• Skip to primary navigation
  • Skip to main content
  • Skip to primary sidebar

Portal Berita Karo

media komunikasi Taneh Karo, sejarah budaya Karo.

  • Home
You are here: Home / Archives for kekerasan

kekerasan

Penyanyi Karo Korban Penganiayaan

22 September 2011 by karo Leave a Comment

Penyanyi papan atas dari daerah Tanah Karo, Sumatera Utara, Harto Tarigan warga Jalan Tali Air Kelurahan Mangga, Medan Tuntungan menjadi korban penganiayaan oleh seorang pria di kawasan Helvetia.Menurut korban di Markas Kepolisian Sektor Kota Helvetia Medan saat membuat laporan mengatakan, peristiwa pemukulan terjadi, Sabtu jelang tengah malam. Ketika itu korban, menghadiri acara perkumpulan Marga Silima yang diundang menyanyi di acara tersebut.

Usai bernyanyi dalam acara tersebut, korban bermaksud pulang dengan diantar pihak panitia, Japet Sitepu dengan menumpang Toyota Kijang Kapsul warna biru. Namun ketika hendak keluar parkir, mobil yang diutmpangi korban menyenggol mobil Suzuki AVP BK 1243 H, milik Tedo Tobing dan mengenai kaca spion. Pemilik mobil, Tedo Tobing kemudian mendatangi mobil korban seraya membawa batu.

Pelaku langsung memukul kepala korban yang duduk di samping kiri hingga terluka. “Dia marah-marah dan membentak kami datang. Saya belum turun dari mobil sambil berbicara kami mau menepinya pak, bukan mau lari, langsung Tedo menyangkal perkataan korban sambil menuduh ingin melawan. Ketika itulah batu langsung dipukulnya ke kening saya dengan batu. Saat darah segar muncrat dari kening saya, bapak itu disuruhnya saya lapor polisi dan mengaku tidak takut dengan polisi. Karena tidak ada etikad baiknya sedikit pun, akhirnya masalah ini saya laporkan ke polisi,” jelas Harto.

Korban kemudian dilarikan ke RS Sari Mutiara Medan untuk berobat. Usai berobat kasus tersebut kemudian dilaporkan Polsekta Medan Helvetia sesuai laporan polisi No.Pol: LP/925/IX/2011/TBS Helvetia tanggal 19 September 2011 dengan terlapor Tedo Lumban Tobing, warga Jalan Seroja Raya Blok Kelurahan Helvetia Tengah.Kanit Reskrim Polsekta Helvetia Medan, Iptu Zulkifli membenarkan adanya laporan pengaduan korban. (waspada online)

Filed Under: Kriminal Tagged With: harto tarigan, kekerasan

Korban Kekerasan Pemilukada Karo akan Mengadu ke Komnas Ham

5 November 2010 by karo Leave a Comment

korban kekerasan pemilukada karoWarga korban kekerasan oleh aparat kepolisian, saat unjuk rasa menentang pelaksanaan rekapitulasi perhitungan suara Pemilukada Karo oleh KPUD Karo yang digelar di Green Garden Hotel, Berastagi, Senin (1/11), menyatakan akan mengadu ke Komnas Ham, terkait apa yang mereka alami.

Ramon Sinuhaji SPd (48) warga Desa Gajah Kecamatan Simpang Empat mewakili korban lainnya, kepada wartawan di lantai III, kamar 304, RSU Efarina Etaham, Kamis (4/11) mengatakan, pihaknya dalam waktu dekat, akan melapor secara resmi ke Komnas Ham, sehubungan tindakan di luar kewajaran yang dilakukan aparat keamanan ketika menangani aksi protes warga terkait sejumlah pelanggaran tahapan Pemilukada.

“Kita menunggu proses pengaduan ke Komnas Ham beberapa hari ke depan, terkait kendala medis. Beberapa rekan lainnya masih menjalani perawatan intensif hingga saat ini. Jika dokter, sudah mengijinkan pulang, maka pelaporan tentang kekerasan yang kami alami akan segera diajukan dengan melengkapi bukti-bukti yang ada,” ujarnya.

Menurutnya, dia bersama beberapa korban lainnya, diduga kuat telah terdaftar sebagai Daftar Pencarian Orang (DPO) oleh pihak tertentu. Kenyataan itu diyakininya mengingat, sebelum ditangkap, Sinuhaji tidak ada melakukan tindakan anarkis. Bahkan ujarnya, ketika itu, ia hanya mencoba menolong seorang wanita dan pria (lajang tanggung, red) yang dianiaya yang jaraknya sangat dekat dengan posisi Ramon.

“Melihat oknum polisi menganiaya kedua orang itu, saya yang langsung mendekat dan mencoba melerai, sambil berkata, bukan seperti itu penanganan yang benar. Tetapi begitu melihat saya, polisi malah berkata, ini satu, tangkap dia. Tanpa melakukan perlawanan saya ditangkap. Tetapi tidak sampai sedetik, sejumlah pukulan, baik menggunakan pentungan, tangan atau alat, diarahkan polisi ke badan dan kepala saya,” ujar Sinuhaji.

Ditambahkan, sikapnya sebagai orator di sejumlah aksi penolakan perhitungan suara, memungkinkan dirinya dianggap sebagai salah satu orang yang harus diamankan. Padahal katanya, dirinya dan ribuan orang lainnya yang hadir pada saat itu, datang dan melakukan tindakan protes berdasarkan reaksi emosial spontanitas, sehubungan ditemukannya sejumlah kecurangan di lapangan.

“Tidak ada kandidat yang memotori, aksi kemarin. Itu murni atas dasar dorongan hati nurani. Kami selaku warga Tanah Karo Simalem, tidak ingin hal-hal penodaan pesta demokrasi itu dibiarkan tanpa ada penegakan supremasi hukum. Akan jadi apa dan bagaimana Karo ini ke depan jika penzoliman hak rakyat dibiarkan berkembang. Hancur, generasi penerus kabupaten ini nantinya. Ini tidak dapat dibiarkan. Memang harus diakui dalam meluruskan permasalahan itu, harus ada resiko,” ucapnya.

Ia juga meminta Kapoldasu, Irjen Pol Drs Oegroseno, segera mengusut tuntas kasus tersebut dan menghukum personil yang melakukan tindakan kekerasan, sesuai dengan prosedur hukum dan mekanisme yang berlaku. “Ini merupakan bagian dari ujian kepercayaan warga terhadap kinerja polisi yang menganut semboyan, pengayom, pelindung dan pelayan masyarakat itu,” ujarnya.

Lebih lanjut dikatakan, Kapolres Tanah Karo juga harus menuntaskan kasus dugaan pidana pelanggaran Pilkada Karo, Rabu (27/10) lalu yang telah dilimpahkan Panwaslu Karo kepada Polres.

Sebelumnya, Selasa (2/11), Kapoldasu, dalam keterangan persnya kepada sejumlah wartawan di halaman Polres Tanah Karo menjelaskan, kalau penanganan aksi pengunjuk rasa ketika penolakan rekapitulasi perolehan suara Pemilukada Karo, di kawasan Green Garden Hotel, sesuai prosedur dan tidak menggunakan protap 01.

Informasi yang diperoleh dari Ketua Panwaslu Kab Karo, Morris Sembiring, dari 70-an kasus yang dilaporkan oleh tim 8 Calon Bupati Karo, baru 2 kasus telah dilimpahkan ke pihak kepolisian. (M-30/q) SIB

Filed Under: Kriminal Tagged With: kekerasan, pemilukada karo

Tanah Karo Mencekam

2 November 2010 by karo 1 Comment

gambar : sumutpos

Pemilukada Kabupaten Karo menorehkan catatan merah. Rekapitulasi perhitungan suara yang dilaksanakan Komosi Pemilihan Umum daerah (KPUD) di Grend Garden Hotel Berastagi, ditolak massa, Senin (1/11).

Bentrok fisik antara polisi yang mengamankan areal dengan pengunjuk rasa, tidak terelakan. Meskipun tidak sampai merenggut korban jiwa, belasan warga mengalami luka-luka dan saat ini dirawat di sejumlah rumah sakit.

Dari pantauan wartawan, bentrok fisik terjadi ketika KPUD Karo tetap melangsungkan kegiatan penghitungan suara di lantai II, Hall Green Garden Hotel. KPU tidak mengindahkan ultimatum masyarakat yang menilai penyelengaraan pemilukada sarat pelanggaran fatal. Massa menuntut Pemilukada Karo diulang.

Protes kelompok masyarakat ini dimulai pasca ditemukannya formulir C6 yang tidak dibagi di Kelurahan Lau Cimba Kabanjahe. Ribuan massa, masyarakat memilih melakukan perlawanan, dengan akumulasi tertumpu di depan Green Garden Hotel dan sepanjang jalan Jamin Ginting, depan Warung Wajik, Berastagi.

Massa melalui pengeras suara meneriakkan orasi yang menghujat KPU Karo sejak pukul 09.00 WIB. Dari atas kenderaan bak terbuka, satu per satu pentolan pengunjuk rasa menyampaikan orasi mengkritisi kinerja KPU Karo. Massa menuntut anggota KPU Karo mundur.

Situasi memanas ketika permintaan pengunjuk rasa agar KPUD Karo menghentikan penghitungan suara tidak di indahkan. Massa dengan kompak mencoba menerobos barikade polisi yang menumpuk di depan gerbang masuk hotel berbintang itu. Satu per satu batu melayang, mengarah ke polisi dan hotel hingga memecahkan sebahagian kaca depan, aksi bentrok episode pertama ini berhenti tidak lama kemudian.

Setelah itu, pengunjuk rasa kembali melakukan orasi dari atas mobil. Tidak lama berselang, bentrok antara massa dan polisi kembali terjadi. Petugas didorong dan dilemparan batu. Diduga tersulut emosinya, polisi langsung merangsek keluar hotel sambil meletuskan senjata dan mengejar pengunjuk rasa.

Massa terkepung ketika pasukan Brimobdasu yang sejak awal memasang barikade di depan simpang Jalan Mimpin Tua, ikut bergerak. Kumpulan massa kebingungan mencari-cari jalan keluar. Dalam kondisi terjepit, polisi mengejar pengunjuk rasa hingga ke rumah rumah warga.

Sejumlah orang, pria dan wanita, menjadi korban pemukulan petugas. Dalam keadaan tidak berdaya, pengunjuk rasa diseret, ditarik, bahkan hingga menyisakan pakaian dalam, lantas dipukul dengan, tangan, tongkat dan tendangan untuk selanjutnya dikumpulkan di satu areal kawasan hotel.

Tidak berhenti hanya sampai disitu, petugas yang terlihat kalap juga memukuli kenderaan milik pengunjuk rasa dan meneriakkan kalimat kalimat tak senono setiap menangkap pengunjuk rasa. Hal tersebut berlangsung terus kondisi sudah mulai normal.

Pantauan wartawan koran ini, saat para pendemo digiring ke Kabanjahe, petugas Green Garden Hotel tampak sibuk membersihkan bekas pecahan kaca yang memenuhi lantai dan sebahagian lagi sedang berusaha menjatuhkan kaca yang telah pecah di lantai II. Sedangkan, kotak suara dan petugas KPUD Karo dikawal, truk Barracuda milik Brimobdasu.

Kapolres Tanah Karo, AKBP Drs Ig Agung Prasetyoko SH MH kepada wartawan sekitar pukul 20.00 WIB mengatakan, pihaknya sudah menjalankan tugas sesuai prosedur. Dan hingga tadi malam, 15 warga masih diperiksa oleh pihaknya di Polres Tanah Karo. “Kita menggunakan azas praduga tak bersalah. Jika memang terbukti tidak bersalah akan kita pulangkan,” ungkapnya.

Ketua KPUD Karo Benyamin Pinem ST ketika dihubungi wartawan melalui telepon selularnya menjelaskan, rekapitulasi perhitungan suara akan tetap dilanjutkan. “Kita pahami dalam era demokrasi semua dapat terjadi, namun perhitungan akan tetap kita lakukan, silahkan ikuti mekanisme yang berlaku.. Besok perhitungan suara di tingkat Kecamatan Kabanjahe akan kita lakukan,” kata Pinem.

Hingga tadi malam, tiga orang pengunjuk rasa yang dirawat di RSU kabanjahe adalah Ramon Sinuhaji ( 48), warga Desa Gajah, Kecamatan Simpang Empat, Maja Beru Ginting (39), penduduk Kabanjahe, Agusta Colia ( 40), alamat Desa Seberaya, 1 orang dilarikan ke RS Vina Estetika Medan, Herot Sembiring (33), masyarakat Desa Suka Julu, Barus Jahe.

Sedangkan yang berobat jalan masing–masing Dirgin Tarigan (45) warga Sukanalu, Tiga Panah, Jansen Purba (35) warga Sukanalu, Tiga Panah, Edy Syahputra (17), warga Desa Sukanalu, Tiga Panah, Julianta (19) warga Desa Sukanalu, Tiga Panah, dan Tison Ginting (23) warga Desa Kuta Gerat, kelima pengunjuk rasa yang berobat jalan saat terakhir kembali dibawa polisi ke Mapolres Tanah Karo, sedangkan 4 orang lain masih menunggu selesai perawatan baru kemudian atasnya dilakukan pemeriksaan.

Sementara beberapa orang lain yang telah dilakukan pemeriksaan antara lain Rapelta Sitepu (39), Warga Desa Suka Julu, Madia Ginting (26), warga jalan Katepul, Kabanjahe, Kalep Guru Singa(42), warga Pancur Batu,Deli Serdang, Remon Ginting (38), warga Desa Gongsol, Leonardo Silalahi (22) warga Desa Rumah Kabanjahe, Gitmo Ginting (21) warga Desa Suka, Charles Tarigan (35) warga Lau Dah Kabanjahe, Ganti (40), warga Desa Suka, Nikodemeus Sinuraya (22) warga Desa Bunu Raya Simson Sembiring (39) warga Desa Sukandebi , Hendri Karo Karo (22) warga Simpang Lau dah kabanjahedan Akor Ginting (55), warga Desa Sumbul.

Calon Kunjungi Korban

Prihatin dengan kejadian insiden berdarah di areal Green Garden Hotel, sejumlah peserta Pemilukada Bupati Karo periode 2010-1015 mengunjungi korban di RSU Kabanjahe, sekitar pukul 19.00 WIB.

Para kandidat menghibur pasien korban bentrok dengan aparat kepolisian dan meminta mereka tetap tabah dan kuat menjalani proses penegakan demokrasi di Tanah Karo. “Sabar dan kuatkan hati. Jangan menjadi lemah semangat,” ujar Riemenda mewakili kandidat lainnya.

Kedatangan sejumlah pasangan ini disambut hangat keluarga korban. Bahkan beberapa di antara pasien masih bersemangat menyambut kedatangan sosok pemimpin Karo yang diharapkannya.(sumutpos)

Filed Under: Politik Tagged With: kekerasan, pilkada karo

Seorang Buruh Dihajar Massa Hingga Babak Belur di Kabanjahe karena Coba Perkosa Dua Bocah

1 November 2010 by karo Leave a Comment

Seorang pria berinisial D (23) warga Desa Simpang Rumah Kabanjahe dihajar massa hingga bebak belur, karena mencoba memperkosa dua orang bocah sebut saja namanya Mawar (7) dan Melati di kediamannya, Minggu (31/10) petang. Atas kasus itu, warga selanjutnya menyerahkan tersangka yang sehar-harinya bekerja sebagai buruh panglong ke Polres Tanah Karo untuk diproses lebih lanjut.

Menurut saksi mata, peristiwa itu berawal, saat kedua korban tengah bermain-main di panglong tempat tersangka bekerja. Lantas Mawar dan Melati dibujuk untuk bermain-main, dan kedua korban menerima ajakan dari tersangka. Di kediaman D, tersangka mencoba mencabuli Mawar. Beruntung bagi kedua perempuan bocah itu, D tidak sempat merenggut mahkota kedua bocah perempuan itu, karena salah seorang di antaranya, Mawar meronta dan berhasil lolos dari sekapan tersangka. Mawar berlari ketakutan menuju rumahnya dan segera melaporkan kejadian yang dialaminya bersama Melati (8) kepada ibundanya yang tengah hamil tua.

Dengan wajah pucat dan menangis, Mawar menceritakan Melati diciumi buruh panglong di gudang di dekat rumah korban. Mendengar ceritera anaknya itu, ibu Mawar segera berteriak keluar rumah sambil berlari menuju gudang yang disebut sehingga mengundang perhatian warga. Melihat hal itu, warga di sekitar itupun berhamburan ke luar rumah berlari mendekati ibu korban dan menanyakan peristiwa apa yang sedang terjadi sehingga ibu yang tengah hamil tua itu berlari sambil berteriak.

Mendengar penjelasan dari ibu korban, warga langsung mengejar pelaku yang sudah sempat berusaha meloloskan diri dari kepungan. Sial bagi pelaku percobaan perkosaan itu, tak sempat jauh lari, dia keburu ketangkap warga, sehingga amarah warga tak terhindarkan lagi dan menghajarnya hingga babak belur. Usai massa menghakiminya, tersangka selanjutnya diserahkan ke Polres Karo untuk diproses lebih lanjut.

Ketika hal itu dikonfirmasi ke Kapolres Karo melalui Kasat Reskrim AKP Lukmin Siregar, Minggu (31/10) petang membenarkan adanya peristiwa itu. “Kasus tersebut masih ditangani aparat kepolisian,” ujarnya. Untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya, tersangka masih menjalani pemeriksaan di Mapolres Karo. (sib)

Filed Under: Kriminal Tagged With: kekerasan, Kriminal

Primary Sidebar

Darami Artikel

Simbaruna

  • Update Kamus Karo Online
  • Aplikasi Android Kamus Karo bas Play Store
  • Salah Penggunaan Istilah Untuk Orang Karo
  • Persiapen Perjabun Kalak Karo
  • Aplikasi Lirik Lagu Karo Bas Android

Komentar

  • Leo Perangin angin on Kebun Tarigan dan Gendang Lima Puluh Kurang Dua
  • karo on Website Kamus Karo Online
  • Myna on Gelar Uru-urun Merga ras Beru Kalak Karo
  • Myna on Gelar Uru-urun Merga ras Beru Kalak Karo
  • Apinta perangin angin on Budaya Karo dalam Ekspresi Seni Lukis Modern Rasinta Tarigan

Categories

RSS Lagu Karo

  • Sayang
  • Nokoh
  • Tedeh Ateku Kena
  • Urusenndu Ras Dibata
  • Gadis Manis

RSS Dev.Karo

  • Radio Karo Online v2.9
  • Kamus Karo v.1.2
  • Update Radio Karo Online 2.4
  • Bene bas Google nari
  • Aplikasi Lirik Lagu Karo Bas Android
  • Relaunching Situs Sastra Karo
  • Traffic Mulihi Stabil
  • Upgrade Server Radio Karo

Copyright © 2023 · Genesis Sample on Genesis Framework · WordPress · Log in

  • Home