• Skip to primary navigation
  • Skip to main content
  • Skip to primary sidebar

Portal Berita Karo

media komunikasi Taneh Karo, sejarah budaya Karo.

  • Home

Effendy Sinukaban Pimpin DPRD Karo

1 November 2011 by karo Leave a Comment

Effendy Sinukaban SE, diambil sumpahnya sebagai Ketua DPRD Karo, dalam sidang paripurna istimewa DPRD Karo di gedung DPRD Karo, Senin (31/10). Pengambilan sumpah danjanji dilakukan di hadapan Ketua Pengadilan Negeri (PN) Kabanjahe,  Lince Anna br Purba SH MH

Sidang paripurna kemarin dipimpin Pelaksana Ketua DPRD Karo, Ferianta Purba SE, didampingi Wakil Ketua DPRD Karo,Onasis Sitepu. ST dan dihadiri 25 dari 35 anggota DPRD Karo.

Turut hadir, Bupati Karo DR (HC) Kena Ukur Karo Jambi Surbakti, Wakil Bupati Terkelin Brahmana SE, Dandim 0205/TK Letkol Kav Prince Meyer Putong, Kapolres Karo AKBP Drs Ignatius Agung Prasetyoko SH, Sekda Ir Makmur Ginting MSC, sejumlah  pimpinan SKPD jajaran Pemkab Karo.

Sebelum acara pokok pelantikan, pelaksana Ketua DPRD Karo Ferianta Purba SE, membacakan Keputusan Plt Gubernur Sumatera Utara Gatot Pujo Nugroho. ST,  Nomor 188.44/919/KPTS/Tahun 2011 tertanggal 14 Oktober 2011  tentang peresmian pemberhentian dan pengangkatan Ketua DPRD Karo.

Surat keputusan  tersebut, memberhentikan dengan hormat Siti Aminah br Perangin-angin SE dari kedudukannya sebagai Ketua DPRD Karo dan mengangkat Effendy Sinukaban SE sebagai Ketua DPRD Karo.

Bupati Karo, DR (HC) Kena Ukur Karo Jambi Surbakti dalam sambutannya mengatakan, kiranya kepemimpinan Effendy Sinukaban SE dapat menciptakan kebersamaan seluruh anggota DPRD Karo yang pada gilirannnya dapat mewujudkan kemitraan kerja yang berkualitas dan harmonis dengan eksekutif.

Lebih lanjut orang nomor satu di Pemkab Karo itu mengajak dan menumbuh tekad bersama sebagai mitra kerja eksekutif dan legislatif untuk saling bahu membahu dan menjalin kerja sama yang baik dalam memajukan Kabupaten Karo. (wan/hariansumutpos)

Filed Under: Politik Tagged With: dprd karo, ketua dprd karo

Membangun Karo, Butuh Kaum Muda

1 November 2011 by karo Leave a Comment

Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Sumatera Utara, Gatot Pujo Nugroho mengingatkan agar pemerintah dan segenap tokoh masyarakat di Kabupaten Karo membangun masyarakat dengan melibatkan peran-peran kaum muda di daerah, sembari terus menumbuhkan semangat ketakwaaan beragama.

“Jika kalangan generasi muda tidak dilibatkan dalam proses pembangunan daerah, maka sangat disayangkan. Karena akan menjadi ‘lahan tidur’ di tengah banyaknya potensi yang dimiliki kaum muda saat ini. Padahal, potensi tersebutlah yang dapat mempercepat pembangunan daerah dan bangsa ini ke depan,” katanya, tadi malam.

Menurutnya, anak-anak muda perlu tetap dibekali dengan ilmu pengetahuan dan teknologi. Di samping itu, semangat kerohanian juga tetap harus dikembangkan. Agar tidak tercerabut dari akar budayanya sendiri.

Gatot menambahkan, kesuksesan pariwisata dan pertanian Sumatera Utara juga cukup ditentukan oleh Karo selaku daerah pengunungan di provinsi tersebut. Untuk itu, diharapkan ke depan, Karo terus tumbuh sebagai industri pariwisata yang menghidupkan nilai-nilai budaya masyarakat Karo sendiri.

“Sementara dari Kabupaten Dairi kita harapkan dapat tumbuh sebagai pusat ekspor sayur dan komoditi pertanian lain ke luar negeri,” tandasnya.

Dalam dialog tokoh yang dipandu oleh Asisten Ekonomi Pembangunan Pemkab Karo, Simon Sembiring, Plt Gubernur mendapat banyak masukan dari tokoh masyarakat yang menyampaikan aspirasinya secara langsung.

Mardinal Tarigan selaku tokoh agama yang juga Kepala Kantor Departemen Agama Kabupaten Karo menjelaksan kepada Plt Gubsu, jumlah masyarakat Karo saat ini, terdiri dari 52 persen beragama Kristen, 25 persen beragama Islam, 19 persen Katolik dan 4 persen lain-lain.

Namun yang menjadi persoalan saat ini, menurut Tarigan, generasi masyarakat Karo membutuhkan tenaga pendidik umat yang saat ini masih kurang. Terlebih lagi tenaga untuk mengajar membaca Alquran.

Selain Plt Gubernur, acara tersebut juga dihadiri Bupati Kabupaten Karo, Kena Ukur Karojambi, Wakil Bupati Karo, Terkelin Sembirig beserta sejumlah SKPD Kabupaten Karo. Sementara dari Pemprov Sumut, Karo Binsos Shakira Zandi, Kadis Pertanian M Roem, Kadis Kesehatan, Chandra Syafei, Kadis Kominfo, Asren Nasution dan sejumlah pejabat lain. (waspada)

Filed Under: Berita Baru Tagged With: bangun karo, karo maju

Terpuk Ras Orat Nggeluh Kalak Karo

1 November 2011 by karo Leave a Comment

Situhuna lenga bo jelas bas ise nari nge mbagi-mbagisa terpok/wilayah orat nggeluh kita kalak Karo entah bas perjabun, majekken mengket rumah adat mbaru, acara kepaten, ras sidebanna ibas kegeluhen kita kalak Karo nai nari.
Tapi si memang nyata, emkap makana kenca daerah- daerah kita Karo sibage belangna i kunduli jajahan Belanda, maka daerah Karo ibagi bagi ibas administrasi pemerintahan siberlainen. mungkin maksudna gelah perukuren kalak Karo ula ersada, nginget belanda bas abad XIX ras permulaan abad XX, kalak Karo terus menerus memerangi posisi bnelanda ras tuan – tuan kebun.Ternyata tujuan Belanda enda lit lit ulihna , sebab usur kakin sapih- sapih kita lanai siangkaaen , ijjendam masuk jarum perpecahen Belanda . Tapi untung kang kalakm Karo dungna ngerti politik busuk Belanda enda , emakana dungna kalak Karo dungna enggo reh ukurna muluihi persada ukur .
Jadi sini kataken kalak 7 (Tujuh) terpok orat nggeluh kalak Karo, ija enda pe relatif ras samar emkap ken :

  1. Terpok/Wilayah Karo Timur, termasuk ije kecamaten- kecamaten:
    1. Lubuk Pakam
    2. Bangun Purba
    3. Galang Gunung Meriah (termasuk Kabupaten Deli Serdang)
    4. kecamaten Dolok Silauras
    5. kecamaten Silima Kuta (Simalungun).
  2. Terpok / Wilayah Karo Dusun, termasuk ije kecamatan-kecamatan :
    1. Biru-Biru
    2. Tanjongmorawa
    3. Hamparan Perak
    4. STM Hilir
    5. STM Hulu
    6. Kutambaru
    7. Sunggal
    8. Pancurbatu
    9. Sibolangit
    10. Namborambe
  3. Terpok/ Wilayah Karo Langkat :
    1. Bahorok
    2. Batangsarangan
    3. Salapian
    4. Stabat
    5. Binjai
    6. Selesai
    7. Lau (Sungai) Bingai
    8. Kuwala.
  4. Terpok/Wilayah Karo Baluren. Termasuk bas kecamaten-kecamaten:
    1. Tanah Pinem
    2. Tigalingga
  5. Terpok/Wilayah Karo teruh Deleng, termasuk ije ibas kecamaten-kecamaten:
    1. Payung
    2. Simpang Empat
    3. Kutabukuh
    4. Mardingding
  6. Terpok/Wilayah Karo Singalor lau , termasuk ije kecamaten-kecamaten:
    1. Juhar
    2. Tigabinanga
    3. Munte
  7. Terpok/Wilayah Karo Kenjulu, termasuk ije kecamaten- kecamatan:
    1. Berastagi
    2. Kabanjahe
    3. Tigapanah
    4. Barusjahe (ras Merek Sekelewetna)

Bageme gelah enggo sieteh kerina sebagai kata persinget ngenda ngenca, lang kampe kuakap itehndu nge kerna sibage rupana, ulanai kita sikengen kerna adat nggeluh kita kalak Karo berbeda beda cara pengodakken ras pengolekenca, saja ngenca i ntinjau balinge ia, saja lit perbedaen ngelaksanakenca sitik-sitik, gia ningen banci jadi perjengilen, sebab lit istilah bas Adat nggeluh mbar berita emekapken: “Gelarna nge teku lang nina (e mberet kal e adina la i ikuti katana e)”.
Ekap makana nikatakan bas cakap adat: “Uga litna bage i baba”, “Uga adatna bage ni dalanken “. Misalna adina lit sekalak anak perana ia nggeluh ibas Terpok Wilayah Karo Kenjulu atena ngempoi diberu terpok/wilayah Karo Timur, maka sue ras adat nggeluh mehamat erkalimbubu kerjana e ibahan ngikuti bagi siniaturken Adat nggeluh Terpok Karo Timur kai nina ipesikap, labo banci ipaksaken bagi adat kegeluhen Karo Kenjulu asal kutana e. ( Ngajarsa Sinuraya)

cataten : terpok bali ertina ras kata terpuk.

Filed Under: Adat Tagged With: terpuk kalak karo, wilayah karo

Adat Perjabun Nereh Empo I Karo Dusun

30 October 2011 by karo 1 Comment

Wilayah Karo Dusun

Wilayah Karo Dusun mencakup Kecamatan Sibolangit, Kecamatan Pancur Batu , Kecamatan Namo Rambe , Kecamatan Sunggal, Kecamatan Kutalimbaru , Kecamatan STM- Hilir, Kecamatan STM- Hulu, Kecamatan Hamparan Perak, Kecamatan Tanjung Morawa dan Kecamatan Biru- Biru . Wilayah ini dihuni oleh masyarakat Karo dari jaman sebelum perang. Melalui wilayah ini ada jalan tembus , jalan perlanja sira yang menghubungkan Karo Dusun dengan Karo Julu. Jadi garam yang sangat penting itu untuk kehidupan manusia , di pasok dari Karo Dusun dan Alas ke Tanah Karo . Hubungan kekeluargaan (adat istiadat nggeluh) sangat erat antara Karo Dusun dengan Karo Julu.

1. Maba Belo Selambar

Pada zaman dahulu sebelum perang maba belo selambar dengan membawa kampil lengkap yang berisi belo, kapur, gamber, mbako, pinang, penaka pinang, ( kalak kati ), tok- tok, perisapen, yang terdiri dari daun nipah, daun jagung, mbako dan santik. Pertemuan ini dihadiri oleh Anak Beru Siempo (dilaiki-diberu), Sembuyak si empo, nande bapa sinereh , siterserh, dan bibi siterserh yang tidak punya anak laki- laki . Untuk pertemuan ini Anak Beru si empo datang kerumah sesudah makan malam sebagai utusan si empo . Teknik pelaksanaannya dilakukan setelah saling bertukar rokok (isap). Anak beru si empo menyampikan niatnya kepada orang tua sinereh atau sembuyak terdekat. Dan orang tua si tersereh meminta turangnya untuk menanyakan kepda si tersereh ketersediaan untuk menerima lamaran. Pada umumnya gayung bersambut karena sudah ada arih- arih simedanak. Tempa- tempa terjadi paksaan karena ; yang datang adalah impalna dan belum ada arih- arih. Biasanya bila mana bukan anak kalimbubu , maka pihak si empo tidak berani kalau belum ada arih- arih orang tua atau simedanak . Orang Karo takut dipermalukan. Sering juga terjadi sebelum makan belo orang tua si empo datang tanpa anak beru; maka ayam untuk dimakan bersama kalimbubu untuk menanyakan kesediaan si tersereh untuk kawin dengan impalna. Dalam hal ini penolakan sering terjadi. Setelah ada persetujuan maka direncanakan maba belo selambar. Proses ini namanya nungkuni , bila tak ada musyawarah anak.

Bila ada musyawarah anak anak dapat terjadi :

Pertama nangkih erjabu. Anak kalimbubu harus dibawa kerumah Bapa Tua , Bapa Uda, Abang yaitu rumahna. Bukan Anak Kalimbubu dibawa ke  rumah Anak Beru. Sekarang dibawa ke rumah Pemuka Agama.

Nangkih erjabu ada dua bentuk :

a). Nangkih dengan persetujuan

b). Nangkih erbuni- buni( tidak ada persetujuan )

Kedua  Maba belo selambar, yang menjadi pembicaraan adalah  apakah pihak si empo banci erjabu, tersinget-singet ndigan maba luah (nganting manuk). Pada saat acara ini yang di undang makin banyak, semua Sangkep nggeluh siseh kujabu tambah Anak beru Tua (Singerana). Selain kampil lengkap 6 buah maka si empo maba nakan tasak untuk makan bersama , amak mbentar sinereh (amak runggu).

Saat pelaksanaan dapat dilaksanakan pada pukul 17.00-19.00 (makan dulu baru acara) atau pukul 14.00-15.00 sampai selesai (acara dulu baru makan) . Tempat berkumpul di rumah si tersereh atau di jambur (Los).

Teknik pelaksanaan seperti runggu Adat Karo :

Ditengah (gelanggang/berhadapan masing- masing Anak Beru), dibelakang anak beru sesina kuranan, senina sepemeren, senina siparibanen , sembuyak, sukut, sukut ras senina sepengalon. Kalimbubu, sebelah kanan, di kanan kalimbubu duduk puang kalimbubu.

Runggu boleh dimulai karena seluruh sangkep nggeluh (sindungi runggun ras kerja) enggo pulung. Yang akan dibicarakan adalah :

1. Apakah si empo boleh nikah

2 . Ersinget- singet gantang tumba (utang adat) ; tukor

3. Penentuan hari Maba Luah (nganting manok ras kerja adatna). Kalau sudah ada hari yang disetujui maka Sengkul me pudun.

2. Maba Luah ( Nganting Manok)

Yang perlu dipersiapkan si dilaki (pihak laki-laki), kampil lengkap 6 buah, amak mbentar man kalimbubu secukupnya, perisapen rokok 8 bungkus kalau dulu cukup 7 bungkus atau 6 bungkus; rires secukupnya, cimpa unung- unung, ayam cipera, nasi serta gulen. Si diberu (pihak wanita) : kampil lengkap ras anak runggu 2 buah serta amak untuk kalimbubu. Yang hadir semua sangkep nggeluh dari masing-masing yaitu : Sukut, Sembuyak Sukut, Senina (sipemeren,siparibanen , sepengalon) , senina kuranan (Gamet), kalimbubu, puang kalimbubu, anakberu ras anak beru menteri. Khusus si empo harus hadir : anak beru ngikuri untuk mencuci kuali (belanga) dan membantu masak. Hari pertemuan sering sudah ditentukan saat maba belo selambar bagi keluarga baru; dan saat runggu erbahan kerja bagi keluarga yang sudah punya anak . Pelaksaanaan sebelum perang, diadakan pada siang hari, atau malam hari berbeda waktu dengan kerja adatnya. Sekarang ini diadakan malam hari dan besoknya kerja adat. Dan tempa-tempa disatukan dengan naba belo selambar dengan syarat harus ada kuah man kalimbubu (rires, cimpa unong unong dan gule cipera) saat maba belo selambar dan memudahkan peningkatan ini harus ada pembicaraan lebih dahulu (teruh- teruhi). Teknik pelaksanaan sama dengan runggu Adat karo saat naba belo selambar sigundari, jadi pembicaraan adalah menentukan utang adat yang harus ditanggung oleh si empo yaitu : Batang Ujuken (tukor) bere- bere, perkempun, perninin, ciken- ciken, perbapatuaan, perbapangudan, batu gilingen, tangu beru, gamet, suabe (perkembaren), anak beru menteri, sirembah kulau, (kelang-kelang).

Setelah adat ini disetujui maka dibicarakan mengenai acara kerja adat besok hari, agar semua berjalan lancar yaitu : ose dan yang di osei, makan pagi (ngukati), membayar utang dan acara singerana. Permulaan acara pihak perempuan. Tempa-tempa selang seling. Diakhir acara maba luah adalah Sengkul Pudun Kerja

3. Kerja Adat

Yang perlu dipersiapkan :

a. Sinereh

Pinggan pedalan emas yang terdiri darai : pinggan pasu, ariteneng ,cimata, cincin-tumbuk, draham yaitu emas megersing ( ganti kunyit ), beras meciho, belo cawer, amak mbentar Tikar tempat runggu ( amak runggu) dan tikar untuk kalimbubu.

b. Si empo

Uang yang harus dibawa, makan untuk dua kali makan (pengukati, dan makan siang), untuk acara makan ini Potongan Adat yaitu Kerbau , Sapi, dan Babi harus disediakan utang adat yang potongannya cara ngelapah. Khusus pada pesta adat hadir seluruh kerabat, kade- kade ndauh- ndiher yang fungsinya pertama : Ndungi adat kerja/petunggungken dan pehagaken , yang berfunsi sebagai Ndungi Adat-Kerja yaitu Sangkep Nggeluh dari sukut berfungsi untuk petunggungken kade-kade si ndauh-sindiher; yang berfungsi untuk pehagaken teman meriah , sierpangkat.

Hari pertemuan sudah dirancang saat maba belo selambar bagi jabu simbaru atau runggun adat bas nehken sura- sura bagi jabu si enggo ndekah. Lamanya pudun hanya 1 bulan bila lebih sirenggetken. Acara dilakukan dirumah Waluh Jabu (kerja rumah), dibuatkan tenda di depan rumah, ditanah lapang atau gedung pertemuan, loosd desa , jambur,. waktu pelaksaanaan mulai pukul 08.00 sampai selesai. Pukul 07.00 – 10.00 ngukati, pukul 09.00-10.00 ersukat emas, pukul 10.00 – 13.00 acara ngerana- ngerana (sidiberu arah lebe), pukul 13.00- 14.00 makan siang.

Teknik pelaksanaan pada ersukat emas iban “Runggun Adat Karo“. Anak beru petala-tala ia itengah, kundul sukut , senina , gamet, teman meriah, perangkat Desa, pemuka agama. Sebelah kanan duduk kalimbubu sebelah belakang kalimbubu duduk puang kalimbubu , sebelah kirinya duduk anak beru menteri dan sebelah kirinya duduk anak beru ngikuri. Saat pedalan emas dilakukan oleh kepala desa yang sebelumnya diadaklan sejalapen yaitu sekaku atau saksi tertulis dari perkawinan ini.

Urut -urutan pedalan emas : Sinereh ngirakken pinggan pedalan emas ras si empo ngisisa alu uruten :

a. belo Kinapor 12 lembar

b. bura emas

c. ulu emas

d. batang unjuken (berdasarkan musyawarah)

e. bere- bere

f. perkempun, man mama nande.

g. Perninin, man senina bap.

h. Pebibin, man senina nade

i. Ciken – ciken, man mama nini bolang

j. Perbapatuan, man impal Nande

k. Perbapangudan, man diberu impal bapa.

l. Batu galangen, cibal – cibalen bapa

m.Tinggir Beru, man senina Bapa (kakak atau adik). kalimbubu bena- bena( kalimbubu tua ), kalimbubu dareh ( kalimbubu simupus ) dan kalimbubu siperdemui , kalimbubu sipemeren serta puang kalimbubu . Anak beru, anak beru menteri dan anak beru sipemeren .

Selesai acara ngerana – ngerana kedua belah pihak maka diadakan acara makan siang . Dan sebelumnya diberikan dulu makan baluten yang banyaknya minimal 12 buah atau 50 – 2 = 48 untuk pihak sinereh . Saat acara makan diumumkan bahwa nanti malam akan diadakan acara “mukul” di rumah bapa si empo. Pada perkawinan orang karo sering terjadi Ngelingkah (ngelangkah), satu dilangkahi bayar satau, dua dilangkahi bayar dua , dan seterusnya. Adapun utang yang dilangkahi laki- laki adalah : tengkulok, kain sarung, dam tikar. Utang kepada perempuan : Kampoh.

Kerja Adat karo Dusun terdiri dari : Kerja singuda, Kerja sintengah , kerja sintua. Kerja Singuda adalah kerja dengan potong babi atau erbante. Semua kade – kade sindiher i tenahken tambah Sangkep nggeluh. Kade-kade sindiher juga dibatasi karena pangan terbatas. Kerja Sintengah : adalah kerja mbelin tanpa gendang sarune. Kerina kade kade teman meriah ras Sangkep Nggeluh i tenahken sebab potong kerbo atau lembu jukut 6-8 kaleng. Kerja Sintua adalah kerja sintengah alu erkata gendang . Kerina kalimbubu sineken bas surat undangen harus diundang.

4. Mukul = Mecah- mecah tinaroh

Yang perlu di[persiapkan sinereh adalah ayam yang dilengkapi oleh singalo bere- bere (mamina) ayam itu warnanya kuning (simelias rupa), tinaruh manuk belgang disebut tinaruh manuk Tasak Mulia. Pihak si empo mempersiapkan: pinggan Pasu (piring besar), uis arinteneng atau uis teba metak loanam pingga pasu, nasi dan tulan putor dan kepala serta ekor dimasak tanpa adum. Yang kumpul sat mukul adalah sangkep nggeluh siseh kujabu masing- masing pihak. Dan tempat kumpul di rumah orang tua si empo pukul 20.00-21.00 sampai selesai.

Biasanya pihak sinereh bermalam di rumah pihak si empo. Teknik pelaksanaannya bibi si rembah kulau, bibi nande, anak beru menyiapkan pinggan pasu dengan lanam uis arinteng; letakkan nasi diatasnya, letakkan manuk yang disangkepi ; gat- gat tasak telu, tinaruh raja mulia. Sudah lengkap hidangan didepan penganten didalam amak dabuhen (KAMAR) pukul sidilaki nakan ras tinaruh berekenna man si diberu dan sebaliknya; mengucapkan janji bahwa tidak boleh berpisah kalu tidak dipisahkan Tuhan.

Masing masing memilih ayam sangkepi. Yang perlu dipersiapkan adalah kampil pengobah tutor, cimpa baka sagu, yang hadir Sangkep Nggeluh si empo ras sinereh dan dilakukan besok pagi sesudah mukul i rumah si empo, nangkih-nangkih matawari sesudah makan pagi . Kedia penganten baru si osei uis mejile, sitersereh di antar bibi membawa kampil,  ke bengkilanya diberikan belo kinapor dengan ucapan mulai hari inin tidak boleh bicara langsung harus memakai perantara . Demikian juga kepada turangku dan kerabat lain, kalau da perubahan tutur maka laki- laki maupun perempuan (si empo dan sitersereh) semua berubah sesuai dengan tutur simbaru. Hal ini dapat terjadi bila yang nikah tidak tutornya rimpal.contoh erbibi bana,permenna bana , maka akan terjadi perubahan yang mencolok.

6. Ngulihi Tudong

Yang perlu dipersiapkan keluarga baru adalah nakan dan gulen tasak serta cimpa. Hari pelaksanaan adalah 4 wari 4 berngi pejabun, maka bernagkat keluarga baru dari kampung sidilaki ke kampung kalimbubu. Adapun pengantarnya adalah nande-bapa, anak beru dan sembuyak. Dan sampai di rumah kalimbubu sebaiknya sebelaum pukul 12 .00. Makan siang diadakan di rumah kalimbubu bersama Sangkep nggeluhnya. Keluarga sidilaki biasanya bermalam tapi sekarang dapat pulang pada sore hari. Setelah makan malam dibuat acara mbereken pedah-pedah (memberikan petuah). Setelah itu pihak perempuan mempersiapkan pakaiannya untuk dibawah esok harinya. Pada jaman sebelum perang, kendaraan belum ada, maka Ibunya mengantar anaknya sampai kerangen kuta (hutan dekat desa) dengan cara pelan- pelan berpisah dengan pesan “Jangan pernah menoleh kebelakang, tetap pandang ke depan semoga kam sehat dan bahagia selalu”, namun si nande tetap berdiri di kerabangen kuta sampai si anak tidak kelihatan lagi.

7. Ngulihi Bulang

Hal ini terhadi bila rumah mereka jauh dari rumah orang tua laki-laki . Atau  si laki-laki ke kekelaan di rumah kalumbubu, maka secara dadakan diadakan ngulihi bulang, yang perlu dipersiapkan adalah: nakan dan bengkau tasak dan cimpa, waktunya 4 atau 5 hari  setelah pesta adat (4 atau 5 be rngi enggo kenca kerja). Acara ini juga mengambil pakaian si dilaki yang masih ada dirumah orang tuanya, selesai acara makan diadakan acara memberikan petuah- petuah.

ditulis oleh : Ngajarsa Sinuraya Bre Bangun

nb : ada sebagian kata-kata yang diubah untuk memudahkan pembacaan.Kampil

Filed Under: Adat Tagged With: adat erjabu, mbaba kampil

Film Anak Mami 2

30 October 2011 by karo 2 Comments

film anak mami 2

[youtube id=”jcrd_AQ5sLg” width=”600″ height=”350″]

Filed Under: Film Tagged With: drama karo, film anak mami 2, film karo

Anak Mami

30 October 2011 by karo 2 Comments

film anak mami

Diangkat dari lagu ANAK MAMI cipt Fajar DJ Pinem dan dinyanyikan oleh John Pradep Tarigan kemudian diadaptasi oleh Joey Bangun.

[youtube id=”u4QYb-88uMc” width=”600″ height=”350″]

Filed Under: Film Tagged With: film anak mami, film karo

  • « Go to Previous Page
  • Page 1
  • Interim pages omitted …
  • Page 20
  • Page 21
  • Page 22
  • Page 23
  • Page 24
  • Interim pages omitted …
  • Page 57
  • Go to Next Page »

Primary Sidebar

Darami Artikel

Simbaruna

  • Update Kamus Karo Online
  • Aplikasi Android Kamus Karo bas Play Store
  • Salah Penggunaan Istilah Untuk Orang Karo
  • Persiapen Perjabun Kalak Karo
  • Aplikasi Lirik Lagu Karo Bas Android

Komentar

  • Leo Perangin angin on Kebun Tarigan dan Gendang Lima Puluh Kurang Dua
  • karo on Website Kamus Karo Online
  • Myna on Gelar Uru-urun Merga ras Beru Kalak Karo
  • Myna on Gelar Uru-urun Merga ras Beru Kalak Karo
  • Apinta perangin angin on Budaya Karo dalam Ekspresi Seni Lukis Modern Rasinta Tarigan

Categories

RSS Lagu Karo

  • La Kudiate
  • Percian
  • Rudang Rudang Sienggo Melus
  • Sayang
  • Nokoh

RSS Dev.Karo

  • Radio Karo Online v2.9
  • Kamus Karo v.1.2
  • Update Radio Karo Online 2.4
  • Bene bas Google nari
  • Aplikasi Lirik Lagu Karo Bas Android
  • Relaunching Situs Sastra Karo
  • Traffic Mulihi Stabil
  • Upgrade Server Radio Karo

Copyright © 2025 · Genesis Sample on Genesis Framework · WordPress · Log in

  • Home