• Skip to primary navigation
  • Skip to main content
  • Skip to primary sidebar

Portal Berita Karo

media komunikasi Taneh Karo, sejarah budaya Karo.

  • Home
You are here: Home / Archives for Berita Baru

Berita Baru

Penempatan Pejabat di Pemkab Karo Berdasarkan Kompetensi

7 June 2012 by karo Leave a Comment

Menanggapi sinyalemen yang berkembang tentang sejumlah uang untuk pengangkatan pejabat struktural di lingkungan Pemkab Karo dibantah keras oleh sejumlah pejabat yang kini menjabat. Tuduhan yang disampaikan merupakan upaya untuk merongrong wibawa bupati.
Hal tersebut disampaikan oleh beberapa Kepala Dinas yang ditemui wartawan, Jumat (1/5) di ruang kerja beberapa Kepala Dinas. Seperti yang disampaikan oleh dr Jansen Perangin-angin Kadis Kesehatan Kab Karo.

Dirinya mengaku bahwa tidak ada diminta oleh pihak manapun ketika diangkat sebagai Kadis Kesehatan.

Pernyataan yang sama juga disampaikan oleh sejumlah pejabat yang telah dilantik dalam struktural Pemkab Karo, Seperti Ir Agustoni Tarigan Kadis Pertanian, Chandra Tarigan ST Kadis PUD , Robert Perangin angin SPdm MSi, dan lain-lain umumnya berasal dan dipromosi dari intern dinasnya.

Selain itu beberapa Camat yang ada di Karo yang baru dilantik beberapa waktu lalu menyatakan tidak ada menyetor sejumlah uang kepada oknum tertentu apalagi kepada Bupati.

Kepala Dinas Kominfo & PDE Karo Robert Perangin-angin kepada wartawan Jumat (1/6) di ruang kerjanya menegaskan bahwa Bupati Karo sesuai komitmennya dahulu bahwa keinginannya untuk mengabdi membangun Kabupaten Karo. Niat tulus untuk masyarakat Karo bahwa untuk urusan materi tidak akan meminta sepeserpun dari PNS untuk sebuah jabatan, dengan tujuan agar PNS yang diangkat dapat loyal dan kerja keras.

“Pengangkatan dalam jabatan diangkat berdasarkan kompetensi dan kemampuan serta telah melalui Badan Pertimbangan Jabatan. Jadi rumor yang beredar adalah tidak benar,” tegas Robert yang didampingi Kabag Humas Pemkab Karo Drs Jhonson Tarigan. (ps/analisa)

Filed Under: Berita Baru Tagged With: pemda karo

Ornamen Rumah Adat Karo

13 April 2012 by karo Leave a Comment

Rumah Adat Karo

Pada masyarakat Karo terdapat suatu rumah yang dihuni oleh beberapa keluarga, yang penempatan jabu-nya didalam rumah tersebut diatur menurut ketentuan adat dan didalam rumah itu pun berlaku ketentuan adat, itulah yang disebut dengan rumah adat Karo. Rumah adat Karo ini berbeda dengan rumah adat suku lainnya dan kekhasan itulah yang mencirikan rumah adat Karo. Bentuknya sangat megah diberi tanduk. Proses pendirian sampai kehidupan dalam rumah adat itu diatur oleh adat Karo, dan karena itulah disebut rumah adat.

rumah adat karo

Si waluh jabu
Berdasarkan bentuk atap, rumah adat karo dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu :
a. Rumah sianjung-anjung
Rumah sianjung-anjung adalah rumah bermuka empat atau lebih, yang dapat juga terdiri atas sat atau dua tersek dan diberi bertanduk.
b. Rumah Mecu.
Rumah mecu adalah rumah yang bentuknya sederhana, bermuka dua mempunyai sepasang tanduk.
Sementara menurut binangun, rumah adat Karo pun dapat dibagi atas dua yaitu:
a. Rumah Sangka Manuk.
b. Rumah sangka manuk yaitu rumah yang binangunnya dibuat dari balok tindih-menindih.
c. Rumah Sendi.
Rumah sendi adalah rumah yang tiang rumahnya dibuat berdiri dan satu sama lain dihubungkan dengan balok-balok sehingga bangunan menjadi sendi dan kokoh. Dalam nyanyian rumah ini sering juga disebut Rumah Sendi Gading Kurungen Manik.
Rumah adat Karo didirikan berdasarkan arah kenjahe (hilir) dan kenjulu (hulu) sesuai aliran air pada suatu kampung.

depan rumah adat karo
(sumber photo [email protected])

Jabu dalam Rumah Adat

Rumah adat biasanya dihuni oleh empat atau delapan keluarga. Penempatan keluarga-keluarga itu dalam bagian rumah adat (jabu) dilakukan berdasarkan ketentuan adat Karo. Rumah adat secara garis besar dapat dibagi atas jabu jahe (hilir) dan jabu julu (hulu). Jabu jahe terbagi atas jabu bena kayu dan jabu lepar benana kayu. Demikian juga jabu kenjulu dibagi atas dua, yaitu jabu ujung kayu dan jabu rumah sendipar ujung kayu. Inilah yang sesungguhnya disebut sebagai jabu adat. Rumah-rumah adat empat ruang ini dahulunya terdapat di Kuta Buluh, Buah Raja, Lau Buluh, Limang, Perbesi, Peceren, Lingga, dan lain-lain.

Ada kalanya suatu rumah adat terdiri dari delapan ruang dan dihuni oleh delapan keluarga. Malahan kampung Munte ada rumah adat yang dihuni oleh enam belas keluarga. Dalam hal rumah adat dihuni oleh delapan keluarga, sementara dapuar dalam rumah adat hanya ada empat, masing-masing jabu dibagi dua, sehingga terjadilah jabu-jabu sedapuren bena kayu, sedapuren ujung kayu, sedapuren lepar bena kayu, dan jabu sedapuren lepar ujung kayu.

Adapun susunan jabu dan yang menempatinya adalah sebagai berikut:
1. Jabu Benana Kayu.
Terletak di jabu jahe. Kalau kita kerumah dari ture jahe, letaknya sebelah kiri. Jabu ini dihuni oleh para keturunen simantek kuta (golongan pendiri kampung) atau sembuyak-nya.
Fungsinya adalah sebagai pemimpin rumah adat.
2. Jabu ujung Kayu (anak beru).
jabu ini arahnya di arah kenjulu rumah adat. Kalau kita masuk kerumah adat dari pintu kenjulu, letaknya disebelah kiri atau diagonal dengan letak jabu benana kayu. Jabu ini ditempati oleh anak beru kuta atau anak beru dari jabu benana Kayu.
Fungsinya adalah sebagai juru bicara jabu bena kayu.
3. Jabu Lepar Benana Kayu
Jabu ini di arah kenjahe (hilir). Kalau kita kerumah dari pintu kenjahe letaknya disebelah kanan, Penghuni jabu ini adalah sembuyak dari jabu benana kayu.
Fungsinya untuk mendengarkan berita-berita yang terjadi diluar rumah dan menyampaikan hal itu kepada jabu benana kayu. Oleh karena itu, jabu ini disebut jabu sungkun berita (sumber informasi).
4. Jabu lepar ujung kayu (mangan-minem)
Letaknya dibagian kenjulu (hulu) rumah adat. Kalau kita masuk dari pintu kenjulu ke rumah adat, letaknya di sebelah kanan. Jabu ini ditempati oleh kalimbubu jabu benana kayu. Oleh karena itu, jabu ini disebut jabu si mangan-minem.
Keempat jabu inilah yang disebut dengan jabu adat, karena penempatannya harus sesuai dengan adat, demikian juga yang menempatinya ditentukan menurut adat. Akan tetapi, adakalanya juga rumah adat itu terdiri dari delpan atau enam belas jabu.
5. Jabu sedapuren benana kayu (peninggel-ninggel).
Jabu ini ditempati oleh anak beru menteri dari rumah si mantek kuta (jabu benana kayu), dan sering pula disebut jabu peninggel-ninggel. Dia ini adalah anak beru dari ujung kayu.
6. jabu sidapuren ujung kayu (rintenteng).
Ditempati oleh sembuyak dari ujung kayu, yang sering juga disebut jabu arinteneng. Tugasnya adalah untuk engkapuri belo, menyerahkan belo kinapur (persentabin) kepada tamu jabu benana kayu tersebut. Oleh karena itu, jabu ini disebut juga jabu arinteneng.
7. Jabu sedapuren lepar ujung kayu (bicara guru).
Dihuni oleh guru (dukun) atau tabib yang mengetahui berbagai pengobatan. Tugasnya mengobati anggota rumah yang sakit.
8. Jabu sedapuren lepar benana kayu
Dihuni oleh puang kalimbubu dari jabu benana kayu disebut juga jabu pendungi ranan. Karena biasanya dalam runggun adat Karo persetujuan terakhir diberikan oleh puang kalimbubu.
Sumber: Darwin Prinst (Adat Karo)

Filed Under: Berita Baru

Teks dan Chord Lagu Piso Surit

9 April 2012 by karo 2 Comments

Chord ras Teks Lagu Piso Surit
Tapi bas enda lit salahna, lagu enda lagu Aceh nina :) hehehe

sumber : Kumpulan Lagu daerah Nusantara, Tifla Khaira

Filed Under: Berita Baru Tagged With: depan, lagu karo

Karo Butuh Tambahan Lima Unit Damkar Baru

21 March 2012 by karo Leave a Comment

Sering kali kita merasa sepele atau menganggap biasa terhadap mobil pemadam kebakaran, disaat tidak ada kebakaran. Namun keadaan seketika berubah, ketika ada kebakaran. Kepanikan, cemas dan takut menyelimuti perasaan setiap mata yang memandang tat kala “sijago merah” melalap bangunan rumah penduduk dengan cepat tanpa kenal kompromi. Maka saat itu pikiran hanya satu, mobil pemadam kebakaran (Damkar) harus segera tiba di lokasi, tanpa memikirkan bagaimana kondisi dan kelayakan mobil pemadam kebakaran.

Demikian halnya, Kabupaten Karo, dari luas wilayah 2.127,25 Km2 atau 212.725 Ha, empat unit mobil pemadam kebakaran, satu diantaranya tidak dapat difungsikan, membuat kinerja Barisan Pencegah dan Pemadam Kebakaran (BP2K), tidak dapat maksimal dalam menaungi, wilayah dataran tinggi Karo.

Kondisi miris tersebut, menurut sejumlah pihak harus segera diatasi mengingat, beberapa tahun belakangan, frekwensi kebakaran melanda wilayah yang dikenal dengan wisata dan komoditi holtikulturanya itu, mengalami peningkatan dan menimbulkan kerugian materi cukup besar.

Kaban Kesbang, Pol dan Linmas Pemkab Karo, Drs Suang Karo-Karo, menjawab andalas, Senin (19/3) mengakui kekurangan armada tersebut. Namun demikian, pihaknya tetap berupaya maksimal. “Soal kekurangan armada bukan jadi alasan, yang jelas kita tetap berupaya semaksimal mungkin sesuai kondisi yang apa adanya,” ujarnya.

Dikatakan, dalam kurun waktu tiga tahun terakhir, kerugian materi ditaksir mencapai miliaran rupiah. Pada tahun 2009, rata-rata kebakaran terjadi 2 kali dalam setiap bulan.

“Tahun 2010 dari data yang ada, terjadi peningkatan, yaitu 3 kali kebakaran per bulannya. Sementara di tahun 2011, juga terjadi 3 kali kebakaran dalam satu bulan. Kerugian materi yang ditaksir, dalam setiap peristiwa rata-rata antara Rp 500 hingga Rp 600 juta. Sedangkan tahun ini, hingga bulan Maret, telah terjadi 5 kejadian,” ungkap Suang.

Sesuai keterangan Kaban Kesbang, Pol dan Linmas pihaknya sejak tahun 2007 lalu, telah mengusulkan kebutuhan tambahan Damkar serta peralatannya. Namun hingga saat ini belum terealisasi. Namun sesuai keterangan, Suang, Tahun 2012 ini, Pemkab Karo kembali mengajukan permohonan bantuan selang dan pompa air.

“Tahun 2007 usulan telah kita ajukan ke Pemerintah Pusat, melalui Menko Kesra dan Mendagri, karena ketika itu belum ada Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Semoga tahun ini kita memperoleh bantuan selang dan pompa. Karena selang yang dipakai saat ini merupakan bantuan tahun 2008 lalu, dan kondisinya sudah memprihatinkan,” kata Suang.(RTA/Andalas)

Filed Under: Berita Baru Tagged With: berita karo, pemadam kebakaran

Tanah Karo Minim Mobil Pemadam Kebakaran

19 March 2012 by karo Leave a Comment

Minimnya jumlah mobil pemadam kebakaran (Damkar) dianggap menjadi penyebab tak maksimaknya kinerja Barisan Pencegah dan Pemadam Kebakaran (BP2K) Pemkab Karo. Pasalnya, dengan luas wilayah 2.127,25 Km persegi atau 212.725 hektar, dilayani oleh empat unit mobil damkar. Itupun satu unit di antaranya dalam kondisi rusak.

Dengan kondisi ini, sejumlah pihak mendesak agar Pemkab Karo segera menambah armada damkar, mengingat belakangan ini frekwensi peristiwa kebakaran semakin meningkat dan menimbulkan kerugian materi yang cukup besar.

Kaban Kesbangpol dan Linmas Pemkab Karo Drs Suang Karokaro ketika dihubungi Sumut Pos Minggu (18/3), menjelaskan, dalam kurun waktu tiga tahun terakhir, kerugian materi ditaksir mencapai miliaran rupiah. Pada 2009, rata-rata kebakaran terjadi dua kali setiap bulan.

“Dari data yang ada, pada 2010, terjadi peningkatan, yaitu tiga kali kebakaran per bulan. Sementara di 2011, juga terjadi tiga kali kebakaran dalam satu bulan. Kerugian materi yang ditaksir, dalam setiap peristiwa rata-rata antara Rp500 juta hingga Rp600 juta. Sedangkan tahun ini, hingga Maret, telah terjadi lima kejadian,” papar Suang.

Sesuai keterangan Suang Karokaro, sejak 2007 lalu, pihaknya telah mengusulkan penambahan mobil Damkar serta peralatannya. Namun hingga saat ini belum terealisasi. Meski begitu, di 2012 ini, Pemkab Karo kembali mengajukan permohonan bantuan selang dan pompa air.

“Semoga tahun ini kita memperoleh bantuan selang dan pompa. Karena selang yang dipakai saat ini merupakan bantuan pada 2008 lalu, dan kondisinya sudah memprihatinkan,” kata Suang.

Lebih lanjut ia mengatakan, pada 2013 mendatang, Pemkab Karo rencananya akan mengusulkan kembali permintaan lima unit Damkar baru dan satu mobil tangga. Mengingat kondisi wilayah Kabupaten Karo yang luas, jika terealisai maka masing-masing satu unit Damkar, akan diposisikan di Kecamatan Berastagi, Lau Baleng, Tiga Binanga, Tiga Nderket, dan di Pos Kabanjahe.

“Kita harapkan Pemerintah Pusat membantu. Karena hanya dengan tiga unit Damkar yang diopersikan, maka sudah dapat dipastikan tidak akan maksimal menjangkau seluruh wilayah Kabupaten Karo. Karenanya di APBD 2013 nanti, kita usulkan dana sharing pembelian Damkar dan kelengkapannya. Kita tidak ingin ada korban jiwa akibat kebakaran ini,” beber Suang.

Dari data sementara yang ada di Unit Pelayanan Teknis (UPT) Barisan Pencegah dan Pemadam Kebakaran (BP2K) Kabupaten Karo, dari Januari 2009 hingga Maret 2012 tercatat tiga korban meninggal akibat kebakaran. Ketiga korban tewas itu terjadi pada 2011 lalu.(wan/sumutpos)

Filed Under: Berita Baru Tagged With: berita karo terbaru, tanah karo

Gus Irawan Temu Ramah dengan Masyarakat Karo

19 March 2012 by karo Leave a Comment

Dirut PT Bank Sumut H Gus Irawan Pasaribu, menggelar temu ramah dan berdialog dengan lebih 300 kaum ibu Kelompok Keuangan Mikro penerima Kredit Pemberdayaan Usaha Mikro Sumut Sejahtera 1 (KKM KPUM-SS1) di Jambur Tuah Lopati Kabanjahe, Kamis (15/3).

Gus Irawan menegaskan, Program KPUM-SS1 sepenuhnya untuk mengangkat harkat dan martabat kaum perempuan di sektor pemberdayaan ekonomi. “PT Bank Sumut dijamin tidak berorientasi bisnis dalam mengelola program in,”katanya.

Dia mengemukakan, kehadirannya di Tanah Karo untuk temu ramah dengan akan berakhirnya masa jabatan sebagai Dirut PT Bank Sumut, yang sudah dijabatnya 12 tahun atau tiga periode.

Terdapat beberapa program perlu diketahui dan berkomitmen terus mengawalnya yaitu, Kredit Sumut Sejahtera (KSS) I. Kelompok kerja mikro (KKM) ternyata manfaatnya sangat besar membantu perekonomian rakyat. Terutama rakyat kecil untuk mengembangkan usaha.

Dari KKM diharapkan pengusaha kecil diberdayakan, hingga menjadi pengusaha menengah atau besar. Namun, tujuan utama menurut Gus Irawan yang merupakan direktur bank termuda di Indonesia, program itu guna menstabilkan perekonomian rakyat. “Kini sudah terdata 300 ribu lebih orang pengusaha kecil terbantu dan tidak terombang-ambing dengan kondisi perekonomian yang masih labil,” ujarnya.

Pada kesempatan itu, Perdemun Purba perwakilan tokoh masyarakat Karo mengharapkan Gus Irawan Pasaribu untuk mencalonkan diri sebagai Gubsu periode 2013-2018.

Dikatakan Perdemun, figur Gus Irawan adalah sosok pekerja aktif, teladan dan memperhatikan ekonomi rakyat kecil.

“Kondisi perekonomian yang labil saat ini, diperlukan pemimpin yang mau bekerja keras untuk meningkatkan perekonomian rakyat dan tidak ada figur tepat, selain Gus Irawan,”ujar tokoh masyarakat asal Berastagi itu.

“Kalau rakyat menghendaki dan Allah mengizinkan, saya siap maju menjadi Gubernur Sumatera Utara,”sahut Gus Irawan sembari disambut meriah dari kaum ibu. Pada kesempatan itu, Bank Sumut juga membagi-bagikan hadiah melalui melalui lucky draw. (NT/Andalas)

Filed Under: Berita Baru Tagged With: kao

  • « Go to Previous Page
  • Page 1
  • Interim pages omitted …
  • Page 4
  • Page 5
  • Page 6
  • Page 7
  • Page 8
  • Interim pages omitted …
  • Page 30
  • Go to Next Page »

Primary Sidebar

Darami Artikel

Simbaruna

  • Update Kamus Karo Online
  • Aplikasi Android Kamus Karo bas Play Store
  • Salah Penggunaan Istilah Untuk Orang Karo
  • Persiapen Perjabun Kalak Karo
  • Aplikasi Lirik Lagu Karo Bas Android

Komentar

  • Leo Perangin angin on Kebun Tarigan dan Gendang Lima Puluh Kurang Dua
  • karo on Website Kamus Karo Online
  • Myna on Gelar Uru-urun Merga ras Beru Kalak Karo
  • Myna on Gelar Uru-urun Merga ras Beru Kalak Karo
  • Apinta perangin angin on Budaya Karo dalam Ekspresi Seni Lukis Modern Rasinta Tarigan

Categories

RSS Lagu Karo

  • La Kudiate
  • Percian
  • Rudang Rudang Sienggo Melus
  • Sayang
  • Nokoh

RSS Dev.Karo

  • Radio Karo Online v2.9
  • Kamus Karo v.1.2
  • Update Radio Karo Online 2.4
  • Bene bas Google nari
  • Aplikasi Lirik Lagu Karo Bas Android
  • Relaunching Situs Sastra Karo
  • Traffic Mulihi Stabil
  • Upgrade Server Radio Karo

Copyright © 2025 · Genesis Sample on Genesis Framework · WordPress · Log in

  • Home