Pemilukada Kabupaten Karo menorehkan catatan merah. Rekapitulasi perhitungan suara yang dilaksanakan Komosi Pemilihan Umum daerah (KPUD) di Grend Garden Hotel Berastagi, ditolak massa, Senin (1/11).
Bentrok fisik antara polisi yang mengamankan areal dengan pengunjuk rasa, tidak terelakan. Meskipun tidak sampai merenggut korban jiwa, belasan warga mengalami luka-luka dan saat ini dirawat di sejumlah rumah sakit.
Dari pantauan wartawan, bentrok fisik terjadi ketika KPUD Karo tetap melangsungkan kegiatan penghitungan suara di lantai II, Hall Green Garden Hotel. KPU tidak mengindahkan ultimatum masyarakat yang menilai penyelengaraan pemilukada sarat pelanggaran fatal. Massa menuntut Pemilukada Karo diulang.
Protes kelompok masyarakat ini dimulai pasca ditemukannya formulir C6 yang tidak dibagi di Kelurahan Lau Cimba Kabanjahe. Ribuan massa, masyarakat memilih melakukan perlawanan, dengan akumulasi tertumpu di depan Green Garden Hotel dan sepanjang jalan Jamin Ginting, depan Warung Wajik, Berastagi.
Massa melalui pengeras suara meneriakkan orasi yang menghujat KPU Karo sejak pukul 09.00 WIB. Dari atas kenderaan bak terbuka, satu per satu pentolan pengunjuk rasa menyampaikan orasi mengkritisi kinerja KPU Karo. Massa menuntut anggota KPU Karo mundur.
Situasi memanas ketika permintaan pengunjuk rasa agar KPUD Karo menghentikan penghitungan suara tidak di indahkan. Massa dengan kompak mencoba menerobos barikade polisi yang menumpuk di depan gerbang masuk hotel berbintang itu. Satu per satu batu melayang, mengarah ke polisi dan hotel hingga memecahkan sebahagian kaca depan, aksi bentrok episode pertama ini berhenti tidak lama kemudian.
Setelah itu, pengunjuk rasa kembali melakukan orasi dari atas mobil. Tidak lama berselang, bentrok antara massa dan polisi kembali terjadi. Petugas didorong dan dilemparan batu. Diduga tersulut emosinya, polisi langsung merangsek keluar hotel sambil meletuskan senjata dan mengejar pengunjuk rasa.
Massa terkepung ketika pasukan Brimobdasu yang sejak awal memasang barikade di depan simpang Jalan Mimpin Tua, ikut bergerak. Kumpulan massa kebingungan mencari-cari jalan keluar. Dalam kondisi terjepit, polisi mengejar pengunjuk rasa hingga ke rumah rumah warga.
Sejumlah orang, pria dan wanita, menjadi korban pemukulan petugas. Dalam keadaan tidak berdaya, pengunjuk rasa diseret, ditarik, bahkan hingga menyisakan pakaian dalam, lantas dipukul dengan, tangan, tongkat dan tendangan untuk selanjutnya dikumpulkan di satu areal kawasan hotel.
Tidak berhenti hanya sampai disitu, petugas yang terlihat kalap juga memukuli kenderaan milik pengunjuk rasa dan meneriakkan kalimat kalimat tak senono setiap menangkap pengunjuk rasa. Hal tersebut berlangsung terus kondisi sudah mulai normal.
Pantauan wartawan koran ini, saat para pendemo digiring ke Kabanjahe, petugas Green Garden Hotel tampak sibuk membersihkan bekas pecahan kaca yang memenuhi lantai dan sebahagian lagi sedang berusaha menjatuhkan kaca yang telah pecah di lantai II. Sedangkan, kotak suara dan petugas KPUD Karo dikawal, truk Barracuda milik Brimobdasu.
Kapolres Tanah Karo, AKBP Drs Ig Agung Prasetyoko SH MH kepada wartawan sekitar pukul 20.00 WIB mengatakan, pihaknya sudah menjalankan tugas sesuai prosedur. Dan hingga tadi malam, 15 warga masih diperiksa oleh pihaknya di Polres Tanah Karo. “Kita menggunakan azas praduga tak bersalah. Jika memang terbukti tidak bersalah akan kita pulangkan,” ungkapnya.
Ketua KPUD Karo Benyamin Pinem ST ketika dihubungi wartawan melalui telepon selularnya menjelaskan, rekapitulasi perhitungan suara akan tetap dilanjutkan. “Kita pahami dalam era demokrasi semua dapat terjadi, namun perhitungan akan tetap kita lakukan, silahkan ikuti mekanisme yang berlaku.. Besok perhitungan suara di tingkat Kecamatan Kabanjahe akan kita lakukan,” kata Pinem.
Hingga tadi malam, tiga orang pengunjuk rasa yang dirawat di RSU kabanjahe adalah Ramon Sinuhaji ( 48), warga Desa Gajah, Kecamatan Simpang Empat, Maja Beru Ginting (39), penduduk Kabanjahe, Agusta Colia ( 40), alamat Desa Seberaya, 1 orang dilarikan ke RS Vina Estetika Medan, Herot Sembiring (33), masyarakat Desa Suka Julu, Barus Jahe.
Sedangkan yang berobat jalan masing–masing Dirgin Tarigan (45) warga Sukanalu, Tiga Panah, Jansen Purba (35) warga Sukanalu, Tiga Panah, Edy Syahputra (17), warga Desa Sukanalu, Tiga Panah, Julianta (19) warga Desa Sukanalu, Tiga Panah, dan Tison Ginting (23) warga Desa Kuta Gerat, kelima pengunjuk rasa yang berobat jalan saat terakhir kembali dibawa polisi ke Mapolres Tanah Karo, sedangkan 4 orang lain masih menunggu selesai perawatan baru kemudian atasnya dilakukan pemeriksaan.
Sementara beberapa orang lain yang telah dilakukan pemeriksaan antara lain Rapelta Sitepu (39), Warga Desa Suka Julu, Madia Ginting (26), warga jalan Katepul, Kabanjahe, Kalep Guru Singa(42), warga Pancur Batu,Deli Serdang, Remon Ginting (38), warga Desa Gongsol, Leonardo Silalahi (22) warga Desa Rumah Kabanjahe, Gitmo Ginting (21) warga Desa Suka, Charles Tarigan (35) warga Lau Dah Kabanjahe, Ganti (40), warga Desa Suka, Nikodemeus Sinuraya (22) warga Desa Bunu Raya Simson Sembiring (39) warga Desa Sukandebi , Hendri Karo Karo (22) warga Simpang Lau dah kabanjahedan Akor Ginting (55), warga Desa Sumbul.
Calon Kunjungi Korban
Prihatin dengan kejadian insiden berdarah di areal Green Garden Hotel, sejumlah peserta Pemilukada Bupati Karo periode 2010-1015 mengunjungi korban di RSU Kabanjahe, sekitar pukul 19.00 WIB.
Para kandidat menghibur pasien korban bentrok dengan aparat kepolisian dan meminta mereka tetap tabah dan kuat menjalani proses penegakan demokrasi di Tanah Karo. “Sabar dan kuatkan hati. Jangan menjadi lemah semangat,” ujar Riemenda mewakili kandidat lainnya.
Kedatangan sejumlah pasangan ini disambut hangat keluarga korban. Bahkan beberapa di antara pasien masih bersemangat menyambut kedatangan sosok pemimpin Karo yang diharapkannya.(sumutpos)
jesus says
pak kapolres tolong skolah smk n 1 kabanjahe ditegas kan’
bnyak murid sangat resah,,
atas beban dan biaya uang sekolah..
karena tdk seuai..