• Skip to primary navigation
  • Skip to main content
  • Skip to primary sidebar

Portal Berita Karo

media komunikasi Taneh Karo, sejarah budaya Karo.

  • Home
You are here: Home / Seni dan Budaya / Adat / Adat Perjabun I Karo Timur

Adat Perjabun I Karo Timur

4 November 2011 by karo 2 Comments

Yang Harus Hadir

Cara mengikat janji adalah dengan ,musyawarah antara masing masing sangkep nggeluhna.

Tempat Berkumpul Dan Waktunya

Tempat berkumpul dirumah sukut atau ditempat lain seperti yang sudah disepakati pada waktu nganting manuk.

Dari Mana Berangkat Si Laki- laki

Tempat berangkat sama seperti pada waktu nganting manuk.

Tata Cara Pelaksanaan

Sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan maka pada pukul 08.30 sudah selesai ngukati/sarapan. Kemudian kedua pengantin mengenakan Ose Emas,yang dilaksanakan oleh Singalo Ulu Emas dan kedua orang tua kedua pengantin juga di osei tetapi tidak pakai emas. Sedangkan sembuyak dengan menggunakan tanda- tanda. Kemudian anak beru menyampaikan kampil kepada singalo ulu emas, kepada sukut, kepada singalo bere-bere, kepada singalo perkempun, kepada singalo perbibin, dan kepada anak beru sukut. Berbincang- bincang mengenai jalannya emas apakah masih ada yang perlu dibicarakan atau apakah sudah sesuai.

Pelaksanaan Taka

Taka Ulu Emas  perlu sekali, ndarat tulan man simada dareh (simada bere-bere kal, pertelu sekali nari, ndarat tulan jukut man simada bere-bere (kalimbubu bapa Sierjabu), pertelu ka sekali nari : Sada man kalimbubu nini (kampah), Sada man Ka;imbubu Tau , sadanari man kalimbubu iperdemui. Teluna e  indesken sekaligus man bapa si empo ia mbagisa man kalimbubu sini undangna. Taka  Bere-Bere : Pertelu lebe sekali ndarat sada tulan man simada dareh (man mamana kal , ia kari erbagi man seninana), Pertelu sekali nari, ndarat tulan jukut man sembuyak tulan : (Sembuyak Bapana, Sembuyak Nini) Ia erbagi kerina. Perteluka sekali nari: Sada man kalimbubu nini, sada ka man kalimbubu arah kalimbubu bena , Sadanari emekapken kalimbubu Sienterem kalimbubu perdemui. Taka Perkempun: Pertelu lebe sekali ndarat tulan man simada dareh, pertelu sekali nari, ndarat jukut tulan man sembuyak simada permen, pertelu sekali nari ka: Sada man turang nini, sada man sipemeren bapa, sadanari ka man jelma sinterem. Taka Perkembaren: pertelu lebe sekali nadarat tulan man man anak beru Tua , pertelu sekali nari, ndarat jukut tulan man anak beru Ceko Baka Tutup, pertelu ka sekali nari, sada man anak beru Menteri, Sada ka man anak beru sienterem. Sedangkan untuk wilayah Gunung Meriah dan Bangun Purba Pembagian Taka itu seperti pada daftar dan jumlah yang sudah diatur.

Pedalan Luah kalimbubu

Sebelum luah diserahkan terlebih dahulu kalimbubu memberikan kata-kata nasihat kepada kedua mempelai, sesudah itu barulah diserahkan luah itu

  1. Luah kalimbubu Simada Bere-bere:
  2. tendang/lampu yang sudah dinyalakan
  3. priuk dan sendoknya
  4. piring makan
  5. Beras putih dalam mangkok putih dan telor ayam
  6. Tikar dan bantal umtuk tidur
    1. Luah kalimbubu Singalo Perkempun:
    2. satu amak cu
    3. satu bantal
    4. satu ekor ayam untuk dipelihara
      1. Luah Singalo Perbibin:
      2. Satu Uis Nipes
      3. satu maka cur
        1. Luah Singalo Ulu Emas:
        2. Pring Makan
        3. Satu Amak Cur
          1. Untuk Wilayah Gunung Meriah : Orang tua perempuan menyerahkan:
          2. Bahan kampuh kepada menantunya
          3. Uis Errambas man orang tua  si Empo
          4. Kudin Mbaru, ras beras, naruh manuk, manuk asuhen sada, lampu isagani, pinggan dua, belanga kitik sada, amak tayangen
            1. Utang  Singalo Bere-bere , manuk, tinaruh, manuk, amak, beras setumba, manuk asuhen

 

Mukul

Pada malam harinya setelah selesai kerja adat , di adakan acara mukul bertempat dirumah si empo. Kedua mempelai disuguhi  makanan oleh kalimbubu (orang tua mempelai perempuan). Makanan tersebut berupa manuk sangkep dengan telu ayam, tetapi di gunung Meriah kaperas 3 ekor dan nasi, dan di Bangun Purba nasi dan telur ayam. Makanan tersebut disediakan oleh anak beru Si Empo. Pelaksanaan: yang perempuam mengepal (bentuknya menjadi bulat sepeti bulat telur jadinya) dan tidak boleh sebutir nasipun yang jatuh karena itu tangan kirinya siap dibawah tangan kanan, dan nasi itu diberikan  kepada laki-laki/suaminya dan demikian juga dilakukan oleh suami terhadap istrinya.

Penutup

Setelah selesai kerja adat itu pada malam hari diadakan perembukan antar si Empo dengan anak beru-nya mengenai biaya- biaya yang dipergunakan dan rencana penjayon anak yang baru menikah itu. Selesai itu sanak famili boleh pulang kerumah masing- masing.

Erban Tutur

Yang harus disediakan, pada waktu acara erban tutur yang perlu disediakan adalah : sirih dan cimpa. Yang harus hadir adalah sangkep nggeluh kedua belah pihaK. Acara erban Tutur ini diadakan di rumah Si Empo pada waktu nangkih matawari kira-kira pukul 11. 00 Wib. Cara pelaksanaan : anak beru si Empo menyediakan Belo Kinapur untuk diserahkan kepada : mempelai laki- laki kepada ayahnya , ibunya dan turangkuna, mempelai perempuan kepada bengkilana dan turangkuna, setelah itu makan, masing-masing duduk ditempatnya, dan bersama- sama makan cimpa, untuk Wilayah Gunung Meriah Si Sereh nutu cimpa erpagi-pagi man teman si sereh ras rutang sada uis, cimpa diberikan pula kepada orang tuanya.

Naruhken Tendi

Di wilayah Gunung Meriah ada pula acara naruhken Tendi. Sesudah beberapa hari datang kalimbubu (orang tua perempuan) dengan anak beru , seninanya dengan membawa manuk sangkep , makanan semuanya sudah dimasak. Sirih 11 (sebelas) lembar di atas piring di alasi beras. Ibu perempuan membagi-bagikan sirih itu mulai dari anak beru si empo, anak beru Menteri, sukut, sisereh dan seterusnya terakhir tinggal 1 lagi untuk sukut si empo. Setelah selesai makan bersama, disediakan beras dan manuk sangkep untuk dibawa pulang.

Penjayon

Gunung Meriah : Untuk yang sudah kawin diberikan satu bagian sawah, tidak ditentukan luasnya, tetapi apabila istrinya itu impalnya maka diberikan luas bagian sawah itu yang dapat menghasilakn 30 kaleng padi. Bangun Purba : – Diberikan oleh orang tua pengantin waktu kerja adat, – Jelasnya tidak ditentukan berapa luasnya.

Ngulihi Tudung

Acara Ngulihi Tudung diwilayah Karo timur sudah jarang dilaksanakan

Ngulihi Bulang

Acara ngulihi bulang inipun diwilayah Karo Timur tidak ada lagi.

Ditulis olen : Ngajarsa Sinuraya

Pages: Page 1 Page 2 Page 3

Filed Under: Adat Tagged With: adat erjabu, nereh empo, pesta adat karo

Reader Interactions

Comments

  1. Ginting la terpegas says

    8 May 2017 at 15:43

    Pria menawan hati2 ko ngomong ula kari pegasi kalak ko kari,kami orang karo tidak pernah mengklaim budaya lain bahkan kami berusaha untuk mengatakan karo bukan batak artinya kami tidak sudi mengklaim budaya orang,kami orang karo kami labo percikcik ma nggo tehmu,bersyukurlah ada orang karo,kalau gk ada orang karo kota medan gk akan ada karna yg menemukan kota medan adalah orang karo yaitu gurupatimpus.intinya kau jangan asal ngomong.
    #karobukanbatak!!!

    Reply
  2. Pria Menawan says

    23 February 2017 at 23:29

    Maaf pak tradisi menjunjung tinombu pada acara sayur matua dan sajian ayam yang diatur yang ditampilkan ini adalah budaya Simalungun bukan budaya Karo, penduduk yang mengaku Karo yang ada di Dolog Silou hingga Gunung Mariah dan Karo Jahe awalnya adalah orang Simalungun yang mengalami transisi identitas menjadi Karo, makanya mereka tetap melestarikan budaya leluhur mereka suku Simalungun. Marga Sembiring yang ada di Dolog Silou adalah peralihan dari Sipayung dan Silalahi, Tarigan peralihan dari Purba, dan Ginting Simarmata dan Garamata peralihan peralihan dari Saragih Simarmata, jangan pernah mengingkari leluhur dan warisannya jangan pernah dikhianati serta diganti labelnya dengan nama lain. Bila ini memang budaya asli suku Karo, tentu akan dikenal secara luas di seluruh wilayah Karo, seperti di Kaban Jahe, Berastagi, Juhar, Tiga Binanga, dan lain-lain. Namun ternyata hanya dikenal di daerah Simalungun yang penduduknya merasa suku Karo, saran saya sebaiknya bapak banyak-banyaklah belajar budaya Karo dan Simalungun agar bapak tahu dimana letak persamaan dan perbedaannya. Dan saya perhatikan orang Karo sangat senang mengklaim budaya orang lain bagian dari budayanya tanpa melalui proses pengkajian yang mendalam. Begitu giliran orang Karo yang diklaim mereka marah dan tidak terima, tapi mengklaim budaya dan daerah orang lain seenak perut mereka. Terima kasih

    Reply

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Primary Sidebar

Darami Artikel

Simbaruna

  • Update Kamus Karo Online
  • Aplikasi Android Kamus Karo bas Play Store
  • Salah Penggunaan Istilah Untuk Orang Karo
  • Persiapen Perjabun Kalak Karo
  • Aplikasi Lirik Lagu Karo Bas Android

Komentar

  • Leo Perangin angin on Kebun Tarigan dan Gendang Lima Puluh Kurang Dua
  • karo on Website Kamus Karo Online
  • Myna on Gelar Uru-urun Merga ras Beru Kalak Karo
  • Myna on Gelar Uru-urun Merga ras Beru Kalak Karo
  • Apinta perangin angin on Budaya Karo dalam Ekspresi Seni Lukis Modern Rasinta Tarigan

Categories

RSS Lagu Karo

  • La Kudiate
  • Percian
  • Rudang Rudang Sienggo Melus
  • Sayang
  • Nokoh

RSS Dev.Karo

  • Radio Karo Online v2.9
  • Kamus Karo v.1.2
  • Update Radio Karo Online 2.4
  • Bene bas Google nari
  • Aplikasi Lirik Lagu Karo Bas Android
  • Relaunching Situs Sastra Karo
  • Traffic Mulihi Stabil
  • Upgrade Server Radio Karo

Copyright © 2025 · Genesis Sample on Genesis Framework · WordPress · Log in

  • Home