun Purba tidak ada.

Gantang Tumba
Setelah selesai acara tersebut diatas maka dengan maksud menghemat waktu pada acara nganting manuk, oleh anak beru pihak laki- laki ditanyakan kepada anak beru sukut apakah dapat dilanjutkan membicarakan ancar-ancar gantang tumba, sukut pada prinsipnya tidak keberatan kalau hanya mengancar-ancar saja.
1) Untuk Wilayah Cingkes, biasanya didaerah Cingkes, pesta yang di lakukan sintengah di dasarkan kepada jumlah beras yang diperlukan. Untuk pesta sintengah ini diperlukan beras sebanyak sepuluh kaleng.Namun demikian sering juga ditanyakan pihak kalimbubu akan ukuran besar dari pesta ini: Contoh pada jaman dulu :

  1. Batang Unjuken misalnya Rp. 1.200
  2. Ulu Emas menjadi Rp. 660
  3. senina Kuranaan, senina kuranaan sekarang diberikan dirumah sesuai dengan keperluan.

Untuk ongkos perjalanan dan pembeli rokok diberikan kepada:

  1. Singalo Bere-bere Rp. 660
  2. Singalo perkempun sama dengan ngerangguti.
  3. Singalo perbibin sama dengan ngerangguti
  4. Singalo perninin sama dengan ngerangguti
  5. Singalo Kulau sama dengan ngerangguti
  6. Perkempun/Sabe adi Jelma tukurRp. 320 adi impalna Rp.160 (sintengah)
  7. Gamber inget-inget Cingles lalit, Paribun Rp. 1.600, SeribudolokRp. 1600.

Catatan : Semuanya ini dalam uang rupiah perak, penyesuaiannya sekarang sesuai dengan musyawarah kedua belah pihak.
2) Untuk Wilayah Gunung Meriah
untuk kerja sintengah

  1. Batang unjuken Rp. 48 (man orang tua sisereh)
  2. Bena Emas Rp. 1 (man orang tua si sereh)
  3. Ulu Emas Rp. 1
  4. Singalo Bere-bere Rp. 1, tambah dengan orang tua sisereh
  5. Singalo perkempun Rp. 1 (man orang tua bapa sitersereh)
  6. Singalo Perninin Rp. 1 (man orang tua nande sisereh)
  7. Ciken – Ciken Puang Rp. 1
  8. Bibi Sirembah kulau Rp. 1 (man turang bapa sisereh)
  9. Perbibin = Rp, 1 (man senina nade sisereh)
  10. Perbapatuan Rp. 1 (man impal bapa sisereh)
  11. Perbabangudan Rp. 1 (man impal nande sisereh)
  12. Perkembaren Rp. 1 (man kalimbubu si empo ras kalimbubu sisereh)
  13. Ulih Puang (Pengulu), pengulu sisereh Rp.4. Pengulu si empo Rp. 2
  14. Gamet (sisereh) Rp. 1
  15. Anak beru si sereh Rp. 2
  16. anak beru si empo Rp.1
  17. Gamet si empo Rp. 1
  18. Inget -Inget Rp. 1
  19. Batu Simalem/batu galangen, Batu Simalem Rp. 1 (man Gereja , adi nai man sinitik wari), Batu galangan Rp 1, man Sukut sisereh.

Catatan : semuanya dalam uang rupiah perak. penyesuaiannya sekarang sesuai dengan musyawarah kedua belah pihak. Setengah dari yang diterima kepada yang bersangkutan dan dan setengahnya lagi kepada kerabatnya
3) Untuk Wilayah Bangun Purba (Untuk Kerja Anak Pengulu/sintengah)

  1. Batang Unjuken Rp. 625
  2. Bena Emas Rp. 1.100.
  3. Ulu Emas Rp. 1.100
  4. Singalo Bere-bere Rp. 3.150
  5. Singalo Perkempun Rp. 3.150, per dua
  6. Singalo perninin Rp. 3.150. per dua
  7. Ciken Ciken Rp. 3.150 per dua
  8. Perbibin singelayani senina nande. Rp. 3.150. per dua
  9. Sirembah Kulau Rp (Teruh pinggan mantiki lit tembakau)
  10. Gamet Rp. 2.000
  11. Bapa Tua.Rp. 1.000
  12. Bapa Nguda Rp. 1.000
  13. Impal bapa Sintua Rp. 1.000
  14. Impal nande Sintua.Rp. 1.000
  15. Kepala Desa Rp. 15.000. (Rp 10.000 arah sinereh ras Rp. 5000 arah si empo)
  16. Si Kelang Rp.1.000
  17. Tebus tulan Rp.3.000. / (Adi la motong : 1 arah sisereh 2 arah si empo, tapi adina motong pe dalan tulan 6 emekap 4 man si sereh, emekapken: sukut, Gamet,, kalimbubu, anak beru, 2 man. Si empo emekapken Sukut ras anak beru
  18. Anak beru Silalih/Perkembaren: Rp. 3000,(2 man anak beru sisereh 1 man anak beru siempo)
  19. Simajekken Lulang/Lape-lape Rp.1.000. anak beru menteri / Ikor Sabe.

Mengenai Masa Kerja (Hari Pesta), dirembukkan tempat, hari, tanggal, dan jam. Pakaian: Pengantin/Ose Emas, Simupus berpakaian/ose, tapi tidak pakai emas, sembuyaknya dengan tanda- tanda. Yang menyediakan ose sukut, simupus sidiberu yang mengenakan singalo ulu emas. Acara : 07.00 – 08.00 Ngukati /sarapen, 08.30 – 09.30. Rose, 09.30 -10.30. Berembuk menjalankan emas , 10.30.- 13.00. Memberikan kata-kata Sambutan, 13.00 Makan. Lauk Pauk : Kentang, Cipera.Undangan : Dirembukkan jumlahnya , dikirim paling lambat satu minggu sebelumnya. Untuk kalimbubu harus di atar langsung. Mengikat Janji : Penindihi pudun Rp. 100, pesta jadi dilangsungkan uang penindih pudun dikembalikan. Catatan : acara disampaikan kepada : 1) Pihak laki- laki (Si empo) 2. Sukut (Sinereh) 3. kalimbubu 4. anak beru.

Dalam acara makan maka pinggan adat terlebih dahulu diberikan kepada ibu pengantin perempuan, barulah kepada yang lain menurut urutan yang jumlah keseluruhannya untuk pihak perempuan dan laki-laki ada 24 buah. Jika ada yang kurang maka jumlah n untuk pihak laki- laki yang dikurangi. Setelah selesai makan bersama maka anak beru si Empo menanyakan kepada anak beru Sukut apakah sudah dapat dimulai pembicaraan.

  1. Permulaan runggu : anak beru si empo memberikan 6 buah kampil yang sudah berisi kepada anak beru Sukut. Kemudian anak beru Sukut menyerahkan kepada anak beru si empo satu kampil untuk disampaikan kepada singalo Ulu Emas. Seterusnya anak beru Sukut menyerahkan 5 buah kampil kepada  senina Sukut untuk disampaikan kepada : 1. Satu kampil kepada Sukut , 2. Satu kampil kepada Singalo bere-bere 3. satu kampil kepadaa Singalo perkempun, 4. Satu kampil Singalo Perbibin, 5. Satu kampil kepada anak beru dari senina sukut itu.
  2. Setelah semua kampil sudah disampaikan maka diteruskan untuk membicarakan berbagai hal

Apa Yang harus Dibicarakan

  1. Nungkuni , anak beru si Empo menanyakan kepada anak beru Sukut apakah masih perlu ditanyakan kepada si laki- laki dan si perempuan mengenai beberapa hal mengingat mereka, tadi sore sudah pula mendapat pemberkatan nikah di gareja  dan sekarang sudah dicatatan sipil
  2. Mengenai gantang tumba/unjuken: Pada waktu ngembah belo selambar telah disinggung ancar- ancar Gantang Tumba/Unjuken anak beru  Sukut meminta kepada kepada anak beru si empo  Singalo Ulu Emas datang ke jabu  (rumah) kalimbubu Sukut agar dapat bertukar pikiran  mengenai kerja ( pesta ) apakah : Kerja Sintua , Kerja sintengah atau Kerja Singuda. Sekarang ini sudah biasa di Wilayah karo Timur dilaksanakan Kerja sintengah. Dengan demikian  besarnya masing- masing adalah sebagai berikut:
  3. batang Ujuken Rp.1. 200.
  4. Ulu Emas Rp. 660.
  5. senina Kuranan Rp. (mengenai senina kuranan sekarang diberikan di rumah sesuai dengan keperluan untuk makan transpor dan pembelian rokok)
  6. Mengenai Alonken kalimbubu  Sada : kalimbubuSi Telu sada bermusawarah mengenai jumlah yang diterima masing- masing biasanya
    1. Singalo bere-bere Rp. 660
    2. Singalo perkempun Rp. 330
    3. singalo perbibin Rp. 330
    4. Singalo perninin Rp. 330
    5. Singalo kulau mantiki Rp. 330
    6. Mengenai Perkembnaren/Sabe : Yang diterima perkembaren/sabe biasanya sama dengan yang diterima sirembah kulau Rp. 180
    7. Mengenai gamber inget-inget : Mengenai gamber Inget- inget di Cingkes tidak ada tetapi di Seribu dolok dan Paribun ada sebesar Rp.160
    8. Sedangkan untuk Wilayah Gunung Meriah dan bangun Purba seperti yang telah diutarakan tadi. – Perubahan/Penambahan tentang tersebut selalu terjadi hanya merupakan variasai akibat rasa kegembiaraan saja
    9. Pedalanken Pudun: Kemudian diteruskan pendalanken pudun: satu pandan kepada si empo, satu kepada anak beru, satu kepada sukut dan satu kepada kalimbubu – Enda pudun , pagi masa kerja  08.00. – anak beru sukut berpesan kepada singalo ulu emas dengan perantaraan anak beru si empo agar besok  mengenakan ose. Begitu juga mempersiapkan luah untuk disampaikan oleh kalimbubusi telu sada
      1. Nduduri Isapen : Setelah itu maka acara penutup dengan acara nduduri isapaen (menyuguhkan rokok) kepda sukut , sembuyak sukut , senina sukut, singalo bere-bere, singalo perbibin, begitu juga kepada anak beru sukut dan setelah itu pihak si empo sudah dapat pula kerumahnya

Kerja Adat (Pesta Adat) : Kerja Adat anak sintengah.

Apa yang Dibicarakan :

Yang perlu dibicarakan adalah gantang tumba/unjuken yang harus dibayar sesuai dengan yang telah dimusyawarahkan sewaktu nganting manuk. Ditanyakan apakah ada yang perlu dibicarakan kembali.

baca selanjutnya klik page 2,3 dst dibawah

Download
[download id="1"]

Pages: Page 1 Page 2 Page 3

Filed Under: Adat Tagged With: adat erjabu, nereh empo, pesta adat karo

Adat Perjabun Nereh Empo I Karo Dusun

30 October 2011 by karo 1 Comment

Wilayah Karo Dusun

Wilayah Karo Dusun mencakup Kecamatan Sibolangit, Kecamatan Pancur Batu , Kecamatan Namo Rambe , Kecamatan Sunggal, Kecamatan Kutalimbaru , Kecamatan STM- Hilir, Kecamatan STM- Hulu, Kecamatan Hamparan Perak, Kecamatan Tanjung Morawa dan Kecamatan Biru- Biru . Wilayah ini dihuni oleh masyarakat Karo dari jaman sebelum perang. Melalui wilayah ini ada jalan tembus , jalan perlanja sira yang menghubungkan Karo Dusun dengan Karo Julu. Jadi garam yang sangat penting itu untuk kehidupan manusia , di pasok dari Karo Dusun dan Alas ke Tanah Karo . Hubungan kekeluargaan (adat istiadat nggeluh) sangat erat antara Karo Dusun dengan Karo Julu.

1. Maba Belo Selambar

Pada zaman dahulu sebelum perang maba belo selambar dengan membawa kampil lengkap yang berisi belo, kapur, gamber, mbako, pinang, penaka pinang, ( kalak kati ), tok- tok, perisapen, yang terdiri dari daun nipah, daun jagung, mbako dan santik. Pertemuan ini dihadiri oleh Anak Beru Siempo (dilaiki-diberu), Sembuyak si empo, nande bapa sinereh , siterserh, dan bibi siterserh yang tidak punya anak laki- laki . Untuk pertemuan ini Anak Beru si empo datang kerumah sesudah makan malam sebagai utusan si empo . Teknik pelaksanaannya dilakukan setelah saling bertukar rokok (isap). Anak beru si empo menyampikan niatnya kepada orang tua sinereh atau sembuyak terdekat. Dan orang tua si tersereh meminta turangnya untuk menanyakan kepda si tersereh ketersediaan untuk menerima lamaran. Pada umumnya gayung bersambut karena sudah ada arih- arih simedanak. Tempa- tempa terjadi paksaan karena ; yang datang adalah impalna dan belum ada arih- arih. Biasanya bila mana bukan anak kalimbubu , maka pihak si empo tidak berani kalau belum ada arih- arih orang tua atau simedanak . Orang Karo takut dipermalukan. Sering juga terjadi sebelum makan belo orang tua si empo datang tanpa anak beru; maka ayam untuk dimakan bersama kalimbubu untuk menanyakan kesediaan si tersereh untuk kawin dengan impalna. Dalam hal ini penolakan sering terjadi. Setelah ada persetujuan maka direncanakan maba belo selambar. Proses ini namanya nungkuni , bila tak ada musyawarah anak.

Bila ada musyawarah anak anak dapat terjadi :

Pertama nangkih erjabu. Anak kalimbubu harus dibawa kerumah Bapa Tua , Bapa Uda, Abang yaitu rumahna. Bukan Anak Kalimbubu dibawa ke  rumah Anak Beru. Sekarang dibawa ke rumah Pemuka Agama.

Nangkih erjabu ada dua bentuk :

a). Nangkih dengan persetujuan

b). Nangkih erbuni- buni( tidak ada persetujuan )

Kedua  Maba belo selambar, yang menjadi pembicaraan adalah  apakah pihak si empo banci erjabu, tersinget-singet ndigan maba luah (nganting manuk). Pada saat acara ini yang di undang makin banyak, semua Sangkep nggeluh siseh kujabu tambah Anak beru Tua (Singerana). Selain kampil lengkap 6 buah maka si empo maba nakan tasak untuk makan bersama , amak mbentar sinereh (amak runggu).

Saat pelaksanaan dapat dilaksanakan pada pukul 17.00-19.00 (makan dulu baru acara) atau pukul 14.00-15.00 sampai selesai (acara dulu baru makan) . Tempat berkumpul di rumah si tersereh atau di jambur (Los).

Teknik pelaksanaan seperti runggu Adat Karo :

Ditengah (gelanggang/berhadapan masing- masing Anak Beru), dibelakang anak beru sesina kuranan, senina sepemeren, senina siparibanen , sembuyak, sukut, sukut ras senina sepengalon. Kalimbubu, sebelah kanan, di kanan kalimbubu duduk puang kalimbubu.

Runggu boleh dimulai karena seluruh sangkep nggeluh (sindungi runggun ras kerja) enggo pulung. Yang akan dibicarakan adalah :

1. Apakah si empo boleh nikah

2 . Ersinget- singet gantang tumba (utang adat) ; tukor

3. Penentuan hari Maba Luah (nganting manok ras kerja adatna). Kalau sudah ada hari yang disetujui maka Sengkul me pudun.

2. Maba Luah ( Nganting Manok)

Yang perlu dipersiapkan si dilaki (pihak laki-laki), kampil lengkap 6 buah, amak mbentar man kalimbubu secukupnya, perisapen rokok 8 bungkus kalau dulu cukup 7 bungkus atau 6 bungkus; rires secukupnya, cimpa unung- unung, ayam cipera, nasi serta gulen. Si diberu (pihak wanita) : kampil lengkap ras anak runggu 2 buah serta amak untuk kalimbubu. Yang hadir semua sangkep nggeluh dari masing-masing yaitu : Sukut, Sembuyak Sukut, Senina (sipemeren,siparibanen , sepengalon) , senina kuranan (Gamet), kalimbubu, puang kalimbubu, anakberu ras anak beru menteri. Khusus si empo harus hadir : anak beru ngikuri untuk mencuci kuali (belanga) dan membantu masak. Hari pertemuan sering sudah ditentukan saat maba belo selambar bagi keluarga baru; dan saat runggu erbahan kerja bagi keluarga yang sudah punya anak . Pelaksaanaan sebelum perang, diadakan pada siang hari, atau malam hari berbeda waktu dengan kerja adatnya. Sekarang ini diadakan malam hari dan besoknya kerja adat. Dan tempa-tempa disatukan dengan naba belo selambar dengan syarat harus ada kuah man kalimbubu (rires, cimpa unong unong dan gule cipera) saat maba belo selambar dan memudahkan peningkatan ini harus ada pembicaraan lebih dahulu (teruh- teruhi). Teknik pelaksanaan sama dengan runggu Adat karo saat naba belo selambar sigundari, jadi pembicaraan adalah menentukan utang adat yang harus ditanggung oleh si empo yaitu : Batang Ujuken (tukor) bere- bere, perkempun, perninin, ciken- ciken, perbapatuaan, perbapangudan, batu gilingen, tangu beru, gamet, suabe (perkembaren), anak beru menteri, sirembah kulau, (kelang-kelang).

Setelah adat ini disetujui maka dibicarakan mengenai acara kerja adat besok hari, agar semua berjalan lancar yaitu : ose dan yang di osei, makan pagi (ngukati), membayar utang dan acara singerana. Permulaan acara pihak perempuan. Tempa-tempa selang seling. Diakhir acara maba luah adalah Sengkul Pudun Kerja

3. Kerja Adat

Yang perlu dipersiapkan :

a. Sinereh

Pinggan pedalan emas yang terdiri darai : pinggan pasu, ariteneng ,cimata, cincin-tumbuk, draham yaitu emas megersing ( ganti kunyit ), beras meciho, belo cawer, amak mbentar Tikar tempat runggu ( amak runggu) dan tikar untuk kalimbubu.

b. Si empo

Uang yang harus dibawa, makan untuk dua kali makan (pengukati, dan makan siang), untuk acara makan ini Potongan Adat yaitu Kerbau , Sapi, dan Babi harus disediakan utang adat yang potongannya cara ngelapah. Khusus pada pesta adat hadir seluruh kerabat, kade- kade ndauh- ndiher yang fungsinya pertama : Ndungi adat kerja/petunggungken dan pehagaken , yang berfunsi sebagai Ndungi Adat-Kerja yaitu Sangkep Nggeluh dari sukut berfungsi untuk petunggungken kade-kade si ndauh-sindiher; yang berfungsi untuk pehagaken teman meriah , sierpangkat.

Hari pertemuan sudah dirancang saat maba belo selambar bagi jabu simbaru atau runggun adat bas nehken sura- sura bagi jabu si enggo ndekah. Lamanya pudun hanya 1 bulan bila lebih sirenggetken. Acara dilakukan dirumah Waluh Jabu (kerja rumah), dibuatkan tenda di depan rumah, ditanah lapang atau gedung pertemuan, loosd desa , jambur,. waktu pelaksaanaan mulai pukul 08.00 sampai selesai. Pukul 07.00 – 10.00 ngukati, pukul 09.00-10.00 ersukat emas, pukul 10.00 – 13.00 acara ngerana- ngerana (sidiberu arah lebe), pukul 13.00- 14.00 makan siang.

Teknik pelaksanaan pada ersukat emas iban “Runggun Adat Karo“. Anak beru petala-tala ia itengah, kundul sukut , senina , gamet, teman meriah, perangkat Desa, pemuka agama. Sebelah kanan duduk kalimbubu sebelah belakang kalimbubu duduk puang kalimbubu , sebelah kirinya duduk anak beru menteri dan sebelah kirinya duduk anak beru ngikuri. Saat pedalan emas dilakukan oleh kepala desa yang sebelumnya diadaklan sejalapen yaitu sekaku atau saksi tertulis dari perkawinan ini.

Urut -urutan pedalan emas : Sinereh ngirakken pinggan pedalan emas ras si empo ngisisa alu uruten :

a. belo Kinapor 12 lembar

b. bura emas

c. ulu emas

d. batang unjuken (berdasarkan musyawarah)

e. bere- bere

f. perkempun, man mama nande.

g. Perninin, man senina bap.

h. Pebibin, man senina nade

i. Ciken – ciken, man mama nini bolang

j. Perbapatuan, man impal Nande

k. Perbapangudan, man diberu impal bapa.

l. Batu galangen, cibal – cibalen bapa

m.Tinggir Beru, man senina Bapa (kakak atau adik). kalimbubu bena- bena( kalimbubu tua ), kalimbubu dareh ( kalimbubu simupus ) dan kalimbubu siperdemui , kalimbubu sipemeren serta puang kalimbubu . Anak beru, anak beru menteri dan anak beru sipemeren .

Selesai acara ngerana – ngerana kedua belah pihak maka diadakan acara makan siang . Dan sebelumnya diberikan dulu makan baluten yang banyaknya minimal 12 buah atau 50 – 2 = 48 untuk pihak sinereh . Saat acara makan diumumkan bahwa nanti malam akan diadakan acara “mukul” di rumah bapa si empo. Pada perkawinan orang karo sering terjadi Ngelingkah (ngelangkah), satu dilangkahi bayar satau, dua dilangkahi bayar dua , dan seterusnya. Adapun utang yang dilangkahi laki- laki adalah : tengkulok, kain sarung, dam tikar. Utang kepada perempuan : Kampoh.

Kerja Adat karo Dusun terdiri dari : Kerja singuda, Kerja sintengah , kerja sintua. Kerja Singuda adalah kerja dengan potong babi atau erbante. Semua kade – kade sindiher i tenahken tambah Sangkep nggeluh. Kade-kade sindiher juga dibatasi karena pangan terbatas. Kerja Sintengah : adalah kerja mbelin tanpa gendang sarune. Kerina kade kade teman meriah ras Sangkep Nggeluh i tenahken sebab potong kerbo atau lembu jukut 6-8 kaleng. Kerja Sintua adalah kerja sintengah alu erkata gendang . Kerina kalimbubu sineken bas surat undangen harus diundang.

4. Mukul = Mecah- mecah tinaroh

Yang perlu di[persiapkan sinereh adalah ayam yang dilengkapi oleh singalo bere- bere (mamina) ayam itu warnanya kuning (simelias rupa), tinaruh manuk belgang disebut tinaruh manuk Tasak Mulia. Pihak si empo mempersiapkan: pinggan Pasu (piring besar), uis arinteneng atau uis teba metak loanam pingga pasu, nasi dan tulan putor dan kepala serta ekor dimasak tanpa adum. Yang kumpul sat mukul adalah sangkep nggeluh siseh kujabu masing- masing pihak. Dan tempat kumpul di rumah orang tua si empo pukul 20.00-21.00 sampai selesai.

Biasanya pihak sinereh bermalam di rumah pihak si empo. Teknik pelaksanaannya bibi si rembah kulau, bibi nande, anak beru menyiapkan pinggan pasu dengan lanam uis arinteng; letakkan nasi diatasnya, letakkan manuk yang disangkepi ; gat- gat tasak telu, tinaruh raja mulia. Sudah lengkap hidangan didepan penganten didalam amak dabuhen (KAMAR) pukul sidilaki nakan ras tinaruh berekenna man si diberu dan sebaliknya; mengucapkan janji bahwa tidak boleh berpisah kalu tidak dipisahkan Tuhan.

Masing masing memilih ayam sangkepi. Yang perlu dipersiapkan adalah kampil pengobah tutor, cimpa baka sagu, yang hadir Sangkep Nggeluh si empo ras sinereh dan dilakukan besok pagi sesudah mukul i rumah si empo, nangkih-nangkih matawari sesudah makan pagi . Kedia penganten baru si osei uis mejile, sitersereh di antar bibi membawa kampil,  ke bengkilanya diberikan belo kinapor dengan ucapan mulai hari inin tidak boleh bicara langsung harus memakai perantara . Demikian juga kepada turangku dan kerabat lain, kalau da perubahan tutur maka laki- laki maupun perempuan (si empo dan sitersereh) semua berubah sesuai dengan tutur simbaru. Hal ini dapat terjadi bila yang nikah tidak tutornya rimpal.contoh erbibi bana,permenna bana , maka akan terjadi perubahan yang mencolok.

6. Ngulihi Tudong

Yang perlu dipersiapkan keluarga baru adalah nakan dan gulen tasak serta cimpa. Hari pelaksanaan adalah 4 wari 4 berngi pejabun, maka bernagkat keluarga baru dari kampung sidilaki ke kampung kalimbubu. Adapun pengantarnya adalah nande-bapa, anak beru dan sembuyak. Dan sampai di rumah kalimbubu sebaiknya sebelaum pukul 12 .00. Makan siang diadakan di rumah kalimbubu bersama Sangkep nggeluhnya. Keluarga sidilaki biasanya bermalam tapi sekarang dapat pulang pada sore hari. Setelah makan malam dibuat acara mbereken pedah-pedah (memberikan petuah). Setelah itu pihak perempuan mempersiapkan pakaiannya untuk dibawah esok harinya. Pada jaman sebelum perang, kendaraan belum ada, maka Ibunya mengantar anaknya sampai kerangen kuta (hutan dekat desa) dengan cara pelan- pelan berpisah dengan pesan “Jangan pernah menoleh kebelakang, tetap pandang ke depan semoga kam sehat dan bahagia selalu”, namun si nande tetap berdiri di kerabangen kuta sampai si anak tidak kelihatan lagi.

7. Ngulihi Bulang

Hal ini terhadi bila rumah mereka jauh dari rumah orang tua laki-laki . Atau  si laki-laki ke kekelaan di rumah kalumbubu, maka secara dadakan diadakan ngulihi bulang, yang perlu dipersiapkan adalah: nakan dan bengkau tasak dan cimpa, waktunya 4 atau 5 hari  setelah pesta adat (4 atau 5 be rngi enggo kenca kerja). Acara ini juga mengambil pakaian si dilaki yang masih ada dirumah orang tuanya, selesai acara makan diadakan acara memberikan petuah- petuah.

ditulis oleh : Ngajarsa Sinuraya Bre Bangun

nb : ada sebagian kata-kata yang diubah untuk memudahkan pembacaan.Kampil

Filed Under: Adat Tagged With: adat erjabu, mbaba kampil

Primary Sidebar

Darami Artikel

Simbaruna

  • Update Kamus Karo Online
  • Aplikasi Android Kamus Karo bas Play Store
  • Salah Penggunaan Istilah Untuk Orang Karo
  • Persiapen Perjabun Kalak Karo
  • Aplikasi Lirik Lagu Karo Bas Android

Komentar

  • Leo Perangin angin on Kebun Tarigan dan Gendang Lima Puluh Kurang Dua
  • karo on Website Kamus Karo Online
  • Myna on Gelar Uru-urun Merga ras Beru Kalak Karo
  • Myna on Gelar Uru-urun Merga ras Beru Kalak Karo
  • Apinta perangin angin on Budaya Karo dalam Ekspresi Seni Lukis Modern Rasinta Tarigan

Categories

RSS Lagu Karo

  • La Kudiate
  • Percian
  • Rudang Rudang Sienggo Melus
  • Sayang
  • Nokoh

RSS Dev.Karo

  • Radio Karo Online v2.9
  • Kamus Karo v.1.2
  • Update Radio Karo Online 2.4
  • Bene bas Google nari
  • Aplikasi Lirik Lagu Karo Bas Android
  • Relaunching Situs Sastra Karo
  • Traffic Mulihi Stabil
  • Upgrade Server Radio Karo

Copyright © 2025 · Genesis Sample on Genesis Framework · WordPress · Log in

  • Home